🌺 Happy Reading 🌺
⚠️ Plagiat dilarang mendekat ☠️
Usai melaksanakan shalat Isyah, Abimanyu dan Ami langsung berangkat ke pasar malam sambil bergandengan tangan, Itupun karena Abimanyu yang memaksa.
"Kak, Ami takut," cicit Ami mengeratkan genggaman tangannya.
Tangan Abimanyu beralih ke kepala istrinya. "Tenang, disini ada kakak," imbuhnya guna untuk menenangkan istrinya.
"Hmm, tapi Kakak jangan jauh jauh yah."
"Iya tenang aja."
Mereka akhirnya masuk ke area pasar malam. Meski pasar malamnya tak selengkap yang di kota tapi Abimanyu tetap bersyukur karena ia bisa mengajak istrinya jalan-jalan.
Setelah berkeliling mereka akhirnya duduk dibawah pohon yang tak jauh dari pasar malam. Beberapa cemilan yang pilih oleh Ami mereka nikmati bersama.
Abimanyu memerhatikan kresek yang berisi saus sambal beserta telur gulung didalamnya. "Dek, kamu yakin mau makan ini?" tanya Abimanyu.
Ami yang tengah menikmati gula kapas langsung menoleh. "Iya, emangnya kenapa? Kakak mau?"
"Yakin?" tanya Abimanyu memastikan.
Ami langsung menghabiskan gula kapasnya, memperbaiki duduknya menghadap ke suaminya.
"Karena menurut kakak Ami itu sangat manis, jadi Ami harus menyeimbangkan biar nggak diabetes," jawabnya lalu tersenyum manis.
'Yang diabetes itu bukan kamu mi, tapi aku,' batin Abimanyu lalu mencubit kedua pipi istrinya.
"Nggak gitu juga konsepnya," gemesnya.
"Hehehe, kan biar seimbang," jawabnya.
"Ya udah, jangan makan terlalu banyak ntar sakit perut."
Ami terbengong sambil menatap sesuatu yang ada di belakang Abimanyu dengan tatapan mata yang mengkilau.
"Kakak Ami pengen beli B4b1 boleh nggak?" celetuknya tanpa mengalihkan pandangannya.
"Astaghfirullah, h4ram Mi," tegur Abimanyu dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Ih kakak, maksud Ami itu boneka B4b1 yang itu," tunjuk Ami kepada boneka B4b1 berwarna pink yang tengah memegang empeng.
"Owh boneka, kirain b4b1 beneran."
Melihat ekspresi wajah Abimanyu membuat Ami memancing kekesalan suaminya. "Emang kalau Ami minta kakak mau beliin?" ucapnya dengan mata berbinar.
"Nggak," jawabnya dingin.
"Tapi Ami suka loh, sama hidungnya yang mancung."
"Abi juga mancung," ketusnya tidak mau mengalah.
"Kakak mau disamain sama B4b1?"
"Nggak! ..., Kakak kesana dulu," pamitnya.
Sembari menunggu Abimanyu, ia melanjutkan memakan beberapa jajanan asinan yang dibelinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)
General Fiction"Aaaa!!! OKAASAN!!!!" teriak Ami sambil memejamkan matanya lalu menutup dirinya dengan selimut. "OKAASAN (Mama)," gumam Ami, seluruh tubuhnya bergetar, panas dingin sudah mulai ia rasakan. Ia terisak, "PAPA!!! Ni-CHAN (Kakak laki-laki)," teriak Am...