🍀 Happy reading 🍀
"Dek, ini kakak mau berangkat," ucap Abimanyu sembari masuk kedalam kamar sikembar.
Ami yang tengah mengganti popok Ayra langsung menoleh, memberi kode kepada Abimanyu agar ia tak menampakkan dirinya di depan Ayra.
Melihat kode istrinya membuat Abimanyu bingung. "Ada apa?" tanya sembari berjalan masuk.
"Astaghfirullah," gumam Ami kesal.
Mata mungil Ayra melihat ke arah Abimanyu. "Bi, Bi," ucap Ayra seolah ia memanggil Abimanyu sembari mengangkat kedua tangannya.
"Nah, kan, jadi pengen ikut," sebal Ami.
Abimanyu mendekat, ia mengelus pelan puncak kepala balita mungil tersebut. "Abi pergi kerja dulu, mainnya entar malam aja yah," ucap Abimanyu lalu menoleh ke arah Ami.
"Jam ber--"
"Bi, Bi," potong Ayra ngotot. Spontan Ami melirik sinis ke arah Abimanyu. "Gendong dulu," pekiknya.
Abimanyu hanya mengecup pipi cabiy Ayra. "Abi kerja dulu sayang." Ami melihat ke arah kedua putranya yang terlelap dalam tidurnya.
"Pulang kantor mau langsung pulang?" tanya Ami.
"Sore nanti Kakak akan mengisi kajian di masjid Ar-rahman, makanya siang nanti bakalan pulang," jelas Abimanyu sembari ikut duduk disamping istrinya.
Ia lalu mengambil Ayra, bermain bersamanya sebentar. "Ayra jangan nakal yah, jangan nyusahin Umi," ucap Abimanyu kepada balita tersebut.
Ayra hanya tertawa memandang wajah Abinya. Ponsel Abimanyu berdering, menandakan adanya pesan masuk dari Kafka.
"Mi, ini Kafka udah nunggu didepan," ucap nya lalu mengalihkan Ayra kepadanya.
Senyum Ayra memudar, matanya memerah mengeluarkan air. Kedua tangannya di rentangkan ke arah Abimanyu.
"Astaghfirullah, kak, itu si Ayra tenangin dulu, entar Aras bangun," celetuk Ami yang kini sudah mulai panik. Pasalnya jika Aras sudan bangun, maka apapun yang Ami lakukan pasti Aras akan rewel jika ia tidak bersama dengannya, begitupun dengan Ayra yang menempel dengan Abimanyu.
Abimanyu langsung membawa Ayra keluar. Sesampainya didepan pintu, Ami mengambil Ayra. Lagi-lagi ia meneteskan air matanya.
Abimanyu mengecup sekilas pipi Ayra lalu bergantian ke dahi istrinya. "Abi berangkat dulu, Assalamualaikum," pamitnya lalu memasuki mobil.
Melihat mobil suaminya perlahan menghilang membuat Ami berjalan ke arah taman halaman rumahnya sembari berusaha menenangkan Ayra.
Momo mendekat ke arah mereka berdua. "Ayra, itu ada momo," ucap Ami sembari menunjuk kearah Momo.
Balita mungil itu terdiam saat Uminya menunjukkan hewan berbulu. "Ohayo Momo Chan," sapa Ami sembari melambaikan tangan mungil putrinya.
"Tu lihat, Momo nya samperin Ayra karena nangis," ucap Ami kepada putrinya.
Ami mengambil sayuran yang disediakan suaminya untuk hewan peliharaannya itu. Ia membimbing Momo ke kandangnya lalu memasuki rumahnya setelah Ayra tenang.
Mengurus ke tiga balita yang sudah mulai aktif membuat Ami sangat kerepotan, apa lagi saat ini Abimanyu sudah mulai aktif dalam berdakwa dan juga masuk kantor.
Butuh waktu dua jam untuk menyiapkan mereka bertiga. Usai mengurus anaknya, Ami kembali bergelut dengan kamarnya yang sudah terlihat seperti kapal pecah akibat ulahnya sendiri.
'Capek, tapi untung tadi Ami udah siap-siap,' batinnya setelah membersihkan kamarnya. Ami menghempas badannya di atas kasur lalu menoleh ke arah anaknya yang tengah duduk di keretanya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)
General Fiction"Aaaa!!! OKAASAN!!!!" teriak Ami sambil memejamkan matanya lalu menutup dirinya dengan selimut. "OKAASAN (Mama)," gumam Ami, seluruh tubuhnya bergetar, panas dingin sudah mulai ia rasakan. Ia terisak, "PAPA!!! Ni-CHAN (Kakak laki-laki)," teriak Am...