30. HAMPIR TERJADI

1.2K 45 16
                                    

♡ HAPPY READING♡

***

Di rooftop sekolah kini Raffael dkk, ralat, kecuali Xavier, dan Zearra dkk sedang berkumpul disana. Grazella sudah menceritakan tentang kejadian tadi saat di toilet.

Zearra yang duduk disofa masih menormalkan detak jantungnya yang tak karuan. Bahkan ia tak jadi mengganti rok-nya dan kini rok-nya masih basah, walaupun sedikit kering.

Raffael yang duduk disamping Zearra menggenggam kedua tangan gadis itu membuat Zearra menatapnya.

"Tenang, oke? Nggak usah dipikirin." ucap Raffael menenangkan Zearra.

"A-aku takut, Raf. Gimana kalau ancaman itu bener? Gimana kalau orang itu beneran mau bikin aku celaka?"

"Sssttt.... don't scared, I'm here." Raffael membawa Zearra ke dalam pelukannya, mengelus lembut punggung gadis itu.

"Kayaknya mulai sekarang lo harus ekstra jagain Zea deh, Raf." ucap Varen yang disetujui oleh semuanya.

"Kalau bisa 24 jam lo jagain Zea, jangan biarin Zea sendiri." imbuh Grazella.

Raffael melerai pelukan keduanya. Sekarang Zearra sudah merasa sedikit tenang daripada tadi.

Raffael menoleh menatap teman-temannya. "Gue juga minta tolong sama kalian buat jagain Zea kalau dia lagi nggak sama gue." Semuanya pun mengangguk mendengar itu.

"Kok bisa ada orang yang se-jahat itu, sih? Ngapain coba pakai ancam-ancam Zea gitu?" Alicia geram sendiri kepada orang yang telah membuat Zearra ketakutan seperti ini.

"Lo punya musuh, Ze?" tanya Gevano yang sedari tadi diam.

Zearra menggeleng, "Gue nggak pernah punya musuh sama siapapun."

"Apa itu dari orang yang benci sama Zea?" cetus Angkasa menyimpulkan.

"Alasannya apa coba lakuin itu?" Grazella bertanya bingung.

Angkasa mengedikkan bahunya, "Mungkin aja ada orang yang nggak suka lihat Zea."

Gue bakal cari tahu, Ze. Gue nggak akan biarin lo disakitin sama orang itu Batin Raffael bertekad.

***

Sore hari yang begitu indah dan damai. Zearra dan Raffael berencana akan pergi ke taman yang dekat dengan rumah mereka. Hitung-hitung juga menikmati udara di sore hari dan juga menikmati waktu berdua.

Soal masalah tadi siang di sekolah, Zearra juga sudah melupakan hal itu. Raffael selalu mengalihkan topik dan menghibur Zearra agar gadis itu tak berusaha mengingat kejadian di sekolah tadi.

Kedua tangan yang saling bertautan yang tak lain adalah Raffael dan Zearra. Keduanya kini berjalan menglilingi taman yang ramai oleh anak-anak yang bermain.

Mata Zearra tiba-tiba melihat pedagang yang menjual permen kapas. Matanya berbinar detik itu juga, ia ingin sekali membeli permen kapas itu.

Zearra menoleh ke Raffael, "Raf, ayo beli permen kapas!" ajaknya sambil menunjuk pedagang yang menjual permen kapas.

"Hm, ya udah, ayo." Zearra tersenyum lebar mendengarnya. Ia langsung buru-buru menarik tangan Raffael menuju penjual permen kapas.

Setelah membeli permen kapas favorit Zearra, kini keduanya duduk disalah satu kursi yang ada di taman tersebut.

Zearra asik memakan permen kapas miliknya hingga kini hampir tersisa setengah. Ia menoleh ke samping dan mendapati Raffael yang sedang menatapnya.

"Mau?" tawarnya kepada Raffael dan cowok itu mengangguk.

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang