42

2.9K 309 12
                                    

Waktu sudah hampir menunjukkan jam 2 siang, dan sampai saat ini, Jennie masih belum juga beranjak dari tempat tidur, ia terus bermanja-manja dipelukan Lim.

"Sayang, apa kamu tidak haus dan lapar?" tanya Lim berhati-hati.

Jennie seketika melepas pelukannya, lalu menatap Lim.

"Tidak. Apa kamu lapar?" tanya Jennie balik.

Lim menjawabnya dengan sebuah anggukan lucu.

"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi?" ucap Jennie seolah tak ingin disalahkan.

"Hehe, tadi aku belum terlalu lapar" bohong Lim.

Faktanya, Lim sejak tadi sudah menahan lapar yang luar biasa. Untung saja perutnya tidak sampai berbunyi.

"Ya sudah, kamu pesan saja makanannya, suruh pelayan hotel mengantarnya ke sini" perintah Jennie.

"Kita tidak mau turun saja? Atau makan di luar sayang?" tanya Lim.

"Aku lelah sayang, lagi pula aku belum lapar" jawab Jennie.

"Hah? Kamu tidak lapar? Sayang, ini sudah siang! Lapar tidak lapar, pokoknya kamu harus makan bersamaku!" ucap Lim sedikit tegas.

"Tapi sayang, aku tidak lapar, aku mau tidur saja. Kamu makan sendiri tidak masalah kan?" tolak Jennie.

"No, no, no! Sekarang katakan, kamu mau makan apa?" paksa Lim yang sudah menggenggam telepon hotel.

"Aku tidak mau makan sayang, aku masih kenyanggg" rengek Jennie.

"Kalau begitu, aku juga tidak akan makan!" Lim kembali menaruh gagang telepon.

"Haishhh, ya sudah, pesankan apa saja untukku" pasrah Jennie.

"Okay!" jawab Lim tersenyum, ia dengan cepat menghubungi pelayan hotel sebelum kekasihnya berubah pikiran lagi.

Setelah selesai memesan makanan, Lim hendak bangkit dari tempat tidur.

"Mau ke mana?" tanya Jennie yang kembali membuka matanya.

"Eh, aku pikir kamu tertidur, hehe. Aku hanya ingin mencuci muka di toilet" jawab Lim.

"Aku bilang tidak boleh, ya tidak boleh!" marah Jennie.

"Ta..tapi sayang, aku hanya mencuci muka saja, bukan mandi" bela Lim.

"Kalau kamu tetap pergi, itu artinya, kamu sudah tidak sayang lagi sama aku! Kamu pasti selingkuh dariku kan? Oh, atau mungkin mencuci muka hanya sebagai alasan agar kamu bisa menghubungi kekasihmu atau istrimu yang lain di toilet!" tuduh Jennie tiba-tiba.

Lim terkesiap mendengar tuduhan Jennie padanya.

"OMG, apa lagi ini" gumam Lim dalam hati.

"Sana! Pergi saja!" usir Jennie dengan mata berkaca-kaca.

Lim kembali merebahkan tubuhnya di samping Jennie. Kini posisi keduanya saling menatap. Lim mengelus pipi Jennie pelan dengan tangan kanannya.

"Sayang, aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Aku harap kamu percaya itu, karena tidak ada yang lain selain kamu di hati dan pikiranku. Semuanya hanya ada kamu dan kamu. Berhenti memikirkan sesuatu yang hanya membuatmu sakit, karena itu tidak akan pernah terjadi" ucap Lim lembut penuh dengan kasih sayang.

Chuppphh

Lim juga memberikan kecupan singkat tepat dibibir Jennie.

Sementara itu, Jennie kembali menangis, kali ini ia terharu karena Lim terlihat begitu menyayanginya. Ia sadar betul sikapnya sangat menyebalkan hari ini, tapi lihatlah Lim, pria itu memperlakukannya sangat baik dan penuh kesabaran. Jennie sempat berpikir, jika saja kekasihnya bukan Lim, mungkin saja sejak tadi ia sudah berakhir tragis ditangan kekasihnya sendiri.

The Model (Jennie) with Designer (Limario) - SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang