Part 31 Takut

19 5 0
                                    

⚠️ Plagiat dilarang mendekat 😤

🌺Happy reading 😋

Setelah beberapa kali dibujuk, Abimanyu akhirnya menyerah, ia akhirnya pulang, lagi pula kerjaannya sudah mencapai 90% jadi Kafka mendukungnya untuk kembali.

Tiga hari Abimanyu di rawat dirumah sakit, terkadang Ayah mertua Ami datang berkunjung, namun keluarga yang lain tidak ikut. Sejujurnya Ami tidak tau keluarga suaminya bagaimana, karena yang ia tau hanyalah Abah, dan juga ibu tiri Abimanyu.

Beberapa hari telah berlalu setelah Abimanyu keluar dari rumah sakit. Kini mereka menjalani aktifitas seperti biasanya.

"Kak, keknya makin hari badan Ami semakin gendut deh," pekik Ami sembari memerhatikan perutnya yang kini sedikit buncit.

"Memangnya kenapa kalau gemuk? kan enak dipeluk," ucap Abimanyu sembari memeluk istrinya dari belakang.

"Is, Kakak Abi mah, makin hari makin agresif aja," ketus Ami sembari mengaduk  sayur yang ia masak.

"Agresif sama istri itu Sunnah," jawab Abimanyu tanpa melepas pelukannya.

"Kak, Ami pengen ambil garam nih, kalau kakak peluk gini masakannya nggak bakalan jadi," keluh Ami yang mulai merasa tak nyaman.

Entah kenapa akhir-akhir ini Abimanyu tidak ingin jauh dari istrinya.
"Lima menit lagi," ucap Abimanyu sambil mengeratkan pelukannya sedangkan kepalanya disandarkan di pundak istrinya.

"Ami nggak jadi masak nih," ancam Ami.

Dengan lemas Abimanyu melepas pelukannya, ia lalu berjalan ke arah meja makan sesekali ia memasukkan telur dadar kedalam mulutnya.

Usai memasak, Ami langsung menyajikan masakannya. Melihat telur dadar yang ia goreng tadi sudah habis membuat Ami geleng-geleng kepala karenanya.

"Ih kakak selalu aja makan telur," tegur Ami yang tengah melihat Abimanyu yang kini masih menyantap sisa telur dadarnya

"Makan telur itu baik, banyak khasiatnya lagi."

"Iya, makan telur itu bagus, memperlancar bab, mencerdaskan otak, mempercepat panuan dini," ketus Ami sembari ikut duduk disamping suaminya.

"Hahahha kamu bisa aja Mi," kekeh Abimanyu.

Ami mengambil nasi beserta lauknya lalu kembali duduk. 'Hadeh cacing perut Ami keknya udah memberontak nih,' batin Ami yang kini mulai keroncongan.

"Jadi besok kakak berangkat kerja lagi?" tanya Ami serius.

"Habiskan dulu makanannya habis itu kita bicara."

"Hmm, oh iya siang nanti dokter Nisyah bakalan datang, Ami izin keluar sekalian jalan-jalan."

"Hmm."

...

Sesuai dengan janji, siang ini Ami keluar jalan-jalan bersama dengan dokter Nisyah. "Jadi sudah empat bulan nggak pernah drop bulanan?" tanya Dokter Nisyah memastikan sekali lagi.

"Dokter kan tau sendiri, tiap tanggalnya udah dekat Ami pasti dijagain 24 jam sama dokter, masa masih nanya sih!"

"Sekedar masti'in aja, siapa tau dropnya hilang karena tamu bulanannya telat datang."

"Iya juga sih," jawab Ami sembari berpikir, "Tapikan kan dulu Ami juga pernah lima bulan nggak mens."

'Apa dia hamil? Tapi sifatnya tidak menunjukkan jika dia hamil,' batin Nisyah.

"Hmm gini aja, kita coba ke dokter kandungan dulu."

"Hah? Ke Dokter kandungan ngapain?"

"Cuman meriksa aja, siapa tau ada sesuatu yang terjadi makanya kamu telat mens, bahaya loh kalau umur dua puluh ke atas tapi mens nya nggak lancar."

Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang