16

3.2K 255 2
                                    

"Kalau aku tidak mau?" tolak Jennie.

"Maka aku akan mengurungmu di sini" bohong Lim mengancam.

Cuph

"Sudah! Sekarang lepaskan aku" pinta Jennie setelah mencium singkat bibir Lim.

Lim terkejut, ia mengira Jennie tidak akan melakukannya.

"Apakah tadi itu sebuah ciuman?" celetuk Lim hendak bangkit dari atas Jennie.

"Kau ini bawel sekali!" kesal Jennie, ia mengira Lim tidak terima dengan kecupan singkat yang ia berikan.

Belum sempat Lim bangkit dengan sempurna, Jennie sudah lebih dulu mendaratkan kembali bibirnya.

Kali ini kecupannya lebih lama, namun hanya menempel begitu saja.

10 detik kemudian, dengan beraninya Lim menggerakkan bibirnya secara perlahan.

"Mmmhhhppp" desah Jennie ketika Lim mulai memainkan bibirnya. Tanpa diduga, Jennie lagi-lagi membalas ciuman Lim, keduanya malah saling melumat.

Cukup lama mereka berciuman, hingga akhirnya Jennie dan Limario melepas bibir mereka. Keduanya terdiam dan saling menatap satu sama lain, entah apa yang sedang mereka pikirkan.

"Kau tau, sepertinya aku melewati batasku lagi" ucap Lim tanpa memutus tatapannya pada Jennie.

Jennie tidak berkomentar, ia tau di sini bukan sepenuhnya kesalahan Limario, tapi dirinya juga bersalah karena tidak menolak apapun yang dilakukan Lim padanya.

Bukankah selama ini menurutnya Limario adalah orang paling aneh? Tapi kenapa jika saat bersama, ia seolah tidak punya alasan untuk menolak sentuhan Lim.

"Hei, kenapa diam saja? Aku semakin merasa bersalah jika kau hanya diam" Lim menyadarkan Jennie dari lamunannya.

"Lim, aku merasa dilecehkan olehmu. Tapi aku tidak tau kenapa aku tidak bisa menolak setiap kali kau melakukan itu padaku" jujur Jennie.

"Maaf jika membuatmu merasa seperti itu, tapi seperti yang sudah pernah aku katakan padamu, aku tidak mengerti kenapa aku merasa sulit mengontrol diriku saat bersamamu" ucap Lim apa adanya.

"Sebaiknya kau kembali ke kamarmu, aku tidak ingin melakukan di luar batasan yang membuatmu membenciku" sambung Lim.

"Baiklah. Emm..tapi, bisakah kau berjanji satu hal?" ucap Jennie tiba-tiba.

"Apa itu?" tanya Lim.

"Jangan bersikap aneh padaku, dan jangan menjauhiku. Kau boleh menjadi Limario yang misterius di depan orang lain, tapi tidak padaku" ucap Jennie. Entah kenapa ia ingin sekali membuat peraturan seperti itu pada Lim, padahal mereka hanya partner bisnis yang baru berkenalan sebulan.

Lim tampak berpikir sejenak, namun pada akhirnya ia menyetujuinya.

"Oke. Tapi ingat, jika hanya ada kita berdua" Lim memberi persyaratan balik.

"Hm, ya" singkat Jennie, dan langsung bangkit dari ranjang.

"Aku pergi" pamit Jennie hendak keluar dari kamar.

"Jennie" tahan Lim.

"Ya?" singkat Jennie.

"Apa kau marah?" Lim merasa Jennie kecewa dengan syarat yang ia berikan.

"Tidak, aku biasa saja" sangkal Jennie.

"Kalau begitu, berikan aku nomor ponselmu" Lim menyodorkan ponselnya pada Jennie.

Jennie mengambil ponsel Lim dan mengetik nomornya di sana.

"Ini" Jennie mengembalikan ponsel Lim.

"Terima kasih" Lim tersenyum canggung.

The Model (Jennie) with Designer (Limario) - SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang