Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....
Happy Reading~
..
.
"Hah..hah..Alan kau baik-baik sajahh?-"Ujar jefan terengah-engah, dengan nafas yang tak beraturan, "ya" jawab Alan singkat lalu kembali menatap ke arah laut, "Alan, tentang itu-" ucapan jefan terhenti di kala Alan berucap, "tak apa, aku sudah mengiklankan kepergian mereka"
"Tapi kau-" "aku tak ingin membahas nya lagi sekarang, bisakah kau mengantarku kembali ke rumah sakit, kepalaku terasa pusing" ujar Alan tanpa menatap jefan, jefan diam sejenak lalu menggangguki permintaan alan.
'Aku tak yakin akan bertahan kedepannya' ujar Alan dalam batinnya, kemudian jalan menjauh dari pinggir laut, di susul oleh jefan dari belakang, tak lupa mengabari lian bahwa dia akan mengantar Alan kembali ke rumah sakit.
🌸
Seminggu sudah berlalu sejak kejadian dimana Alan mengetahui tantang orang tua kandung nya yang sudah pergi meninggalkan nya, dalam seminggu itu pula Alan perlahan sudah mulai belajar mengikhlaskan kepergian mereka, walaupun sangat terasa sulit karna alan harus menahan sesak di batin nya setiap saat.
Mungkin sudah dua minggu lebih juga Alan berada di rumah sakit itu, dan tepat nya di hari selasa Alan baru di ijinkan pulang, oleh dokter yang merawat nya, karna kondisi Alan sudah pulih dengan total, termasuk luka cambuk di sekujur tubuh nya perlah sudah mulai sembuh dan mengering.
Namun masih terlihat meninggalkan bekas luka cambuk, yang Alan yakini itu tak akan pernah bisa hilang dengan mudah, Alan sekarang sedang berada di dalam mobil deon, Menunggu nya yang tak kunjung datang.
Sejak kejadian di hari itu, dimana orang tuanya yang meninggal, Alan hanya tampak diam tak mau bicara tampa menunjukkan ekspresi apa pun, bahkan sejak deon yang kembali menjenguk Alan di rumah sakit, Alan tampak tak menunjukkan berbagai ekspresi seperti biasanya, bahkan jika tidak di ajak bicara pun oleh deon, Alan tak akan pernah mau bicara sama sekali.
Sampai hari ini, dimana deon yang menjenguk dan mengajak nya untuk pulang pun, hanya menjawab dengan anggukan belaka, tanpa berniat untuk bicara mengeluarkan sedikit saja suara dari dalam mulut nya.
Kembali ke sisi Alan yang terlihat duduk berada di samping kursi pengemudi, ia hanya terlihat diam dengan tatapan yang terus tertuju ke arah depan kaca mobil, tatapan di matanya seolah kosong tanpa ada kehidupan, seolah semua isi pikiran di kepalanya menghilang begitu saja.
Tep
Tep
Tep
Terdengar suara langkah kaki dari Arah belakang mobil, itu adalah suara langkah kaki dari deon yang baru saja kembali dari rumah sakit, terlihat dari tangan sebelah kiri nya yang memegang sebuah kantong pelastik berwarna putih susu yang berisi sebuah obat dan termasuk vitamin di dalam nya, ia tadi harus menebus resep obat yang di berikan oleh dokter yang merawat Alan.
Jaga-jaga saja jika kondisi atau tubuh Alan kembali terluka lagi, ia akan segera mendapat pertolongan pertama terlebih dahulu sebelum ke rumah sakit, deon segera membuka pintu mobil dan masuk ke dalam nya, tak lupa menutup nya kembali.
Meletakkan bungkusa obat itu, kemudian deon melihat Alan sekilas lalu menghela nafas nya berat, deon bingung sejak ia kembali menjenguk Alan di rumah sakit, sejak saat itu ia kembali menjadi pendiam sejak kembali dari rumah sakit dulu, namun bedanya Alan kembali menjadi lebih diam dari yang sebelum nya.
"Alan, sebenarnya apa yang terjadi padamu?" tanya deon sambil menatap Alan cemas, namun tak ada jawaban dari Alan, ia hanya diam fokus menatap ke arah depan kaca mobil, tanpa berniat menjawab pertanyaan deon, bahkan sekali pun tak menoleh ke arah lawan bicara nya.
Sementara deon yang kembali menghela nafas berat tak mendapatkan jawaban dari Alan, ia pun mulai menyalakan dan melajukan mobil meninggal parkiran rumah sakit, menuju ke arah mansion bramantya.
🌸
Tiga pulus menit sudah berlalu, kini mobil deon sudah sampai di pintu gerbang mansion bramantya yang berwarna hitam luas, besar, tinggi menjulang ke atas.
Alan pun segera membuka pintu mobil dan keluar dari sana, tak lupa juga mengambil pelastik berisi obat nya dan tas berwarna hitam berisi sebagian pakaian ganti nya yang sudah kotor, namun tidak dengan deon yang masih berada di dalam mobil.
Tampak nya ia sedang menjawab panggilan dari seseorang, sedetik kemudian deon menutup sambungan telfon nya dan menyimpan nya, kemudian membuka kaca pintu mobil sebelah kirinya, "al, maafkan abang ya karna tak bisa mengantar mu dan menjaga mu di rumah, karna sekertaris abang baru saja menelfon, katanya ada urusan mendadak di kantor, jadi abang harus segera pergi, nanti sebelum acara makan malam abang akan segera kembali" jelas deon yang hanya di angguki oleh alan.
"Nanti kalau terjadi sesuatu segera hubungi abang okey?" "Mm" jawab Alan dengan deheman, Deon pun segera melajukan mobil nya meninggalkan pekarangan mansion.
Di sisi lain, kini Alan berjalan memasuki mansion, tampak sedikit sepi, hanya ada para bodyguard dan pekerja tukang kebun saja yang melakukan pekerjaan nya di luar mansion.
Alan tidak menghiraukan dan terus berjalan melewati para pekerja dan membuka pintu utama mansion itu dan menutup nya kembali, terlihat di dalam, pandangan Alan seketika menatap sekeliling ruangan mansion itu, tampak sunyi sepi, seperti tak ada penghuni saja di mansion sebesar ini.
Kemana mereka pergi?
Di mana canda tawa dari keluarga cemara palsu itu lagi yang perna Alan dengar waktu keluar dari rumah sakit waktu itu?
Heh! Apa peduli nya coba? toh, sedari ia pertama kali menginjakkan kaki di mansion ini, ia tak pernah menganggap mereka keluarga, begitupun sebaliknya bukan?
Jadi apa urusan nya sekarang? Sudah jelas tak ada lagi!
Alan pun dengan menggandeng tas, obat dan baju kotor nya yang ada di dalam tas itu, berjalan dengan santai nya menuju tangga dan segera menaiki tangga dimana tempat kamar nya berada, dengan menampilkan wajah datar andalan nya.
Di saat itu juga, terlihat cello yang sedang menuruni tangga dengan membawa segelas jus rasa alpukat turun, menuruni tangga.
Dukk!
Prankk!!
Akhh!!
..
.
.
.
.
TBA.
Silakan di vote dan komen nya.
Kita lihat apa yang akan terjadi selanjut rabu depan tapi😅
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]
Roman d'amourSeorang pemuda SMA Bernama Alan Wirat Majaya yang harus memperjuangkan cintanya demi seorang teman laki lakinya lintang bagas kara yang tidak mau menerima cinta alan, sampai akhirnya alan berniat untuk mengakhiri hidupnya karna sudah menyerah pada c...