22. CLUB?!

2K 70 2
                                    

♡  HAPPY READING ♡

***

UKS, disinilah Zearra dan Gerald berada. Setelah Raffael pergi tadi, Zearra bergegas menolong Gerald dan membawanya ke UKS.

Zearra dengan telaten mengobati luka diwajah Gerald. Terkadang ia meringis melihat lukanya, terlebih sudut bibir cowok itu sedikit robek.

"Sshh!" ringis Gerald ketika kapas berisi alkohol itu menyentuh kulitnya.

"Eh, sakit, ya? Maaf, maaf." ucap Zearra ketika tak sengaja terlalu menekan kapas dibagian yang luka.

Gerald diam-diam menatap Zearra yang sedang mengobati wajahnya. Wajah cantik gadis itu benar-benar membuatnya tak berpaling dari hal apapun.

Lo cantik, Sky Batin Gerald.

Selesai mengobati Gerald, Zearra membereskan kotak P3K lalu meletakkannya ditempat semula.

"Udah, kan? Gue... pulang dulu, ya." pamit Zearra dan Gerald mengangguk.

"Hati-hati, Ze." ucap Gerald sebelum Zearra pergi dari sana.

Bertepatan setelah Zearra pergi, Xavier masuk begitu saja membuat Gerald sedikit kaget.

"Belum pulang lo?" tanya Gerald yang dibalas gelengan oleh cowok itu.

"Raffael?" tanya Xavier menunjuk luka diwajah sang Kakak yang di angguki oleh Gerald.

Xavier menghembuskan nafasnya. Ia menarik kursi lalu mendudukkan dirinya disana.

"Semuanya kacau, Kak." ucap Xavier.

"Belum semuanya, Xav. Masih ada waktu untuk kita jelasin semuanya." Xavier mendongak menatap Gerald mendengar perkataan cowok itu.

"Gue nggak tahu cara apalagi biar Sky bisa maafin gue, Kak." adu Xavier.

"Perlahan-lahan pasti Sky bisa nerima semuanya dan suatu saat nanti pasti dia bisa maafin kesalahan lo."

"Gue janji bakal tebus kesalahan gue ke Sky. Gue bakal tanggung jawab masalah yang gue perbuat 2 tahun yang lalu."

"Xav, lo yakin?" tanya Gerald memastikan.

Xavier mengangguk, "Gue yakin, Kak. Gue bakal tanggung jawab, gue nggak mau lagi lari dari masalah."

Gerald menghembuskan nafasnya, "Apapun itu yang bisa buat lo di maafin sama Sky, pasti Kakak dukung."

Xavier tersenyum tipis, "Makasih, Kak."

***

Sore berganti ke malam. Bahkan sampai malam pun, Raffael belum pulang ke rumah. Dari pulang sekolah tadi hingga malam, Raffael belum menginjakkan kaki di rumahnya. Tetapi untuk seragam, ia sudah menggantinya karena ia membawa baju ganti.

Club. Ya, saat ini Raffael dkk sedang berada di sebuah club. Tentu saja bukan teman-temannya yang mengajak, melainkan keinginan Raffael sendiri. Cowok itu katanya hanya ingin melepas sejenak beban yang ada.

Suara musik yang sangat keras dan para orang menari-nari dibawah lampu disko tak membuat Raffael dkk terusik.

"Raf, udah!" cegah Gevano saat Raffael ingin meminum lagi, padahal cowok itu sudah menghabiskan 3 botol dan ini hampir jadi botol yang ke-4.

"Arrghh! Bacot lo!" sentak Raffael yang mulai merasakan kesadarannya sedikit hilang.

"Sa, gimana nih?" tanya Varen melirik Angkasa.

"Gue nggak tahu. Raffa udah mabuk banget ini. Nggak mungkin, kan, kita anterin dia ke rumah orangtuanya." jawab Angkasa frustasi. Ia tak tahu lagi harus bagaimana, melihat kondisi Raffael yang sangat mabuk begini rasanya tidak mungkin jika dia mengantar pulang cowok itu kerumah Elang.

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang