Semalaman Hyun-jae hanya tidur di sofa ruang tamu, matanya perlahan mulai terbuka ia sedikit tak mengingat apa yang terjadi semalam
"A-aku dimana?" Tanyanya ketika matanya masih buram
"Sayang.. kamu di rumah.. kepalamu masih sakit?" Tanya ibu jee mengelus Surai Hyun-jae
"Ibu.. katakan.. siapa yang mengantarku kemari?" Tanya Hyun-jae
"Sunghoon.." jawab ibu jee yang membuat Hyun-jae sedikit melototkan matanya tak percaya
"A-apa? Sunghoon? T-tidak mungkin!" Batin Hyun-jae memutarkan bola matanya
"A-apa Bu? Ibu bercanda kan..." kekeh Hyun-jae garing
"Tidak, memang benar.."
"Sunghoon mengantarkan mu pulang.."
"I-ibuu.."
"Hayoo suka yaa.." goda ibu jee ketika melihat pipi anaknya merah merona
"A-apa? T-tidak!" Menahan malunya
"Sunghoon orangnya tampan dan manis loh.." goda ibu jee
"I-ibu Hyun-jae mau kerjaaa!" Malunya
"Kerja? Ibu sudah menanyakan itu pada Hana, dan kata Hana hari ini kau diliburkan"
"Apa!"
"Aaaaa~ aku akan bosan~" renggeknya ingin bekerja
Tok tok tok
Suara ketukan pintu 3 kali, ibu jee sedang berada di dapur jadi tak mendengarnya jika ada ketukan pintu, firasat Hyun-jae sudah tak enak, pasti Jake sialan itu
"Buka tidak ya.." binggungnya
Mau tak mau ia akhirnya membuka pintu, sambil mengintip ternyata
Sunghoon?
"Sunghoon?" Syok Hyun-jae
Sunghoon dengan seragam bar cafenya menemui Hyun-jae
"Hm?" Balasnya
"A-apa yang kau lakukan disini?
Sunghoon tak menjawab
"D-dan bagaimana bisa kau mengetahui ini rumahku?.." lanjut Hyun-jae
"Bagaimana? Apa kau sudah sehat?" Tanya sunghoon balik tanpa menjawab pertanyaan Hyun-jae
"Haisshh aku tanya apa, jawabannya apa.. bagaimana si.." kesal Hyun-jae
Sunghoon menyodorkan 3 buah coffe yang pernah Hyun-jae pesan, harap-harap Hyun-jae akan cepat sembuh
"A-apa ini.." kagetnya
"Jika harimu terasa berat, minumlah coffe walaupun hanya setetes.."
"B-baiklah, terimakasih sunghoon.."
"Oh ya.. aku boleh minta nomer telpon?"
"Boleh.."
"08 berapa kak?" Setelah memberikan nomer hp Hyun-jae sunghoon pergi dari sana, Hyun-jae berniat ingin meminum coffe buatan sunghoon yang sudah agak lama tak ia rasakan
Tak hanya coffe, di sana pun ada sebuah kertas yang bertuliskan "cepat sembuh" dan emoji senyum
"Andai saja jika emoji ini adalah kau yang sedang di depanku sunghoon.." lirihnya menghela nafas kasar
Hyun-jae menyeruput kopi buatan sunghoon, seperti biasa membuatnya candu dan nikmat
"Dia tau cara membuat coffee yang enak" Hyun-jae tersenyum geli, ada apa dengan hari ini?
Setelah meminum caffe Hyun-jae menceritakan apa yang semalam ia alami, bahkan ia sama sekali tidak merasa jika ia di gendong oleh sunghoon, sungguh memalukan
"Jake menamparmu?!" Geram ibu jee
"Ibu.. tolong, sebaiknya jangan menghampirinya, biarkanlah.. tetapi jika ia berbuat seperti itu kembali, apa ibu tetap mempercayainya?"
"Tidak.. percayalah kepada ibu.." ujar ibu jee, ia yakin bukan ia yang dapat melindungi Hyun-jae tetapi sunghoon
Hyun-jae melihat di handphonenya ada sebuah pesan, ya itu sunghoon.
Sunghoon
Bagaimana kopinya? Apa tidak enak?Hyun-jae
Sangat enak, terimakasihSunghoon
Apa kau menyukainya?Hyun-jae
Kopi buatanmu tidak pernah tak enakSunghoon
Aku senang jika kau menyukainyaSunghoon
Sering-seringlah. mampirHyun-jae
Baiklah"Huh.. ada apa ini? Mengapa ketika kita berkomunikasi secara online lancar begini?" Batin Hyun-jae
"Hyun-jae.."
KAMU SEDANG MEMBACA
love exists (END)
Teen Fiction"aku tidak akan percaya akan adanya cinta didalam hidupku" ucap park sunghoon yang ia sudah buta akan adanya cinta, tapi bagaimana jika sumpah yang ia ucapkan tidak seperti yang ia inginkan??