38. KABAR DUKA

665 28 1
                                    

💗 HAPPY READING 💗

***

Tiga hari terhitung Zearra berada di rumah sakit. Selama itu, Raffael terus menemani Zearra setiap waktu. Terkadang teman-temannya pun datang untuk menjenguk Zearra dan bercanda ria bersama, mengalihkan agar Zearra tak murung terus atas kepergian bayi yang dikandungnya.

Selama tiga hari ini, keadaan Zearra sudah mulai membaik, ia sudah mengikhlaskan bayinya yang sudah kembali kepada Sang Pencipta. Mungkin ini sudah takdir dari Tuhan.

Raffael baru saja selesai mengemasi baju-baju Zearra ke dalam tas. Ia tinggal menunggu Zearra saja yang sedang di toilet.

Ting!

Notifikasi ponsel milik Raffael membuat cowok itu segera mengecek ponselnya. Alisnya mengerut kala melihat pesan dari Mamanya.

Mama
Raf, kamu masih di RS?
Bisa langsung ke TPU? Ini penting, Nak

Karena penasaran pun, Raffael akhirnya memilih untuk menelepon Mamanya. Benda pipih itu ia tempelkan ke telinga, menunggu telepon terhubung.

"Halo, Nak."

"Halo, Ma. Ini Raffa masih di Rumah Sakit. Ada apa kok suruh Raffa ke TPU?"

Hening. Naura tak menjawab sama sekali. Raffael semakin bingung dan penasaran.

"Ma? Halo?"

"Orang tua Zea kecelakaan, Raffa."

Deg!

Raffael mematung mendengar perkataan Mamanya. Tubuhnya kaku, bahkan jantungnya seakan-akan terhenti.

"Arsen dan Vella kecelakaan saat perjalanan pulang ke Jakarta. Mama nggak tahu persis gimana kejadiannya. Tapi, mereka nggak selamat. Arsen dan Vella meninggal dalam kecelakaan itu."

"Maka dari itu, kamu habis ini langsung ke TPU, ya. Ajak Zea juga, kita nggak mungkin nutupin ini. Mau gimanapun juga, Arsen sama Vella orang tuanya Zea."

"Mama tunggu di TPU. Semuanya sudah ada di sini, Nak. Kita tinggal tunggu kamu dan Zea doang."

"Mama tutup dulu, hati-hati."

'Tut'

Sambungan telepon diputuskan oleh Naura. Raffael tak bergeming sama sekali. Ia terlalu kaget mendengar berita ini.

***

"Raf, kok kita ke TPU?" tanya Zearra bingung. Keduanya sudah turun dari mobil.

Raffael menatap Zearra dan tersenyum kecil, "Jangan sedih, ya?"

Alis Zearra mengerut bingung, "Sedih? Kenapa? Raf, aku udah ikhlas tentang kepergian anak kita."

Raffael menggeleng pelan. "Bukan, Zea, bukan. Bukan soal anak kita."

"Lalu?" Zearra menatap Raffael bingung. Perasaannya mulai tak enak.

Raffael langsung memeluk Zearra. Mengusap lembut rambut panjang sang istri. Ia tak siap memberitahu Zearra tentang keadaan orang tuanya.

RAFFAEL? HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang