Part 52 Demam

16 2 0
                                    

Happy reading 🍀

"Yang! Ini sarapannya sudah siap," panggil Ami yang baru saja selesai memasak nasi goreng.

Abimanyu langsung turun saat ia mendengar panggilan sang istri. Ia melihat ke arah meja makan.

"Kenapa bengong begitu?" tanya Ami saat ia melihat suaminya hanya berdiri didepan meja makan.

Ami langsung memegang tangan Abimanyu, ia menarik kursi lalu menyuruhnya untuk duduk.

"Mau disuapin?" tanya Ami.

Mendengar tawaran sang istri membuat Abimanyu menatap Ami, beberapa kali ia mengedipkan matanya.

'Ada apa dengannya hari ini?' batin Abimanyu.

"Kakak, aaa," pinta Ami.

Dengan terpaksa Abimanyu membuka mulutnya. "Enak kan?" tanya Ami.

Terlihat senyum terukir di bibir istrinya, membuat Abimanyu langsung mengecup kening Ami secara mendadak. 'Gemes,' batin Abimanyu.

"Ma sya Allah, enak sekali masakan istriku ini," puji Abimanyu sembari tersenyum.

Ami melepas sendok yang ia pakai, lalu memeluk suaminya yang tengah duduk.
"Kak, apa hari ini jadwal Kakak padat?" gumamnya tanpa melepas pelukannya.

Abimanyu menggerai pelukan istrinya, ia membingkai wajah cantik itu. "Hari ini kan hari Senin," sahut Abimanyu lalu kembali mengecup pipi istrinya.

"Hmm, padahal Ami mau berdu-- Aaa! Senin!" spontan Ami berteriak.

Teriakan Ami mampu membuat Abimanyu melepas tangannya lalu menutup telinganya.

"Ka-kakak nggak puasa?" celetuk Ami tersadar.

Abimanyu tersenyum. "Puasa," sahutnya.

"Kok nggak bilang!?"

"Nanti kamu kecewa," ucap Abimanyu lembut.

"Tapi kan, Ami lupa, kakak juga kenapa harus mikir kek gitu, kan Ami jadi merasa bersalah," lirih Ami, matanya mulai berkaca-kaca seperti anak kecil yang tengah di marahi oleh orang tuanya.

"Hei, kenapa nangis," tanya Abimanyu sembari berdiri. Ia menyeka air mata Istrinya, lalu memeluknya berusaha menenangkan sang empu.

"Sudah-sudah jangan nangis," lanjutnya.

Ami terdiam sesaat, seketika pandangannya gelap, tak ada cahaya.

Ami menggerai pelukannya, ia bersandar di dadabidan suaminya. "Kak!" panggil Ami memejamkan matanya.

"Ada apa?"

"Kepala Ami sakit," pekiknya mengeluruh kebawah.

Abimanyu memerhatikan istrinya. "Apa perlu kakak membawamu ketempat tidur?"

"Iyya."

Abimanyu langsung menggendong istrinya kedalam kamar. Mengambil minyak kayu putih lalu mengoleskan nya di bagian pelipis Setelah itu ia langsung memijat nya.

"Kak, Ami mau munt4h," ucap Ami tanpa membuka matanya.

Buru-buru Abimanyu membawanya ke kamar mandi. "Ini pasti karena semalam kamu keluar," ucap Abimanyu sembari mengelus punggung istrinya.

Hoek ... Hoek ... "Udah," ucap Ami masih dalam posisi memejamkan matanya.

Abimanyu kembali membawanya ketempat tidur. "Bentar yah, Kakak telpon Kafka dulu."

Setelah mengabari Kafka, Abimanyu kembali menelpon Aisyah agar seseorang bisa menggantikannya untuk menghadiri tausiah malam ini.

Seharian ini Abimanyu merawat ketiga anaknya, sesekali ia menengok istrinya yang terbaring lemah di tempat tidur.

Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang