Part 24 Marah

22 6 0
                                    

⚠️ Plagiat dilarang mendekat 👿

Happy reading 🌺

Bruk!
Terdengar suara dari dalam dapur membuat Abimanyu terbangun. Perlahan ia melirik ke arah jam, pukul tiga pagi.

"Mi-" ucapan Abimanyu terhenti saat ia melihat ke samping.

'Apa Ami yang ada di dapur?' batinnya.

Ia langsung berjalan ke dapur. Sesampainya di sana, Abimanyu melihat istrinya yang tengah memasak.

"Mau puasa?" tanya Abimanyu yang membuat Ami langsung menoleh.

Ami tersenyum. "Hehehe iya, kemarin hutang puasa Ami belum lunas," sahutnya.

Abimanyu ikut duduk di meja makan. Menunggu istrinya menyiapkan masakannya.

"Besok kakak mau ke kantor? Atau ke Pondok?" tanya Ami sembari duduk berhadapan dengan suaminya.

Abimanyu ikut mengambil piring. "Loh? Kakak mau makan juga?" tanya Ami.

"Memangnya kenapa? Kan istri aku pengen puasa, kenapa aku tidak?"

"Tapi besok kan hari Rabu, bukan Kamis ataupun Senin." Ami langsung berdiri, pasalnya ia hanya mengambil satu piring, dan piring itu juga di pakai oleh suaminya.

"Mau kemana?" tanya Abimanyu.

"Mau ambil piring."

Abimanyu membawa piringnya ke samping istrinya. "Udah, sini duduk disamping ku."

"Tapi--"

"Sini duduk, biar Abi suapin," potong Abimanyu.

Sejujurnya Ami sedikit malu untuk di suapi, tapi yah untuk menyenangkan hati suaminya ia terpaksa menghempas jauh rasa malunya itu.

"Bi, bukannya besok kakak sibuk yah? Kok mau nemenin Ami puasa?"

"Memangnya kenapa? Kan kamu istri ku."

"Iya tapi bukannya ini terlalu berlebihan."

"Berlebihan bagaimana?" seru Abimanyu, sesekali ia menyuapi istrinya.

"Yah ber-- uhuk ... Uhuk ...."

Abimanyu langsung mengambilkan segelas air untuk istrinya. "Minum dulu," titahnya.

"Sudahi ngobrolnya, sekarang fokus makan dulu," lanjut Abimanyu.

"Hmmm."

Usai sahur bersama, kini mereka beralih ke dapur yang berantakan karena ulah istrinya.

"Kakak yang nyuci piring, Ami yang beresin dapurnya," jelas Abimanyu.

"Wakatta, (saya mengerti)" sahut Ami sembari tersenyum.

Ami langsung membereskan beberapa peralatan yang ia pakai, lalu membawanya ke suaminya.

"Kak, Ami yang bilas yah," izinnya dan langsung di iyakan oleh suaminya.

"Kak, sebelum berangkat boleh nggak antar Ami ke rumah," ucapnya sembari mengerjakan tugasnya.

"Mau ngapain?" tebak Abimanyu.

"Nggak ada, Ami cuman rindu sama Mama."

"Nginep?"

"Nggak kok, paling sore Ami pulang."

"Sore? Hmm bagaimana kalau kita buka puasanya di luar aja?" tanya Abimanyu antusias.

"Boleh, tapi jangan di kafe yah, soalnya Ami kurang suka," gumamnya.

"Maunya di mana? Warung?"

"Hu,u."

Setelah mencuci piring, mereka kembali mengerjakan tugas masing-masing. Usai mengerjakan tugas mereka, Abimanyu langsung mengantar Ami ke rumahnya.

Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang