🌺 Happy reading 🌺
"Dek, beresin baju-bajumu. Kita mau ke Desa untuk tinggal beberapa hari disana," titah Abimanyu yang sedang membuat nasi goreng.
"Desa?" Ami mengernyit bingung.
Abimanyu mengangguk lalu menoleh sekilas pada Ami. "Tempat kakak lahir."
"Terus kerjaannya gimana?" tanya Ami.
Abimanyu selesai, Ia mematikan kompor lalu berbalik menatap istrinya yang berdiri tepat disampingnya.
"Nanti bisa lewat online kerjanya, ini juga amanah dari Abah. Disana banyak anak-anak mau belajar ngaji, kajiannya juga nggak berjalan baik, soalnya Ustadz Nya pindah ke desa lain," jelas Abimanyu, Ia menyendok masakannya lalu ditaruh dalam piring.
Abimanyu melanjutkan ucapannya. "Selain itu, disana juga orang-orangnya pada ramah ... Kamu bisa temanan sama mereka, tenang aja mereka nggak jahat kok. Kakak yakin, Kamu pasti suka."
"Mama tahu?" tanya Ami, seperti ada keraguan dalam dirinya.
"Iya, katanya itu ide bagus." Ami mengangguk.
"Kalau gitu, Ami packing dulu," jawab Ami dengan berat hati.
Bukan tanpa alasan Ami seperti itu, biar bagaimana pun seseorang yang memiliki trauma pasti takut dengan hal baru walaupun itu sudah terjamin. Ami takut keluar kota, tapi entah kenapa hatinya seakan berbisik bahwa semuanya akan baik-baik saja selama Abimanyu ada disisinya.
***
Hembusan angin malam menvsuk tulang, dilengkapi dengan suara jangkrik yang terdengar dari kumpulan bebatuan. Suasana desa terlihat begitu jelas dengan udara yang segar. Tepat pukul tiga dini hari, mobil berhenti tepat didepan rumah sederhana diapit oleh dua rumah panggung.Keluar dari mobil, pria itu masuk ke dalam rumah sederhana bertingkat dua. Dilihat dari tampilannya hanya rumah itu yang terlihat mewah dari semua rumah di desa ini. Bukan rumahnya Pak Desa :v
Abimanyu melihat sekeliling rumahnya, lantas Ia tersenyum mendapati rumahnya bersih. Pria itu berfikir, mungkin sepupunya lah yang membersihkan.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Abimanyu sampai di Desa, dimana ia pernah dibesarkan dan juga ditahan karena kesalahannya sendiri.
Abimanyu kembali keluar, Ia akan memindahkan istrinya yang terlelap ke kamar. Setelah selesai, ia ikut membaringkan tubuhnya tepat disamping Ami. Untuk malam ini, Ia akan tidur terlebih dahulu urusan barang besok Ia akan kerjakan. Belajar dari pengalaman sebelumnya, Abimanyu lebih takut jika Ami akan kembali drop.
...
Ami mengerjapkan matanya, Ia mulai terusik mendengar suara Tarhim dari Masjid. Beberapa ayam-pun mulai berbunyi membangunkan penduduk desa.
Ami menatap langit-langit kamar, lagi-lagi suasana asing yang menyambutnya. Ami mengusap perutnya, udara disini sangat dingin namun ada yang berbeda dari sini.
Ami mengangkat sedikit kepalanya, melihat kearah perutnya spontan matanya membulat lucu. Posisinya kembali normal, terlihat mata itu berkedip beberapa kali. Ia loading....
Tiba-tiba gadis itu menerawang, tangan kekar yang mem3luknya m3sra membuat pikirannya menjadi samar seolah peristiwa yang membuatnya trauma akan terhapus. Ritme jantungnya mulai tidak sestabil Sedari tadi, Ami tak mempedulikan rasa takutnya karena suara dalam d4danya menutupi pendengarannya, saking deg-degannya.
Kamu pernah dipeluk Ayang? Gak yah? Kasiaaan :v
Ami menoleh pada Abimanyu, gadis itu tersenyum samar. 'Ganteng,' bisiknya dalam batin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)
General Fiction"Aaaa!!! OKAASAN!!!!" teriak Ami sambil memejamkan matanya lalu menutup dirinya dengan selimut. "OKAASAN (Mama)," gumam Ami, seluruh tubuhnya bergetar, panas dingin sudah mulai ia rasakan. Ia terisak, "PAPA!!! Ni-CHAN (Kakak laki-laki)," teriak Am...