29. TEROR

1.1K 44 1
                                    

♡ HAPPY READING♡

***

Seorang gadis baru saja menginjakkan kakinya di bandara Soekarno Hatta. Penerbangan dari Singapura ke Indonesia cukup memakan waktu. Gadis dengan rambut sepinggang dan kacamata hitam yang bertengger dihidungnya itu mulai berjalan keluar dari bandara sambil menarik kopernya.

Kakinya berhenti didepan sebuah mobil yang kini berhenti didepannya. Ia mulai memasukkan kopernya di bagasi dan setelahnya ia memasuki mobil dan duduk dikursi penumpang.

"I'm back." gumam gadis itu sambil tersenyum miring.

"Kita akan kemana, Nona Raisya?" tanya supir pribadinya yang tengah menyetir.

"Langsung pulang aja." jawab Raisya yang di angguki oleh supir pribadinya.

Raisya Belinda Aerum. Gadis blesteran Inggris-Indonesia yang baru saja menginjakkan kakinya di bandara Soekarno Hatta. 2 tahun ia di Singapura dan hari ini ia memutuskan untuk pulang ke tanah kelahirannya.

Tentu saja ia pulang ke Indonesia bukan hanya rindu dengan negara kelahirannya ini, tetapi ada maksud dan tujuan lain ia pulang ke Indonesia.

Balas dendam. Mungkin itu yang ada dipikiran Raisya saat ini. Membalas semua perbuatan seorang gadis yang membuatnya menjadi seperti ini.

Raisya mengambil ponselnya lalu melihat sebuah foto yang membuatnya tersenyum miring.

"Jadi lo udah ada pengganti dia, ya. Nggak masalah, tapi gue nggak akan berhenti, Ra. Lo dulu udah rebut semua yang gue punya, sekarang gantian gue buat rebut semua yang lo punya." ucap Raisya sambil terus menatap foto yang ada diponselnya.

"Tunggu kejutan dari gue." Raisya tersenyum smirk.

***

Di sekolah tepatnya di rooftop, Raffael dkk termasuk juga Xavier berada disana. Sofa panjang yang ditempati oleh Raffael, Gevano yang asik membaca novel, dan Varen, Angkasa, serta Xavier yang asik bermain kartu uno.

Seketika teringat sesuatu, Raffael membuka matanya dan merubah posisi yang awalnya tidur disofa menjadi duduk.

"Xav, ada yang mau gue bicarain sama lo." ucap Raffael membuat Varen, Angkasa, dan Xavier menghentikan permainan kartu mereka.

Xavier meletakkan kartunya lalu menghampiri Raffael yang duduk disofa. "Kenapa, Raf?" tanyanya setelah duduk disamping Raffael.

"Soal kemarin didepan ruang guru, masalah lo sama Zea apa?" pertanyaan Raffael satu ini mengundang atensi Gevano, Angkasa, dan Varen.

Mimik wajah Xavier langsung berubah ketika Raffael bertanya seperti itu. Lima detik ia terdiam sampai akhirnya Xavier bersuara.

"Lo nggak perlu tahu, Raf. Ini masalah gue sama Zea." Raffael yang mendengarnya sontak tersenyum miring.

"Sayangnya gue udah tahu semuanya." ucap Raffael membuat Xavier menoleh dengan wajah terkejut.

"L-lo udah tahu―"

"Iya, gue udah tahu. Semuanya tanpa terkecuali." potong Raffael membuat Xavier lagi-lagi terkejut.

"Tahu apa?" Gevano yang tadinya asik membaca novel pun kini bertanya kepada Raffael dan Xavier.

Keduanya sama-sama diam tak menjawab. Xavier melirik Raffael yang tampak biasa saja dengan pertanyaan Gevano.

Tak mendapat jawaban dari Xavier, Gevano berganti menatap Raffael. "Raf." panggilnya membuat Raffael menatap cowok itu dengan alis terangkat satu.

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang