⚠️Plagiat dilarang mendekat 😤
🍀 Happy reading 🙆
Didalam ruangan yang dipenuhi dengan alat medis itu, terlihat seorang wanita yang tengah terbaring lemah tak sadar. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan alat, dan disampingnya terdapat seorang Pria yang tengah membacakan ayat suci sembari menggenggam tangan istrinya.
Semakin lama ia membaca ayat suci deraian air matanya semakin menjadi-jadi. Sesak dalam hatinya membuat ia menyudahi aktifitas nya. Ia kembali menyeka air matanya, menatap lekat istrinya.
"Dek, kapan kamu akan sadar," lirihnya sembari memegang tangan yang hangat itu.
"Apa kamu tidak ingin melihat malaikat kecil kita, mereka sangat lucu, putri kita sangat cantik, seperti dirimu," lanjutnya.
Lagi-lagi ia mengecup punggung tangan istrinya. "Dek, maaf kan kakak, maafkan kakak jika selama ini kakak punya salah sama kamu."
'Ya Allah, jika memang perpisahan akan terjadi, kumohon, kumohon agar hati hamba tegar dan ikhlas melepaskannya ya Allah,' lanjut Abimanyu membatin.
"Sya," panggil seorang wanita bercadar yang sedari tadi menatapnya.
Abimanyu menyeka air matanya, ia kembali menata suasana hatinya. Ia menoleh, lalu tersenyum ke arah sang kakak.
"Ada apa kak?"
"Sebentar lagi shalat Isyah. Ami biar kakak yang jaga," ucap Aisyah memperingati.
Abimanyu kembali menoleh ke arah istrinya. Ia membingkai wajah pucat pasih dengan selang oksigen di hidungnya.
"Dek, kakak izin shalat dulu," gumamnya lalu mengecup kening sang istri.
Setelah shalat isyah Abimanyu berjalan ke ruangan sang anak. Terlihat ketiga malaikat kecilnya tengah tertidur pulas didalam inkubator. "Anak Abi, do'akan Umi sayang, biar Umi bisa cepat sadar," gumamnya.
Ia melihat ke arah putrinya, tubuh kecil putih, hidung mancung serta b1birnya yang merah merona itu mampu membuat air mata Abimanyu kembali mengalir.
Dengan cepat Abimanyu keluar dari ruangan tersebut. Memori sang istri seolah berlalu saat ia menatap wajah putrinya.
Ia kembali ke ruangan sang istri, perlahan ia membuka pintu, berharap wanita yang terbaring itu menatapnya."Assalamualaikum," ucapnya.
"Wa'alaikumsalam," terdengar suara serak yang selama ini ia rindukan.
Abimanyu menatap sang empu dengan saksama, beberapa kali ia mengedipkan matanya.
"Ami," panggilnya begitu senang. Ia langsung berjalan ke arahnya, memeluknya begitu erat sembari mengucapkan rasa syukur. Rindu yang terpatri dalam hatinya seolah mengalir saat Ami membalas pelukannya.
"Kak, bagaimana bayi kita?" tanya Ami tanpa melepas pelukannya.
Abimanyu menggerai tangannya, ia kembali duduk disamping istrinya. "Alhamdulillah, malaikat kecil kita baik-baik saja," sahut Abimanyu lalu mengecup telapak tangan istrinya.
"Terimakasih, terimakasih karena sudah kembali," ucap Abimanyu begitu senang.
Ami tersenyum, ia membingkai wajah suaminya. "Tidak, justru Ami yang harus berterimakasih karena kakak selalu ada untuk Ami."
"Sudah sewajarnya kakak selalu ada untuk mu."
"Kak, apa dokter mengatakan sesuatu?" tanya Ami tiba-tiba.
"Tidak, memangnya kenapa?"
Ami tersenyum, ia berusaha untuk duduk. "Ami mau bertemu dengan malaikat kecil kita," pintanya tanpa menjawab pertanyaan Abimanyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)
General Fiction"Aaaa!!! OKAASAN!!!!" teriak Ami sambil memejamkan matanya lalu menutup dirinya dengan selimut. "OKAASAN (Mama)," gumam Ami, seluruh tubuhnya bergetar, panas dingin sudah mulai ia rasakan. Ia terisak, "PAPA!!! Ni-CHAN (Kakak laki-laki)," teriak Am...