Kara duduk tenang di halte bus depan sekolah. Bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu tapi karena langkahnya yang memang pelan, Kara malah tertinggal bus jemputan.
Sambil menunggu bus berikutnya Kara membuka room chat keluarga, membahas hal tak penting dan absurd.
Kara lirik ke samping saat merasa ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Kara sempat terlonjak kaget namun dia kembali menampilkan raut datar dan tenang.
Kara menyimpan kembali HP nya saat bus berhenti, dia masuk meninggalkan remaja yang baru saja duduk di sebelahnya. Tatapan mereka sempat bertemu sebelum bus melaju, membuat remaja itu tertegun.
"Darrel, lo ngapain anjir. Tetiba minggat dan malah duduk di halte, lo kan bawa motor, kalo mau pulang ya pake motor lo bego, kalo males gue anterin"
Darrel memutar bola matanya malas dan memilih kembali berkumpul dengan teman temannya di warung samping sekolah. Tadinya dia sengaja ke halte karena penasaran dengan Kara, tapi belum juga dia bertanya Kara malah sudah pergi.
Darrel duduk di kursi kosong, memakan bakso yang tadi dia pesan tanpa mempedulikan tatapan teman temannya.
"Ekhem ekhem. Ada yang jatuh cinta ini, gimana pdkt nya bos? "
Darrel tetap diam tak menjawab, meladeni human modelan mereka cuma membuat kepalanya pening.
"Eh aden tertarik ya sama yang tadi? "
Entah datang dari mana ibu ibu penjaga warung duduk di sebelah Darrel dan nimbrung obrolan mereka.
"Eh mbok kenal dia? Kasih inpo nya dong mbok biar ni bocah lancar pdkt"
"Mbok tau sedikit, soalnya dia murid baru dan baru masuk kemarin. Tapi dia udah hist gitu loh, banyak yang bicarain dia sama kembarannya di warung mbok. "
"Eh iya kah? Seterkenal itu ya dia. Namanya siapa mbok"
"Nah kalo itu mbok juga ga terlalu tau, kalo gak salah murid lain nyebut mereka Kara sama Kana. Tapi aden mending jangan suka dia deh, ga setuju mbok"
"Lah kenapa mbok? Kan dia cantik? Apa sifatnya keterlaluan? "
"Bukan gitu den Chandra. Katanya sih dia cowok"
Pft-
Chandra dan anggota geng underground tersedak makanan mereka, termasuk Darrel yang juga sama terkejutnya.
"Uhuk uhuk anjir mbok, mbok bercanda kan? Mana ada cowok cantik"
"Nah kan, mbok juga awalnya ga percaya. Tapi temen sekelasnya yang sering mampir ke warung mbok nunjukin buktinya. Nih kalo ga percaya"
Mbok Jum menunjukkan salah satu foto saat Kara tengah di dzolimi pak saiful. Darrel dan Chandra malah merona melihat penampilan Kara yang acak acakan. Apalagi bahu mulus dan putih itu terekspos sempurna dengan wajah yang cantik ditambah semburat merah di pipinya.
"GILE GILE COK! GUE MASIH GA PERCAYA WOY! Gile sih, mulus itu bahu. Pasti mandinya tiap hari pake susu campur madu"
Tinggalkan kehebohan para npc, kita kembali ke tempat dimana tokoh utama kita berada.
Kara tengah menemani Kana bermain game di kamar. Kara sendiri hanya sesekali menonton karena ada tugas yang harus dia selesaikan. Selain itu sebentar lagi akan ada ujian jadi dia tidak mungkin bisa bersantai.
"Kara, bosan~ "
Kara menghentikan aktivitas nya, menatap Kana yang sudah merebahkan tubuhnya di pantai beralaskan karpet bulu. Tangannya terulur mengusap sudut mata Kana yang berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ankara Si Antagonis Polos [ END √ ]
Novela JuvenilWARNING ⚠️ Di sarankan jika ingin menikmati cerita ini, jangan pakai logika! Jangan berpikir tentang alur yang ada. Nikmati saja tanpa banyak berpikir. Anggap aja cerita ini kayak air yang mengalir melalui banyak pertigaan atau perlimaan. Entah kali...