Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....
Happy Reading~
..
.
Halo..."....."
Ah...benarkah?! Kirimkan lokasinya Kami akan segera kesana
"....."
Serlo tampak terlihat senang dengan cepat menutup telfon itu secara sepihak, mereka yang melihat raut wajah daddy nya yang tampak senang setelah menerima telfon itu mengangkat sebelah alis nya bingung "ada apa dad?" Tanya deon.
Serlo tak menjawab namun malah memperlihatkan layar ponsel nya yang menunjukkan sebuah tanda lokasi, mereka yang melihat itu langsung paham "Galen dan yang lainnya sudah menemukan di mana keberadaan Alan, eren siapkan mobil serta seluruh pasukan, kita segera pergi ke sana cepat!" Tegas serlo memberi perintah, mereka pun segera bergegas menuju lokasi yang di kirim galen.
Di sisi lain, "urgh~ badanku sakit sekali" lenguh Alan lirih membuka matanya secara perlahan menyesuaikan indra penglihatan nya karna kondisi saat ini sangat gelap tak ada sama sekali pencahayaan, namun itu sama sekali tak menyulitkan Alan dalam melihat karna penglihatan nya sangat jelas.
'Kak Alan? Kaka baik-baik saja?' Ujar vino muncul melalui pikiran alan, "eumm, aku baik baik saja, tapi...yang kupikirkan sekarang bagaimana caranya melepaskan ikatan ini dari tangan ku dan keluar dari sini segera" jawab alan sembari memantau keadaan yang lumayan gelap di sekitar nya.
'Hmm mungkin kak alan harus merenggangkan ikatan tali kaka secara perlahan mungkin saja itu dapat membantu' usul vino yang membuat alan terpikir akan ide itu, kenapa tidak di coba saja bukan?
"Baiklah akan ku coba heghh..." Alan perlahan mulai merenggangkan ikatan itu secara perlahan walaupun agak sedikit susah karna terlalu kencang, namun semakin lama ikatan di tangan nya mulai mengendur, dan beberapa menit kemudian perlahan tangannya mulai terlepas.
"Berhasil!" Ujar antusias Alan berhasil melepaskan ikatan tangan nya, Tidak buruk walau sedikit memar "sekarang waktunya pergi" ucap Alan setelah melepaskan tali yang mengikat kakinya, Alan segera berdiri dan mulai berjalan mengendap-endap memantau kondisi di luar melalui pintu gubuk yang sedikit berlubang.
'Hati-hati kak tetap waspada' peringat vino melalui pikiran Alan, Alan mengangguk pelan sembari terus memantau keadaan kembali, 'begitu banyak penjagaan akan sangat sulit untuk keluar dari hutan ini, ayolah setidaknya otak mu bisa di gunakan vino' batin Alan memikirkan bagaimana caranya lepas dari penjagaan di depan pintu itu.
Sedang memikirkan sebuah cara tiba-tiba Alan tak sengaja tersandung oleh sesuatu yang sangat keras membentur kakinya, 'sttt apa itu?!' Ringis Alan dalam batinnya, Alan reflek menunduk kebawah, ternyata itu hanya sebuah batu, lebih tepat nya yang di lemparkan cello sebelum nya, mungkin sedikit terlempar ke arah pintu.
Tiba-tiba Alan terpikirkan sesuatu dan dengan cepat tangannya mengambil batu tersebut, 'apa bisa memakai cara yang sama?' Pikir Alan menatap batu yang ada di genggaman nya Itu sesaat,
'Akan ku coba' ujar Alan dalam batinnya, kemudian membuka pintu lalu sekuat tenaga melemparkan nya ke arah semak-semak yang cukup jauh.Dukk!
"Suara apa itu?" Ucap salah satu penjaga mendengar suara ribut dari dalam semak-semak yang cukup jauh, mereka saling bertatap sesaat lalu beralih memeriksa suara dalam semak itu, tak lupa sebuah senjata berupa pistol api yang mereka siapkan di tangan nya, untuk berjaga-jaga saja jika ada yang menyerang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]
RomansSeorang pemuda SMA Bernama Alan Wirat Majaya yang harus memperjuangkan cintanya demi seorang teman laki lakinya lintang bagas kara yang tidak mau menerima cinta alan, sampai akhirnya alan berniat untuk mengakhiri hidupnya karna sudah menyerah pada c...