part 16 s2

4.6K 478 8
                                    

Malam ini rumah Kara tampak sepi. Dia sendiri setelah berhasil membujuk Kana agar ikut pulang bersama kedua orang tuanya. Kara menikmati makan malam yang dia buat sendiri dengan susah payah. Karena dia tak pernah sekalipun mengerjakan pekerjaan rumah membuatnya payah dan tak bisa bahkan sekedar memasak.

Jari tangannya menjadi korban, bukan hanya sekali tapi berkali kali jarinya teriris. Awalnya Kara menangis karena rasa sakitnya namun sekarang dia bahkan terlihat tenang memakan masakannya yang sama sekali tidak enak.

Selesai dengan makanannya Kara kembali ke kamar. Entah karena lelah atau apa Kara tak memperhatikan langkahnya hingga jatuh tersungkur di atas karpet tebal. Rasanya Kara ingin kembali menangis namun dia sudah bertekad untuk tidak membuat keluarganya khawatir atas pilihannya sendiri. Sambil menahan sakit yang tak bisa dia jelaskan Kara kembali bangkit dan berjalan ke kasurnya. Tak lama berselang Kara tertidur tanpa mengganti pakaiannya ataupun mengobati tangannya.

.
.
.

Kana duduk di warung mbok Jum saat jam istirahat pertama karena Bastian tiba tiba memintanya bertemu. Cukup lama Kana menunggu sampai teriakan Bastian membuat telinganya sakit.

"OY KANA! LO MANA BANGSAT"

"Berisik lo Bastian! Bisa gak sih lo kecilin yuh toa lo"

Bastian sang pelaku hanya nyengir kuda. Dia duduk di hadapan Kana dan tanpa rasa bersalah memakan pangsit milik Kana. Dia bahkan acuh saat murid lain yang berada si sana menatapnya dengan berbagai pandangan.

"Gimana kabar lo cil? Lo sehat kan? Lo tau ga gue kaget sumpah pas denger lo pindah sekolah. Lo juga kenapa ga kasih tau gue sih? HP lo juga ga bisa di hubungi bangsat! "

"Oh iya Kana, abang lo kemana? Tumben kalian berdua kagak nempel kayak permen karet"

"Lagi pms dia"

"Oh......

"Wait WHAT?! Gila edan! Abang lo cowok bangsat! Masa pms sih? Atau jangan jangan abang lo sebenernya cewek tapi gara gara tt nya ga muncul dia jadi ngaku cowok."

Plak...

Kana sedang emosi, bahkan sadari tadi dia menahan emosinya tapi Bastian malah membuatnya semakin emosi.

"Lo gila ya? Abang gue cowok tulen! Mukanya doang yang cantik ya! Kalo belalainya masih sama gak berubah anjing! Kalo iya abang gue cewek mana berani gue nemenin dia mandi"

Pft-

Uhuk uhuk

Bastian menyemburkan makanan yang ada di mulutnya tepat mengenai wajah Kana. Jujur dia terkejut dengan apa yang diucapkan Kana tentang abangnya. Dia sendiri sudah menduga akan hal itu, lagipula dia hanya bercanda sekaligus menggoda Kana. Tapi tidak disangka Kana malah membeberkan rahasianya sendiri.

Hey! Mereka sedang ada di tempat umum loh! Lihat, beberapa murid bahkan mbok Jum saja sampai mematung di tempat mereka dengan muka yang memerah. Terutama sekelompok geng motor yang tengah berkumpul tak jauh dari meja keduanya.

Plak..

Bastian yang tersadar dari keterkejutannya langsung menggeplak depan kepala Kana dan tak main main geplakannya membuat kepala kana membentur meja.

"Akh sakit bangsat! Lo ke sini cuma mau geolak kepala gue? Kalo gue jadi bego gimana? Lo mau tanggung jawab? "

"Bangsat! Lo udah bego anjing! Wah gue tau sih kenapa abang lo marah sama lo, omongan lo aja kaga di filter anjing. Btw gue jadi khawatir sama Kara, dia kan sedari kecil ga pernah sendirian tuh. Lo juga bilang sama gue kalo Kara itu sensitif sama hal kecil kan? Gue khawatir dia terluka apalagi dia ceroboh. Gue masih inget ya pas lo ninggalin Kara sendirian gara gara lo kebelet waktu di taman? tau tau Kara malah meracau gara gara panik takut lo ilang sampe tangannya berdarah"

Ankara Si Antagonis Polos [ END √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang