♡ HAPPY READING ♡
"Aku mencintaimu seperti embun kepada daun. Selalu di usir pergi oleh pagi, namun tak pernah berhenti datang lagi. Setiap malam, setiap hari."
~ Raffael Emilliano Caesar Rajendra ~
***
Sore berganti ke malam. Senja yang indah kini sudah tergantikan oleh gelapnya langit malam yang masih terang karena cahaya bulan dan juga bintang.
Seorang gadis cantik sedang berdiri dibalkon kamarnya. Memandangi langit malam dan menikmati angin yang berhembus. Walaupun banyak orang yang bilang, bahwa angin malam tidak baik untuk tubuh.
"Ngapain dibalkon?"
Sontak Zearra membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara yang ia kenal. Terlihat Raffael bersandar dipintu balkon dengan jaket ditangannya. Sepertinya cowok itu baru saja pulang selepas dari rumah Varen.
"Nunggu pesawat Jaehyun datang buat jemput gue ke Korea." jawab Zearra asal, kembali berbalik tubuh menatap langit-langit.
Raffael terkekeh pelan. Ia melangkah mendekati sang istri lalu mengebakkan jaket yang ada ditangannya dan di pakaikannya ke Zearra.
Kepala Zearra menoleh kesamping. Tepat saat Raffael memakaikannya jaket, jaraknya begitu dekat dengan wajahnya. Bisa dihitung hanya beberapa centi saja jaraknya.
"Biar nggak kedinginan." Raffael berucap sambil membenarkan tataan jaket agar menyelimuti tubuh mungil Zearra.
Kepala Zearra kembali menatap langit malam yang kini terlihat lebih gelap. Bahkan bintang-bintang sudah tidak terlihat lagi, dan bulan pun sudah tertutup oleh awan.
Tes!
Setetes air mengenai kepala Zearra membuat gadis itu mendongak. Sepertinya malam ini akan turun hujan. Dan benar saja, setetes demi setetes air mulai turun.
"Ayok masuk, bentar lagi hujan." ajak Raffael, tetapi Zearra menggeleng.
"Mau lihatin hujan." ucap Zearra tanpa melihat Raffael. Pandangannya tetap melihat langit malam.
Raffael menghembuskan nafas. Ia memilih duduk dikursi yang ada disana.
"Sini duduk." Zearra menoleh lalu ikut duduk dikursi samping Raffael.
Tak lama dari itu, hujan pun mengguyur daerah kota Jakarta. Langit yang bertaburan banyak bintang kini sudah gelap tak ada bintang. Bahkan bulan sudah hilang tertutup awan.
"Suka banget sama hujan?" pertanyaan Raffael membuat lamunan Zearra buyar. Gadis itu menoleh ke samping.
Zearra mengangguk, "Dulu gue pernah lihatin hujan sendirian sambil berpikir, apa semua bakal baik-baik aja kedepannya?"
Raffael terdiam, ia tak menjawab perkataan Zearra. Cowok itu setia menatap wajah cantik istrinya dari samping.
"Gue punya segalanya, tapi gue nggak punya satu orang yang tahu gimana gue sekarang, dan nggak ada yang tahu kapan gue sakit, kapan gue capek." lanjut Zearra.
"Ada. Gue orangnya." cetus Raffael membuat atensi Zearra menoleh.
Lima detik keduanya terdiam, hingga Zearra lebih dulu bersuara. "Apa alasan lo terima perjodohan ini?" pertanyaan yang kedua kalinya Zearra lontarkan kepada Raffael.
Sudut bibir Raffael terangkat membentuk sebuah senyuman tipis, "Karena gue suka sama lo udah lama, Ze. Bahkan waktu kita masih kecil, gue udah duluan suka sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFAEL? HE IS MY HUSBAND
Teen Fiction[FOLLOW DULU BESTIE SEBELUM MEMBACA] Kalau bisa jangan nunggu end dulu baru baca kak 💙 [SQUEL ELANG] Hai my prenn! 🤩 Rara kembali dengan membawa cerita baru nih! Yeayyy! Semoga kalian suka yaa sama cerita kedua aku ⚠️ Dilarang plagiat dalam bentuk...