"Aku minta maaf Sayf, tolong jagakan anak aku untuk aku. Aku sayang dia Sayf" sebak suara Tan Sri Roslan.
"Jangan risau, aku akan jaga Dhia macam anak aku sendiri. Aku dengan Bella dah memang anggap Dhia anak kami" pujuk Tengku Sayf.
Puan Isabella mengangguk.
"Nafidz" Tan Sri Roslan bersuara sambil pandang Tengku Nafidz.
"Uncle restu dan terima permintaan kamu."
Tengku Nafidz mendekat ke arah lelaki tua itu.
"I will take a good care of her"
"Dhia, dia cepat marah, but I know why dia jadi macam tu, tapi percayalah, Dhia adalah satu-satunya anak uncle yang mempunyai hati yang lembut and baik"
Tengku Nafidz senyum dan anggukkan kepala. Mengiyakan apa yang dicakap sebentar tadi.
Di dalam bilik, Dhia Delisha menangis teresak-esak di katil sambil peluk frame gambar mamanya.
Rasa sakit di hati dia hamburkan semuanya dalam tangisan.
"Mama, Dhia nak mama, kenapa mama tak bawa Dhia sekali pergi dengan mama" sayu suara itu.
Tengku Nawra perlahan-lahan masuk ke dalam bilik Dhia.
Dia duduk di tepi katil Dhia, bahu Dhia diusap.
"Dhia" Tengku Nawra bersuara.
Dhia pandang sekilas Tengku Nawra, kemudian sembam kembali mukanya di katil.
Tak lama kemudian, Tengku Nafidz, Puan Isabella masuk ke dalam bilik.
Tengku Sayf dan Tengku Nufail tunggu di pintu bilik.
"Sayang mama" lembut suara Puan Isabella. Dia duduk di sebelah Dhia Delisha. Kepala ditutup tudung sarung itu diusap.
Dhia bangun dari baring, kepalanya masih menunduk, terus dia peluk Puan Isabella.
Pelukan dibalas, kedua wanita itu menangis. Tengku Nawra usap bahu Puan Isabella dan Dhia.
"Mama ada sayang, mama jadi mama Dhia. Papa pun. Kami takkan tinggalkan Dhia sayang"
Pelukan Dhia makin erat.
"Sakit mama, it still hurts. Sakit tu masih ada."
Tengku Nafidz pandang sayu Dhia. Sungguh dia ingin peluk tubuh kecil itu memberi kekuatan.
"It still hurts even after years, sakit tu still ada, the wound still there ma. No matter how many years has passed. Incident tu like semalam terjadi. It keeps haunting me like a trauma"
Pelukan Puan Isabella makin erat.
"Silent without listener, his actions, apa yang dia buat is like a subtle knife yang tikam Dhia dengan arwah mama"
Teresak-esak Dhia di dalam pelukan.
"Dhia"
Tengku Nafidz mendekat, duduk melutut di hadapan Dhia.
Mata ambernya tatap mata hitam itu. Dhia pandang Tengku Nafidz.
"Let me heal you"
Diam semua orang di dalam bilik itu.
"Apa maksud awak?" perlahan suara Dhia.
"Marry me"
Terdiam Dhia. Tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Nafidz, saya-"
"If I could give you one thing in life. I would give you the ability to see yourself through my eyes, only then you will realise how special you are to me Dhia Delisha"
YOU ARE READING
Bae [🔸️IN EDITING🔸️]
Romance⚜️ 1st King Series ⚜️ #1 family #1 loyal #2 action Tengku Nafidz Mustasyar Dhia Delisha Kekuatan Tengku Nafidz adalah Dhia Delisha, dan kekuatan Dhia Delisha adalah Tengku Nafidz. "She is my woman" "You worth the wait bae" "Save others not me" "A...