⚠️ Plagiat dilarang mendekat 👿
🌺 Happy reading 🌺Sore ini Ami kembali ke rumahnya setelah dua minggu menjalani aktifitasnya di pesantren bersama dengan Dokter Nisyah.
"Assalamualaikum Ma!" teriak Ami dari ambang pintu.
"Wa'alaikumsalam, eh anak Mama udah pulang" jawab Wulan sembari berjalan keruang tamu.
"Hehehe kan udah dua Minggu Ma."
"Nggak terasa sudah dua minggu kamu pergi."
"Iya nih ..., Hmm Ami mau bersih-bersih kamar dulu, sekalian Ami mau main game hehehe."
"Aduh, baru datang dari pondok bukannya tobat malah makin menjadi-jadi," gumam Wulan agak membesarkan suaranya agar Putrinya bisa mendengar suaranya.
Ami yang tadinya berjalan ke arah kamarnya terhenti, ia lalu menoleh. "Mama ih, kan sekali doang, lagi pula semenjak nikah, Ami udah jarang main game."
"Hahaha ya sudah tapi jangan sering-sering," kekeh Wulan.
"Oh iya, Ma, jangan bilang kalau Ami main game yah, ntar kakak Abi nagih hafalan lagi."
"Iya, iya tapi ingat shalat!"
"Iya mama tenang aja. Ya sudah Ami naik dulu."
Ami langsung membuka pintu kamarnya, menatap layar komputernya. "Aaa kangen banget," gumamnya saat ia sudah memegang stick.
Baru saja Ami masuk kedalam dunianya, tiba-tiba ponselnya berdering. Sekilas ia melihat ke layar ponselnya, menampakkan nama pujaan hatinya disana.
Ami segera mematikan komputer nya, lalu meloncat ke atas ranjang, menutup tubuhnya dengan selimut setelah itu ia mengangkat telponnya.
"Wa'alaikumsalam," ucap Ami sembari pura-pura menguap.
"Baru bangun tidur?" tanya Abimanyu.
"Ee- nggak, Ami baru sampai kok ..., Kak udah pulang kerja?" tanya Ami buru-buru mengalihkan pembicaraan.
"Alhamdulillah sudah," jawab Abimanyu lemas.
"Gus Abi, ini obatnya," ucap Kafka yang sedang duduk disamping Abimanyu.
Mendengar kata obat membuat Ami langsung menatap suaminya.
"Kakak sakit lagi?"Abimanyu hanya tersenyum. "Cuman demam biasa kok," jawabnya.
"Ih kok nggak bilang sih!" kesal Ami cemberut.
"Hmm jangan cemberut begitu dong," pinta Abimanyu.
"Habisnya kakak nggak bilang kalau sakit, Ami kan khawatir," pekik Ami sembari menatap Abimanyu dengan kesal.
"Inilah kenapa kakak nggak bilang, takutnya kamu khawatir."
"Au ah, Ami kesal sama kakak. Assalamualaikum," ucap Ami lalu melepas ponselnya tanpa mematikan telpon Abimanyu.
Beberapa menit berlalu, tak ada suara yang terdengar dari ponsel tersebut, 'Ih kok nggak dibujuk sih!' batin Ami sembari menatap ponselnya.
"Afwan dek, kakak khilaf," terdengar suara lembut yang seakan mendengar kata hati Ami.
"Kamu bisa menghukum kakak, tapi tolong jangan marah begini," lanjutnya.
"Hmm," jawab Ami acuh.
"Afwan dek," ucap Abimanyu lagi.
"Ami maafin, udah kakak istirahat aja, nggak usah kerja dulu."
"Iya sayang ku," ucap Abimanyu yang membuat Ami tersipu malu karena ia berucap tepat di samping Kafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)
Ficción General"Aaaa!!! OKAASAN!!!!" teriak Ami sambil memejamkan matanya lalu menutup dirinya dengan selimut. "OKAASAN (Mama)," gumam Ami, seluruh tubuhnya bergetar, panas dingin sudah mulai ia rasakan. Ia terisak, "PAPA!!! Ni-CHAN (Kakak laki-laki)," teriak Am...