Usai melakukan pemeriksaan, Lim dan Jennie memutuskan langsung kembali ke hotel tempat Lim menginap.
Selama di perjalanan, Lim tampak diam membisu dengan pandangan fokus ke depan. Meski demikian, Lim sesekali masih memperhatikan Jennie, dan membantunya jika hendak muntah.
Tentu saja Jennie menyadari perubahan Lim, ia merasa bersalah sekaligus kecewa akan hal itu. Pikirannya pun mulai melayang ke mana-mana, dan justru itulah yang membuatnya semakin ingin muntah.
"Are you okay?" tanya Lim melirik ke arah Jennie.
Jennie hanya mengangguk.
Setelah memastikan Jennie baik-baik saja, Lim sedikit mempercepat laju mobil mereka, agar Jennie bisa segera istirahat.
Hanya butuh waktu 15 menit, Jennie dan Lim sudah sampai di hotel. Lim membantu Jennie berjalan hingga masuk ke dalam unit.
"Istirahatlah dulu, aku akan memesankan bubur untukmu" ucap Lim usai merebahkan Jennie di tempat tidur.
"Ya" singkat Jennie dan langsung berbalik tidur menyamping.
Lim menarik selimut untuk menutupi tubuh Jennie. Setelah itu, ia pergi meninggalkannya.
Sesaat kepergian Lim, Jennie tampak meneteskan air mata. Ia sudah bersusah payah untuk tidak menangis, tapi kali ini ia begitu rapuh. Terlebih saat melihat sikap kekasihnya yang tiba-tiba berubah.
Sementara itu di tempat lain,
"Kau akan segera kembali ke Paris kan?" tanya Seul melalui sambungan telepon.
"Ya, tapi...aku akan mengabarimu lagi nanti" jawab Lim ragu.
"Hmm, apa terjadi sesuatu?" tebak Seul menaruh curiga.
"Tidak, everything is fine" jawab Lim sedikit berbohong.
"Okay, baiklah" sahut Seul pura-pura percaya.
"But..." Lim menggantungkan ucapannya.
"Haha, I know you so well, so come on, tell me what's wrong with you? Maybe I can help you?" Seul yakin terjadi sesuatu pada sahabatnya.
Lim pun akhirnya menceritakan apa yang terjadi, cukup lama mereka berbicara, hingga akhirnya, suara bel harus menghentikan obrolan mereka.
Ting tong!
"Seul, kita lanjutkan lagi nanti, sepertinya pelayan yang membawa makanan untuk Jennie sudah datang" Lim mengakhiri obrolannya.
Ting tong!
Ceklek
"Permisi tuan, ini pesanan anda" ucap pelayan hotel ramah.
"Ah ya, terima kasih" Lim segera mengambil makanan Jennie, lalu membawanya menuju kamar.
Ceklek
Pranggg!!!
"JENNIE!!!
Lim menjatuhkan makanan yang ia bawa, ia segera berlari menghampiri Jennie. Bagaimana tidak? Saat Lim masuk ke kamar, ia mendapati Jennie sedang membuka sebotol minuman alkohol yang memang disediakan pihak hotel, dan Jennie hendak meminumnya.
Lim merampas kasar botol minuman tersebut dari tangan Jennie dan membuangnya asal.
"Apa yang kamu lakukan? Apa kamu sengaja ingin mencelakai dirimu?" ucap Lim sedikit meninggikan suaranya.
"Hiks, hiks, maaf, tapi ini belum terlambat Lim, kita masih bisa mencegahnya jika kamu tidak menginginkannya" ucap Jennie penuh dengan derai air mata.
"Hah? Apa maksudmu?" Lim tak habis pikir dengan ucapan Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Model (Jennie) with Designer (Limario) - SELESAI
FanfictionJennie, seorang model populer asal Korea, dan Limario, seorang desainer muda yang tengah menjadi pusat perhatian di industri fashion. Jennie yang memiliki sikap cuek dan Limario yang misterius, keduanya memiliki daya tarik unik di mata publik. Lalu...