BAB:43 velen jadi gercep

96 12 3
                                    

Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
"Al harus tidur, kan ada abang dan abang veden disini, tidur ya" ucap velen lembut mengecup kening alan tak lupa veden yang kini ikut berbaring di samping kiri alan sembari mengusap kepala alan, agar membantu nya untuk tidur, di ikuti velen yang juga tidur di samping kanan alan.

🌸

Di malam harinya tepat setelah acara makan malam yang di mulai sekitar 1 jam yang lalu, yang kini di gantikan jam 9 malam semua anggota keluarga bramantya termasuk galen, anaknya serta alan yang sendang asik menonton acara TV kesukaan nya, apa lagi selain drakor.

Mereka kini sendang berada di ruang tamu, atau lebih tepat nya mereka sekarang sedang bersantai menikmati waktu luang mereka, jarang-jarang kan mereka bisa sering kumpul kek gini?

Terlihat alan yang sedang asik menonton scene yang akhm! Dewas*a akhm!! Maksudnya Ya...You know lah, tiba-tiba velen yang tadinya sedang memainkan ponsel nya mengalihkan pandangan nya ke arah TV dan melihat adengan ciuman itu yang akan segera terjadi, seketika terkejut dan langsung sigap menutup mata alan rapat, sehingga alan tak bisa melihat apa-apa.

"Aduh apa sih bang orang tinggal Dikit lagi kok hampir nyatu tuh" keluh alan sambil berusaha melepaskan bekapan tangan velen dari matanya, "gaboleh! Anak kecil ga boleh liat nanti di tiru lagi" ketus veden tak ingin melepaskan tangan nya.

"Ck! Kecil apaan sih kan alan udah gede, udah bejembut pula, walau ga lebat kek papa galen sih, hihi" ujar alan dengan kalimat setengah nya yang di ucapkan dalam hati di susul dengan kekehan kecil nya.

Galen yang mendengar kalimat yang baru saja di ucapkan alan mengeram lalu mencubit pipi alan gemas, "sttt, ga boleh ngomong gitu ya baby ga baik nanti mulut nya jadi bau, oky?" ucap galen memperingati.

"Owch! Sakit pah, iya iya, ga lagi lagi deh, tapi sesekali boleh kan ya? hehehe" cengenges alan yang membuat galen hanya bisa memaklumi sikap anak manis nya ini yang lebih ke goblok sih, lho! bukannya benih serlo ya? Dah pindah haluan ges.

Di sisi lain saat ini cello yang mengepalkan tangan nya dan wajah yang menunjukkan raut marah sekaligus kesal, melihat alan yang tertawa girang dan terlihat sangat di manjakan galen serta kedua anak kembarnya, seharusnya dialah yang berada di posisi itu semua, karna hanya dia yang berhak mendapatkan nya, namun entah kenapa seperti nya takdir tidak mau memihak nya lagi.

'Aku benci dengan setiap kebahagiaan yang alan dapatkan, aku harus melakukan sesuatu agar posisiku lebih tinggi dari pada alan' ujar cello berpikir kemudian di susul dengan ide jahat yang muncul di pikiran nya.

"Ah, abang cello mau susu" ucap cello menguncang tangan eden yang sedari tadi hanya terus fokus menatap alan yang tengah berada di depan TV duduk di atas karpet bulu putih sambil memakan camilan yang ada di tangan nya.

Lama menunggu tak ada tanggapan dari eden, sehingga membuat kesabaran cello menipis, hingga reflek menggertak eden dengan suara tinggi.

"Bang? Abang!!!" teriakan itu sukses membuat semua pandangan orang yang ada di ruang tamu itu, termasuk eden reflek menatap cello, tak terkecuali alan yang masih menikmati acara drakor nya, tertuju pada cello, sontak cello yang tiba-tiba mendapatkan tatapan seperti itu langsung menundukkan kepalanya sembari tangan nya menarik-narik pelan ujung baju eden.

"Hmm? Iya kenapa dek, mau susu ya?" tanya eden tersadar dari lamunan nya, cello hanya mengangguk pelan tak berani mengangkat kepalanya, "yaudah tunggu bentar, bik tolong buatin susu" ucap eden memerintah maid yang kebetulan berada tak jauh dari nya.

"baik tuan" ujar maid membungkuk hormat sejenak lalu segera kedapur  membuatkan pesanan cello, 5 menit menunggu lama maid tadi datang dengan membawa nanpan berisi segelas susu rasa vanilla yang di sambut tatapan binar di mata cello.

"Ini susunya tuan kecil" ucap maid itu memberikan susu, dengan sigap cello menghampiri maid itu dan mengambil gelas berisi susu yang ada di nanpan, setelah itu maid pun pergi menyelesaikan pekerjaan lain.

Cello ingin kembali duduk namun sebelum itu ia menyenggol kaki alan dengan sengaja sehingga gelas susu itu pecah mengenai karpet bulu itu.

Akhh!

Uhghh!

Sontak semua orang yang ada di sana langsung berdiri melihat kejadian yang sangat cepat terjadi di depan matanya, dengan sigap eden, relan dan reza menghampiri cello dan memapa nya untuk berdiri, sedangkan alan kini sudah di bantu veden dan velen untuk berdiri.

"Al, alan gapapakan? Ada yang luka ga, tunjukkan ke abang" ujar veden terlihat panik sambil meraba bagian kaki alan apa ada yang luka, "ga bang alan ga papa" jawab alan pelan.

"Abang sakit" ringin cello menunjukkan telapak tangan nya yang kena pecahan kaca, "sabar ya nanti kita obatin oky?" ujar eden mengusap telapak tangan cello yang tergores, padahal luka nya tak seberapa, cello hanya mengangguk sesaat kemudian sedikit terisak, "abang al jahat, sengaja mau celakain cel biar cello jatuh, hiks" tangis cello sambil menunjuk alan dengan jari telunjuk nya.

"alan! Apa kau senjata melakukan nya?"ucap eden membentak.

Si kembar yang sedari tadi sibuk memeriksa keadaan alan, justru terhenti dan berbalik menatap mereka tajam.

ketiga abang cello mengeraskan rahang nya marah melihat tatapan tajam yang di layangan veden dan velen, " apa maksudmu eden? Bagaimana kau bisa menyimpulkan hal seperti itu padahal belum tentu alan sengaja melakukan nya? Apa kau sudah tak waras hah!" balas veden dengan suara yang lebih keras.

"Ck! Memang kau tau apa? Kami yang lebih paham tentang Sifat alan daripada kalian" elak eden.

"Heh apa kau yakin eden? Bukankah kalian yang selalu mengabaikan alan, bahkan kalian saja tak tau apa yang di inginkan alan atau tidak" ujar galen yang mulai angkat bicara setelah lama terdiam, ucapan galen berhasil membuat mereka terdiam tak bisa berbicara.

"Bukan alan pelakunya melainkan-"
.

.

.

.

.

.
TBC.
Silakan tinggalkan vote dan komen nya, mohon di maklumin kalo ada typo, atau cerita nya ga nyambung, ya namanya juga manusia gada yang sempurna👍

LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang