Sepuluh hari berlalu tapi kondisi Sam tetap sama, masih terbaring di ranjang rumah sakit dengan keadaan perban yang melilit kepalanya. Kini sudah bisa besuk dan di tunggu satu orang didalam. Tentunya orang itu adalah Mon yang setia menunggu Sam siuman.
Diisisi lain masih tampak dua personil polisi yang menjaga di luar ruangan Sam. Mereka tetap berjaga dan menunggu kesadaran Sam untuk di interogasi.
Sedangkan keadaan Pak Virga kini sudah di perbolehkan untuk pulang dan sudah menyanggupi untuk kembali bekerja walaupun Mon memintanya untuk beristirahat dulu memulihkan kondisi. Tapi jelas Pak Virga menolak dan tetap menjalankan tugasnya.
Pak Virga selalu mengantarkan Mon dan Kath bolak-balik ke RS. Pak Virga dan mbak Anin juga menjaga Kath selama Mon sibuk menjaga Sam di RS. Terkadang kakek nenek Kath juga ikut menjaga dirinya.
"Eughh... A aww... Di di mana ini?" Ucap lirih Sam yang baru saja sadar.
"Sa Sam? Kau sudah sadar honey?" Tanya Mon sedikit tak percaya akhirnya suaminya itu siuman.
"Di mana aku?" Tanya Sam sekali lagi dengan keadaan bingung melihat sekitar.
"Kau di rumah sakit. Tunggu sebentar aku panggil dokter ya" Ucap Mon keluar memanggil dokter.
Dokter kini masuk bersama Mon, dan dua polisi yang menjaga di depan juga memaksa masuk dengan dalil ingin tau langsung bagaimana kondisi Sam saat ini. Mendengar itu Mon tidak keberatan selama para polisi itu tidak melakukan hal yang lebih. Sebelum itu Mon juga langsung menghubungi orang tua mereka.
"Jadi bagaimana dok, keadaan suami saya!" Tanya Mon setelah Sam diperiksa.
"Begini, responnya bagus tapi dia tampak seperti kebingungan. Entah kejadian itu menimbulkan trauma atau yang lainnya. Untuk itu ijinkan saya memastikannya" Mendegar itu Mon hanya mengangguk dan mulai tampak khawatir.
"Ijinkan saya bertanya. Apakah anda ingat nama anda?" Sam terdiam sejenak kemudian mengangguk perlahan.
"Sa Sam" Jawaban singkat keluar dari mulut Sam.
"Bagus, setelah itu apakah anda ingat nama dan siapa wanita bagi anda? " Tanya dokter sekali lagi sambil menunjuk ke arah Mon membuat Sam tampak makin bingung.
"Ti tidak. Maaf anda siapa? " Jawaban Sam sekita membuat Mon terkejut bukan main karena apa yang dia takutkan benar terjadi.
"Sam kau tidak mengingatku? Aku Mon istrimu" Ucap Mon sambil mendekat mengelus pipi Sam perlahan.
"Maaf saya tidak tau anda siapa" Balas Sam sambil melepas perlahan tangan Mon dari pipinya.
Ucapan Sam baru saja membuat Mon tersentak hatinya sakit ketika Sam benar tidak mengenalnya. Hingga salah seorang polisi yang ikut masuk mengajukan pertanyaan.
"Maaf saudara Sam, apakah anda mengingat kejadian malam terbunuhnya saudara NON? " Mon seketika melebarkan matanya mendengar pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut si polisi.
Mon langsung menegur dan sedikit memarahi si polisi karena katanya hanya ingin mengetahui keadaan Sam dan tak melakukan hal lebih. Tapi apa mereka langsung memberikan pertanyaan pada Sam yang baru saja siuman.
Hampir saja Mon membuat keributan besar jika saja mommy dan daddy tak datang di waktu yang tepat.
"Mon berhenti cukup ada apa ini?" Tanya daddy sambil menarik Mon menjauh dari si polisi.
"Mereka, para polisi ini daddy. Mereka langsung mengajukan hal yang terjadi pada Non setelah Sam baru saja siuman. Bagaimana bisa mereka melakukan itu ketika Sam saja tidak ingat siapa aku". Ucapan terakhir Mon membuat mereka terkejut.
" A apa? Jadi ke khawatiran mu benar Mon? Sam dia amnesia? " Mon mengganggu sambil sedikit menangis.
"Jadi bagaimana saudara Sam apakah anda mengingat kejadian malam terbunuhnya saudara NON? " Tanya sekali lagi si polisi dengan penuh penekanan membuat Mon semakin geram.
Sedangkan di sisi lain Sam tampak berusaha atau sedang mengingat sesuatu.
"Tenanglah nak tenang dulu". Daddy mencoba menenangkan Mon.
"Pi pisau. Pi pistol. Darah Non Bunuh. A aku membunuhnya" Ucapan Sam seketika membuat semua orang yang ada didalam terkejut.
"Ya, apakah ada mengingatnya? Apakah anda membunuh saudara Non?" Si polisi kembali mendesak Sam.
Mon semakin geram sedangkan Sam semakin tidak karuan keadannya. Kepalanya berdenyut sakit sekali hingga memukul kepalanya sendiri.
"A aghh... Awww... Pembunuh aku membunuhnya" Sam kini berteriak dan memukul kepalanya yang terasa sakit.
"Sam Sam apa yang kau lakukan? Dokter tolong" Ucap Mon menahan Sam kembali memukuli kepalanya sendiri.
"Kalian lebih baik keluar sekarang jangan buat saya semakin marah dan menuntut kalian jika begini ternyata begini cara kerja kalian" Ancaman Mon membuat dua polisi langsung keluar ruangan dan menelepon atasannya.
Sam kini sudah kembali tenang dia di beri dokter obat bius. Sedangkan dokter memberi tau keadaan Sam jika ya, Sam amnesia. Dia kehilangan ingatannya, tapi sepertinya tidak semua. Dia seperti ingat kejadian terakhir yang dia alami. Tapi mungkin itu juga akan sebagai traumanya. Dokter hanya bisa menyarankan agar Sam tidak terlalu didesak untuk mengingat sesuatu hal lebih dulu. Lebih baik dia mengingatnya perlahan walau entah berapa waktu yang dibutuhkan untuk Sam mengingat semua hal itu.
TBC
•••
Jangan lupa buat vote ya guys
Dan makasih buat yang udah vote
Jangan bosan bosan untuk nunggu updet dari author•••
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA : AKSA [END]
RomanceSekuel lanjutan RENJANA Freen dan Becky yang telah sukses menjadi seorang CEO dan pengacara. Kehidupan mereka berjalan baik tapi sampai sejauh mana? penasaran? Harus! karena akan ada konflik baru yang menguji kekuatan cinta mereka. Kalian bisa mam...