🧚Happy Reading 🌺
⚠️Plagiat dilarang mendekat 👿
Ami berjalan kesana kemari, sembari menatap layar ponselnya. "Aduh gimana nih, telponnya nggak diangkat," gumamnya.
Yaps, setelah Habib pulang, Ami langsung menghubungi Abimanyu, namun telponnya tidak diangkat juga.Ia menoleh ke arah jam, pukul sebelas malam, Ami langsung berbaring di atas kasurnya, entah kenapa ia terus saja menantikan telpon dari sang suami. Lebih tepatnya, ia tidak bisa tidur karena ia belum mendengar suara pengantar tidur miliknya.
Karena jenuh, Ami memutar rekaman suara lantunan surah Al-a'la yang pernah Abimanyu kirim, Sembari mendengar suara rekaman, pelan matanya tertutup lalu terlelap.
Tepat pukul dua pagi, Ami terbangun dari tidurnya, Ami langsung berjalan ke arah kamar mandi, mengambil air wudhu lalu melaksanakan shalat tahajud.
Usai mengutarakan isi hatinya kepada sang pencipta, Ami lagi-lagi memeriksa ponselnya. "Satu kali lagi, kalau kakak nggak angkat Ami ngambek balik," gumamnya.
Ia menekan tombol warnah hijau, beberapa menit ia menunggu akhirnya telponnya terangkat.
"Kakak Ami minta maaf," celetuk Ami saat ia melihat wajah suaminya di layar ponselnya.
Tak ada jawaban atau respon dari Abimanyu. "Kak, Ami minta maaf, Ami cuman pengen bantu Gus Habib. Apa lagi dia sangat kerepotan menjaga kedua anaknya," jelas Ami dengan wajah sedih, matanya kini sudah mulai berkaca-kaca, satu kedipan saja bisa membuat air matanya menetes.
"Ami juga nggak pernah berbicara dengan Gus Habib ... Beliau juga masih mencintai almarhum istrinya, lagi pula Ami telponan cuman bicara sama Zifa doang kok," lanjut Ami.
Lagi-lagi Abimanyu tak berbicara sepatah katapun. Karena sudah menjelaskan segalanya, namun Abimanyu masih saja tak meresponnya membuat Ami kesal.
"Kakak juga gitukan, berduaan bersama si Caca itu," tuduh Ami kesal.
"Astaghfirullah Dek," celetuk Abimanyu.
"Udah, Ami mau tidur ... Oh iya, kakak sama saja dengan cowok lain!" pekik Ami lalu mematikan telponnya.
***
Pagi ini Ami benar-benar bad mood perihal masalah semalam. Tepat jam sembilan pagi Ami turun kebawah, ia melihat Wulan yang tengah duduk di sofa sembari menyulam.Tanpa mengucapkan sepatah katapun Ami langsung duduk di samping Wulan.
"Kenapa nggak ikut sarapan?" tanya Wulan sembari memerhatikan hasil sulamannya."Nggak ada," jawab Ami sembari mengambil remote yang ada didepannya.
Ia lalu menyalakan televisinya. "Ada masalah apa hmm?" tanya Wulan tiba-tiba.
"Apa?"
Wulan melepas sulamannya, memperbaiki duduknya menghadap ke arah putrinya.
"Kamu tidak bisa bohong sama Mama," ucapnya.Ami langsung berbaring di atas paha sang bunda. "Ma ...." panggilnya sedih.
"Kenapa hm? Coba cerita sama Mama."
Ami langsung menjelaskan segalanya, tentang Gus Habib dan juga wanita yang bernama Caca itu.
"Nak, masalah tidak akan selesai jika kalian sama-sama egois. Coba kamu dengerin dulu penjelasan Abimanyu, lalu kamu juga jelasin baik-baik tentang Gus Habib," saran Wulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)
General Fiction"Aaaa!!! OKAASAN!!!!" teriak Ami sambil memejamkan matanya lalu menutup dirinya dengan selimut. "OKAASAN (Mama)," gumam Ami, seluruh tubuhnya bergetar, panas dingin sudah mulai ia rasakan. Ia terisak, "PAPA!!! Ni-CHAN (Kakak laki-laki)," teriak Am...