PROLOG

7.8K 188 13
                                    

Haiii my pren tercintah! 😻

Akhirnya aku memutuskan untuk membuat cerita Raffael, yeayyy! 🤩

Seneng nggak? Seneng nggak? seneng nggak? Seneng lah yaw masa enggak, ahay!

Udah lah pren kebanyakan basa-basi, cus deh langsung baca aja!

***

Zearra kini sedang asik-asiknya memakan nasi goreng yang ia buat. Acara makannya itu harus terganggu karena tiba-tiba Raffael datang lalu mengambil alih sendoknya dan menyuapkan nasi goreng yang sudah ia buat kedalam mulutnya.

"Raffa, itu nasi goreng gue!" teriak Zearra kesal.

Sedangkan sang pelaku hanya menampilkan wajah biasa saja, "Apa salahnya berbagi sama suami."

Blush!

Zearra mematung di tempat dengan pipi yang memerah akibat perkataan dari Raffael. Seakan tersadar ia menggelengkan kepalanya lalu beralih menatap Raffael dengan sengit.

"Buat sendiri kalau mau!" ketus Zearra lalu merebut sendok yang berada ditangan Raffael dan kembali melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda.

Raffael menarik kursi lalu duduk disamping Zearra. Melihat gadis itu makan dengan wajah yang masih sedikit kesal membuat Raffa gemas.

Damn it! Istri gue gemas banget! Batin Raffael gemas dengan kelakuan Zearra.

Zearra yang sadar tengah ditatap pun menghentikan acara makannya lalu menoleh kesamping. Ia mengernyit ketika melihat Raffael yang menatapnya tanpa berkedip.

"Gue tahu gue cantik, tapi lihatnya jangan gitu banget, lah. Gue, kan, jadi malu." ucap Zearra pede.

Raffael menyentil pelan kening Zearra membuat gadis itu meringis. Ia mengusap keningnya lalu menatap sang pelaku dengan garang.

"Sakit bego!" kesal Zearra.

Raffael beralih menyentil mulut Zearra, "Ngomong apa tadi, hm?"

"Bego!" ucap Zearra mengulang kembali perkataannya, bukannya takut ia malah makin ngegas.

"Naughty girl." ucap Raffael dengan nada rendah dan tatapan datar.

Singa hampir keluar, saatnya lo kabur, Ze Batin Zearra.

Dengan gerakan cepat Zearra berdiri dari kursi dan beranjak dari sana namun, lengannya tiba-tiba ditarik oleh Raffael membuat dirinya jatuh ke pangkuan cowok itu.

Zearra menjadi gugup ketika dirinya tiba-tiba duduk dipangkuan Raffael. Ditambah cowok itu yang kini menatapnya dengan datar.

"M-misi, gue m-mau ke kamar." ucap Zearra yang hendak berdiri tetapi pinggangnya ditahan oleh Raffael.

"K-kenapa?" tanya Zearra gugup.

Raffael mendekatkan wajahnya ke telinga Zearra dan membisikkan sesuatu.

"Gue nggak suka istri gue ngomong kasar." bisik Raffael dengan nada berat lalu meniup leher jenjang Zearra.

Zearra menahan nafasnya ketika Raffael berbisik tepat ditelinganya dan meniup lehernya.

Jantung gue bermasalah! Batin Zearra menjerit didalam sana.

Raffael menyandarkan punggungnya pada kursi dan melihat Zearra yang masih mematung ditempat. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman miring.

Zearra berdehem sejenak guna menghilangkan rasa gugup, "R-raffa, gue mau ke kamar dulu. M-minggir." Zearra dengan cepat berdiri dari pangkuan Raffael lalu melangkah menuju anak tangga.

Belum ada dua langkah tiba-tiba Zearra merasakan tubuhnya melayang. Raffael menggendong Zearra dan mendudukkan gadis itu diatas meja makan. Cowok itu menatap lekat wajah gadis didepannya membuat Zearra yang ditatap oleh Raffael menjadi gugup.

"K-kenapa lagi?" tanya Zearra berusaha tidak gugup.

Bukannya menjawab Raffael justru pergi begitu saja membuat Zearra menatap bingung cowok itu.

Nggak jelas banget! Batin Zearra.

Tak berselang lama Raffael kembali dengan membawa kotak P3K. Cowok itu mendekat kearah Zearra dan meletakkan kotak P3K di meja makan.

Zearra masih tak mengerti dengan apa yang akan dilakukan oleh Raffael. Ia hanya diam saja dan melihat apa yang dilakukan Raffael nantinya.

Tangan Raffael terangkat untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi dahi Zearra. Terlihat sebuah luka memar dan sedikit membiru disana.

"Sakit?" tanya Raffael lembut sambil mengusap luka di dahi Zearra membuat gadis itu sedikit meringis.

"Sedikit." jawab Zearra berbohong. Padahal rasa sakitnya luar biasa, ditambah kepalanya juga pusing akibat luka di dahinya ini. Ia hanya tak mau di cap cewek lemah hanya karena terluka di bagian dahi.

Raffael pun mengobati luka di dahi Zearra dengan perlahan, ia sesekali juga meniup luka itu agar cepat kering.

Zearra sendiri sudah keringat dingin karena jarak wajah mereka kini sangat lah dekat. Bahkan Zearra bisa merasakan hembusan nafas dari Raffael. Ia berusaha untuk tidak gugup walaupun jantungnya kini sudah jedag jedug didalam sana.

Ganteng juga nih cowok kalau dari dekat Batin Zearra menatap lekat wajah Raffael.

Selesai mengobati luka Zearra, Raffael membereskan kotak P3K dan menaruh kembali kotak tersebut ke tempatnya.

Raffael menghampiri Zearra yang masih setia duduk diatas meja makan, ia menurunkan gadis itu dan mendudukkannya dikursi. Ia berjongkok tepat dihadapan Zearra, kedua tangannya meraih tangan Zearra dan menggenggamnya.

"Maaf, nggak bisa lindungi lo." ucap Raffael tiba-tiba membuat Zearra bingung sendiri. Melindungi? Melindungi dari hal apa?

"Gue udah tahu semuanya, Ze. Kejadian dikantin tadi, gue udah tahu sebenarnya." jelas Raffael menjawab keterbingungan dari wajah Zearra.

"Gue benar-benar minta maaf nggak bisa jagain lo." ucap Raffael menatap mata Zearra dalam.

"Gue nggak apa-apa kok. Lagian buat apa gue di jagaian? Kayak anak tk aja." kekeh Zearra.

"Lo istri gue, Zea. Dan gue suami lo, berarti tanggung jawab gue itu jagain dan lindungi lo." ucap Raffael dengan raut wajah serius.

***

Gimana untuk prolognya prenn??

Ada yang kangen sama Cira yang cantikz inii? Pasti ada dong, yaw! Wkwk pede banget

Tapi serius, ada yang kangen nggak sieh? Oke gapapa nggak ada 🙂

Seneng nggak cerita Elang ada squelnya??

Yang seneng koment boleh lah prenn

Ada yang suka cerita perjodohan gak sie?

Jangan lupa untuk vote and koment ygy! 😉

Itu hukumnya wajib loh pren ☺

Gimana guys, lanjut gak nieh??

Lanjut lah masa enggak! Icikiwir!

Jangan lupa juga untuk follow my ig : @story.ciraa










See you next chapter guys 🖤

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang