Ckittttt!
Lim tiba-tiba menghentikan mobilnya saat melihat nama Seul yang kini terpampang jelas di layar ponselnya.
"Halo, ada apa Seul?" tanya Lim.
"Ah, itu Lim, mmm.. apakah kau sudah melihat Jennie, mmm..maksudku apakah dia baik-baik saja?" tanya Seul berhati-hati.
Seul sebenarnya hanya ingin memastikan bahwa keduanya sudah bertemu. Tapi hal itu justru membuat Limario salah paham, ia mengira telah terjadi sesuatu pada Jennie.
Tanpa menjawab pertanyaan Seul, Lim mematikan panggilannya sepihak. Ia memutuskan untuk memutar balik mobilnya menuju Penthouse.
*****
Penthouse,
Lim berlari mencari keberadaan Jennie di tempat terakhir kali mereka bertengkar. Namun sayangnya, Jennie sudah tidak ada di sana.
Ditengah kepanikannya, tiba-tiba saja Lim mendengar suara isak tangis yang seperti tidak jauh dari area living room.
"Apakah dia masih di sini?" gumam Lim segera menghampiri sumber suara.
Dan benar saja, Lim mendapati Jennie sedang terduduk di lantai menutupi area wajahnya sambil terus menangis.
Ada perasaan sedih di hati Lim, ketika ia melihat kondisi Jennie seperti saat ini. Lim perlahan mendekatinya, dan ikut berjongkok.
Ya, Limario membuang semua egonya, ia memeluk dan mencium kepala Jennie dengan penuh kasih sayang. Lim hanya ingin membuat Jennie merasa tenang setelah pertengkaran yang terjadi diantara mereka beberapa saat lalu.
Merasakan seseorang tengah memeluk dan menciumnya, Jennie spontan berontak dan hampir saja memukul wajah Lim.
"Ini aku" ucap Lim mengeratkan pelukannya.
"Lim? Ma..maafkan aku Lim, hiks" Jennie langsung meminta maaf.
Cukup lama Jennie menangis dalam pelukan Lim, ia juga tak henti-hentinya meminta maaf pada Lim.
"Lim, maafkan aku, maaf atas kebohonganku padamu, maaf atas tamparan yang aku lakukan padamu. Aku tidak bermaksud melakukan semua itu" Jennie terus mengatakan hal yang sama.
Lim mengusap lembut punggung Jennie, ia mencoba menenangkannya.
"Lim, jika kau tidak ingin memaafkanku, kau bisa membalasku, ayo tampar aku sekarang" ucap Jennie lagi.
Lim sedikit merenggangkan pelukannya, ia menatap lekat wajah Jennie yang sudah sangat basah.
"Ayo tampar aku Lim" suruh Jennie sambil menarik tangan Lim ke arah wajahnya.
Lim menggeleng, ia justru meletakkan kedua tangannya di pipi Jennie untuk menghapus air matanya yang terus mengalir.
"Aku tidak akan pernah melakukannya, cukup berhenti menangis, dan aku akan memaafkanmu" ucap Lim menatap mata Jennie.
Bukannya berhenti, permintaan Lim malah membuat Jennie semakin menangis.
"Maafkan aku Lim" Jennie meletakkan tangan kanannya di pipi Lim yang merah bekas tamparannya.
"Aw" Lim meringis ketika jari Jennie bergerak menyentuh pipinya.
"Maaf" Jennie semakin merasa bersalah.
Cuphhh
CuphhhLim memberikan kecupan singkat pada kedua mata Jennie.
"Bisakah kamu berhenti menangis? Aku merasa bersalah jika melihatmu terus seperti ini" Limario memohon.
Bukannya menjawab, Jennie malah ikut memberi kecupan singkat di pipi Lim yang sakit.
Di saat posisi mereka yang sudah sangat dekat, dan mata yang saling memandang, tiba-tiba saja terdengar suara yang langsung membuyarkan konsentrasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Model (Jennie) with Designer (Limario) - SELESAI
FanfictionJennie, seorang model populer asal Korea, dan Limario, seorang desainer muda yang tengah menjadi pusat perhatian di industri fashion. Jennie yang memiliki sikap cuek dan Limario yang misterius, keduanya memiliki daya tarik unik di mata publik. Lalu...