28. PENGAKUAN

1.4K 53 2
                                    

♡  HAPPY READING ♡

***

Pagi ini, Raffael dan Zearra sudah bersiap-siap hendak pergi ke sekolah. Setelah dari cafe kemarin, mereka berpamitan untuk pulang ke rumah mereka sendiri.

Motor sport Raffael sudah terparkir didepan gerbang rumah, kini tinggal menunggu Zearra saja. Tak lama Zearra keluar dengan senyum dan wajah yang gembira. Mungkin efek masih pagi hari.

"Udah?" tanya Raffael yang diangguki Zearra.

"Udah!" ucap Zearra penuh semangat.

Zearra segera menaiki motor Raffael dengan sanggahan tangan cowok itu. Setelah duduk sempurna, Raffael pun mulai menjalankan motornya melesat pergi dari pekarangan rumahnya.

Tak butuh waktu lima belas menit untuk sampai di sekolah. Motor Raffael kini sudah memasuki kawasan SMA Galaksi. Ia Memarkirkan motornya di parkiran yang disana sudah ada motor sahabatnya.

Zearra mulai turun dari motor dengan perlahan lalu melepas helm yang ada dikepalanya dan menyerahkannya kepada Raffael.

Sebuah tangan kekar tiba-tiba merapikan rambut Zearra membuat gadis itu mendongak. Raffael dengan telaten merapikan anak rambut miliknya membuat ia tersenyum kecil.

"Pacaran aja terus lo berdua!" sindir Varen yang jengah melihat ke-uwuan antara Raffael dan Zearra.

"Udah nikah, sorry." ucap Raffael sambil merangkul pinggang Zearra posesif.

Zearra tertawa mendengarnya, "Ciee masih jomblo." ejeknya kepada Varen.

"Gue? Jomblo? Yang bener aja, rugi dong!" balas Varen angkuh membuat Raffael memutar bola matanya.

Tiba-tiba saja mata Zearra tak sengaja melihat satu cowok yang berdiri diantara Gevano, Angkasa, dan Varen. Dia Xavier. Cowok itu menatapnya dengan sendu. Tidak dengan Zearra yang hanya menatap Xavier dengan tatapan kebencian.

"Sky―"

"Raf, aku ke kelas dulu, ya." ucap Zearra memotong perkataan Xavier sebelum cowok itu selesai berbicara.

Raffael menoleh ke arah Zearra, "Aku antar, ya?"

Zearra menggeleng, "Nggak usah."

Raffael mengangguk lalu mengacak pelan rambut Zearra, "Hati-hati." ucapnya sebelum akhirnya Zearra pergi dari sana.

Gevano menepuk pundak Xavier membuat cowok itu menoleh, "Lo tadi mau ngomong apa sama Zea?"

Xavier terdiam sejenak kemudian menggeleng, "Enggak, nggak ada apa-apa."

Gevano hanya mengangguk walaupun aslinya cowok itu mengetahui bahwa sebenarnya tadi Xavier ingin mengatakan sesuatu kepada Zearra.

"Kuy kelas. Udah hampir bel." ajak Angkasa. Kelima remaja tersebut pun berjalan bersama menuju kelas mereka. Sedikit informasi, bahwa Xavier dan Raffael dkk itu berbeda kelas.

***

Melewati beberapa pelajaran yang membikin siswa dan siswi pusing kepala, kini sudah saatnya mereka untuk pulang. Bel baru saja dibunyikan setelah mata pelajaran terakhir selesai. Para siswa dan siswi pun berhamburan keluar kelas dan segera pulang ke rumah mereka masing-masing.

Zearra saat ini tengah menunggu Raffael di depan ruang guru atas permintaan cowok itu. Entah masalah apalagi yang dibuat oleh Raffael. Ia tadi sedikit mendengar bahwa katanya Raffael, Gevano, Angkasa dan Varen, ketahuan ingin membolos dan berakhir diseret ke ruang guru dengan Pak Dadang.

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang