1. DIHUKUM BARENG

4.8K 139 3
                                    

♡  HAPPY READING ♡

***

Seorang gadis tengah berlari dengan terburu-buru. Karena tadi ia terlambat bangun yang mengakibatkan dirinya telat berangkat ke sekolah. Gadis itu adalah Zearra.

Saat Zearra sudah sampai di sekolah, ia mengatur nafasnya terlebih dahulu. Sebenarnya tadi Ayahnya sudah menawarinya untuk berangkat menaiki mobil saja, tetapi dirinya menolak dengan alasan "takut nanti macet, Pah, terus Zea tambah telat". Tetapi sama saja, sesampainya di sekolah ia tetap telat.

"Sia-sia gue lari." ucap Zearra ngos-ngosan sambil menatap gerbang di depannya yang sudah tertutup rapat.

Zearra memilih berjalan menuju belakang sekolah. Ia akan memanjat dinding belakang sekolah saja, yang terpenting ia bisa memasuki sekolah.

"Buset! Tinggi banget kayak ekspetasi gue." ucap Zearra menatap dinding yang menjulang tinggi di depannya.

Zearra mulai memanjat dinding tersebut walaupun sedikit susah, terlebih lagi ia menggunakan rok.

Dengan susah payah memanjat dinding, akhirnya ia sudah sampai diatas. Tanpa melihat sekitarnya ia langsung loncat turun kebawah.

Buk!

"ANJING!"

Zearra memejamkan matanya ketika tiba-tiba ia loncat begitu saja. Tetapi anehnya ia tak merasakan sakit. Zearra membuka matanya dan terkaget karena ternyata dirinya jatuh diatas tubuh seseorang, terlebih itu laki-laki.

"Aduh, sorry, ya. Gue nggak tahu kalau ada orang." ucap Zearra tak enak.

Laki-laki itu membersihkan seragamnya yang sedikit kotor karena terkena tanah. Kepalanya mendongak dan manik matanya bertubrukan langsung dengan manik mata Zearra.

"Woi!" ucap Zearra menyadarkan Raffael.

"Apa?" tanya Raffael cuek.

"Gue minta maaf." ucap Zearra sedikit tidak ikhlas kala tahu cowok itu adalah Raffael.

Sedangkan Raffael hanya membalasnya dengan deheman membuat Zearra berdecak kesal.

"Jawab kek, irit banget ngomong." gumam Zearra menggerutu.

Raffael yang masih bisa mendengar gumaman Zearra tersenyum tipis tanpa disadari oleh gadis itu.

"RAFFAEL! ZEARRA! NGAPAIN KALIAN BERDUA DISANA?!" teriak Bu Ririn sambil berkacak pinggang.

"Mampus! Ketahuan!" gumam Zearra.

Bu Ririn berjalan kearah Raffael dan Zearra. Ia menatap kedua muridnya itu dengan gelengan kepala.

"Kalian berdua, ya! Sudah telat! Terus manjat dinding belakang sekolah lagi! Pokoknya kalian berdua Ibu hukum berdiri didepan tiang bendera sampai jam istirahat!" ucap Bu Ririn membuat mata Zearra melotot, tidak dengan Raffael yang tampak biasa-biasa saja.

"Bu, tapi, kan―" ucapan Zearra terpotong ketika Bu Ririn menatapnya dengan tajam.

Dengan malas Zearra berjalan menuju lapangan, meninggalkan Raffael dan Bu Ririn disana. Ia meletakkan tas-nya terlebih dahulu dibawah pohon, lalu berjalan menuju depan tiang bendera dan mengangkat tangannya membentuk gerakan hormat.

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang