35 - Interogasi

330 28 0
                                    

Satu minggu berlalu sejak Sam sadarkan diri dan selama itu juga pemulihannya berjalan cepat dan sudah di perbolehkan untuk pulang.

"Daddy yeay daddy puyang" Seru Kath yang digendong neneknya merentangkan tangan ingin dipeluk daddy nya.

"Daddy kok gak peyuk Kath cih, daddy gak kangen cama kath?" Tanya Kath ketika Sam masih terdiam bingung melihat sikap Kath.

"Aduh Kath anak mommy yang cantik, daddy pasti capek biar suruh istirahat dulu ya. Kalau mau main besok aja yah" Ucap Mon berusaha merdeka situasi.

"Ya udah babay daddy istilahat ya moga cepet cembuh bial bisa main ama kath lagi" Ucap Kath sambil melambaikan tangan melihat Sam mulai naik ke lantai atas.

Kini Sam sudah berada di kamarnya.

"Kamu sekarang mandi dulu tapi jangan sampai kepala kamu kena air, pakai shower cap. Soalnya masih belum kering lukanya" Ucap Mon sambil menunjuk arah kamar mandi karena Sam tampak kebingungan.

"Kalau sudah langsung pakai baju yang aku siapkan ya" Ucap Mon sambil memilih baju untuk Sam dan Sam sendiri sudah mulai berjalan masuk ke kamar mandi.

Limabelas menit berlalu Sam keluar hanya dengan memakai bathrobe dan melihat baju yang sudah disiapkan Mon tergelak dia tas ranjang. Tak pikir panjang Sam langsung berpakaian. Hingga tak lama Mon datang membawakan secangkir teh jasmmin kesukaan Sam.

"Ini minumlah supaya tubuhmu tetap hangat" Sam tampak mencium aroma teh di cangkir itu sebelum dengan nikmat meminumnya.

"Mau kemana? " Tanya Sam ketika melihat Mon akan keluar.

"Keluar, supaya kau bisa istirahat"

"Memang kau akan tidur dimana? Bukankah ini kamarmu juga? "

"Bagaimana kau tau? Kau mengingat sesuatu Sam?"

"Tidak. Hanya saja foto itu yang bicara" Jawab Sam sambil menunjuk bingkai foto di meja seberang ranjang.

"Kau benar, tapi apa boleh buat kau tak mengingatnya. Jadi aku tak ingin menganggu kenyamanan mu jadi tidurlah di sini. Aku akan tidur di kamar lain" Jawab Mon yang dengan wajah sendunya perlahan keluar kamar Sam.

"Sam, aku harap ingatanmu segera kembali" Batin Mon dari kamar lain tepat disamping kamar Sam dan kamar anaknya.

Pagi harinya Mon terbangun dan sudah didapur menyiapkan sarapan bersama mbak anin setelah Mon selesai memandikan Kath. Tiba-tiba terdengar sesuatu yang pecah dari kamar Sam, Mon panik dan langsung naik.

Prang....

"Sam! Ya Tuhan apa yang terjadi? Kemari duduklah pelan-pelan" Mon menuntun Sam duduk di pinggir kasur.

"Apa ada yang terluka? Mana yang sakit? " Tanya Mon.

"Ke kepala ku sakit. Aku baru saja mengingat kejadian malam itu"

"Sudah sudah tak perlu di ingat lebih lagi nanti malah tambah sakit"

"Maaf aku menjatuhkannya malah pecah sekarang. Biar aku bersihkan"

"Tidak apa, biar aku saja yang bersihkan. Kau mau kemana?"

"Aku berencana akan mandi"

"Ya sudah aku bantu ke dalam ya" Mon menuntun Sam ke dalam kamar mandi.

Setelah itu Mon membereskan pecahan cangkir yang berserakan. Sedangkan di dalam kamar mandi Sam tampak memikirkan sesuatu.

"Apa benar aku membunuhnya? Tangan ini, dengan tangan ini aku membunuh orang itu?" Batin Sam.

"Akghh... Kenapa aku tak begitu mengingatnya?" Sekarang Sam bergumam sambil memukul mukul kepalanya.

Hingga duapuluh menit kemudian Sam turun ke bawah di sana udah ada semua orang. Mommy daddy, Mon dan juga Kath. Sam hanya memandang sebentar keadaan sekitar dan berjalan perlahan duduk diantara mereka.

"Sam, apakah kau tidak lapar? Ayo kemari dan makan bersama" Ucap daddy.

"Ngomong-ngomong mau kemana kamu udah rapi gini" Tanya daddy.

"Aku akan ke kantor polisi" Ucapan Sam membuat semua mata Terbelalak.

"Apakah para polisi itu memaksa mu lagi untuk datang? " Mon.

"Tenanglah, aku memang berencana untuk kesana" Sam.

"Apa? Apa maksudmu Sam? " Sam terdiam.

"Maafkan aku. Maksudku dengan siapa kesana kau harus di dampingi pengacara untuk itu" Mon

"Sudah ada. P'Saint sudah mendapatkan pengacara untukku" Mon sekali lagi terkejut karena dia tidak tau hal ini.

"Ya sudah, nanti di antar pak Virga ya. Dan kasih kabar jangan lupa" Sam hanya mengangguk.

Media berita hampir dua minggu ini sejak kejadian malam itu banyak berita tersebar yang mengatakan bahwa Sam seorang pengusaha hebat adalah seorang pembunuh. Banyak berita menyiarkan berita itu.

Sam tetap dan masih mendapatkan panggilan ke kantor polisi itu karena pernyataaannya waktu sadar ketika masih di RS. Pernyataan itu menambah perkuatkan atas tuduhan pembunuhan yang dilakukan Sam. Keluarga dan para sahabat Sam sebenarnya tidak percaya dan tidak yakin kalau anak dan teman mereka itu adalah seorang pembunuh. Terlebih lagi Mon, dia merasa khawatir akan keadaan Sam saat ini yang baru saja pulih tapi dipojokan dengan tuduhan pembunuhan.

Saat di kantor menjalani proses interogasi Sam tampak tenang menjelaskan semua detail tragedi yang dia ingat. Tentang bagaimana perkelahian mereka terjadi sampai tentang saat Sam membunuh Non. Ketenangan Sam dalam memberikan pernyataan seakan makin memperkuat bahwa tuduhan itu benar.

Sedangkan di pihak si pengacaranya tetap akan mengusahakan agar kliennya tidak terjerat hukuman pidana. Atau paling buruknya ketika itu terdakwa benar maka dia akan tetap memperjuangkan agar Sam selalu kliennya di jatuhi hukum paling ringan.

Hingga satu minggu kemudian tiba waktu persidangan untuk mengetahui hasil keputusan Sam sebagai terdakwa pembunuhan Non.

Hingga satu minggu kemudian tiba waktu persidangan untuk mengetahui hasil keputusan Sam sebagai terdakwa pembunuhan Non

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

•••

Jangan lupa buat vote ya guys
Dan makasih buat yang udah vote
Jangan bosan bosan untuk nunggu updet dari author

•••

RENJANA : AKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang