31. CURIGA

1K 38 3
                                    

♡  HAPPY READING ♡

***

Hari sudah malam dan senja pun sebentar lagi akan menghilang. Selanjutnya digantikan oleh langit malam dan bintang serta bulan yang menyinari.

Setelah dari taman tadi sore, Zearra langsung mengajak Raffael untuk pulang guna mengobati luka yang ada di siku Raffael. Gadis itu merasa bersalah melihat Raffael yang terluka karenanya. Keduanya kini berada di kamar mereka dan duduk ditepi ranjang.

"Maaf, ya, Raf." ucapan Zearra membuat Raffael menatap bingung gadis itu.

"Buat apa?"

"Karena selamatin aku tadi, kamu jadi luka gini." Zearra masih mengobati luka Raffael sambil terus berbicara.

Raffael memegang tangan Zearra yang sedang mengobati lukanya dengan tangan satunya. "Bukan salah kamu, Zea. Lagian ini luka kecil doang."

Baru saja hendak berbicara, suara notif ponsel Zearra membuatnya terhenti. Gadis itu membereskan kotak P3K terlebih dulu lalu mengambil ponselnya yang ia letakkan diatas nakas.

Dahinya mengernyit ketika mendapati satu pesan dari seseorang yang tak ia kenal. Karena rasa penasarannya diujung batas, ia membuka pesan yang baru saja dikirimkan oleh seseorang.

Unknown
Keberuntungan sedang berpihak kepadamu, Zea. Jangan senang terlebih dahulu. Jika aku tidak bisa menyelakaimu, maka aku bisa membuatmu kehilangan orang yang paling kamu sayang.

Isi pesan tersebut membuat detak jantung Zearra berpacu semakin cepat. Raut wajahnya berubah pucat, rasa takut kembali menyelimutinya.

Raffael mengerutkan alis melihat raut wajah Zearra yang berubah setelah membaca pesan yang entah dari siapa.

"Ze, kenapa?" pertanyaan Raffael membuat Zearra menatap cowok itu.

Pesan yang dikirim oleh seseorang tadi terus berputar di otak Zearra. Bagaimana jika orang itu benar-benar akan membuatnya kehilangan orang yang paling dia sayangi?

Enggak! Enggak! Gue nggak mau kehilangan lagi, udah cukup Mamah sama Papah Batin Zearra takut.

"Zeaa.... kamu kenapa?" tanya Raffael dengan nada selembut mungkin.

Zearra menunjukkan ponselnya kepada Raffael. Cowok itu pun langsung membaca pesan yang dikirim seseorang.

Rahangnya mengeras begitu selesai membaca pesan yang dikirim oleh seseorang tersebut. Sudah ia duga, ini ada kaitannya dengan teror yang didapat oleh Zearra.

"A-aku takut, Raf." jawab Zearra dengan suara yang nyaris tidak terdengar.

Raffael langsung membawa Zearra ke dalam pelukannya. Memeluk erat istri kecilnya. Tubuh Zearra bergetar menandakan gadis itu tengah menangis, bahkan ia merasakan bahunya basah akibat air mata Zearra.

"Jangan takut, oke? Ano disini kok, Ano bakalan jagain Zeze terus."

***

Masih dikediaman rumah Raffael dan Zearra. Kini mereka kedatangan tamu, yaitu teman-temannya. Raffael tadi memberitahu kejadian di taman sore hari tadi, alhasil mereka semua pun datang ke rumahnya.

Raffael dkk kini tengah berkumpul diruang tamu, sedangkan Zearra dkk berada di kamar. Berbincang-bincang sambil menikmati camilan yang Zearra siapkan.

"Gimana kronologinya?" tanya Gevano kepada Raffael.

"Tadi waktu Zea dari mini market, gue lihat mobil mau nabrak Zea. Disitu gue langsung lari dan berakhir gue sama Zea jatuh dipinggir jalan." jelas Raffael menceritakan kejadian tadi sore.

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang