Hari ini, Hyun-jae sangat bersemangat, ntah mengapa ia selalu saja seperti ini ketika berangkat untuk bekerja, sesampainya di rumah sakit, beberapa perawat disana terkejut, Hyun-jae biasanya datang tak seawal ini
"Pagii hanaa" sapanya yang ingin salin
"Hei apa kau sedang demam?" Tanyanya sambil meletakkan tangan di kening Hyun-jae
"Aishh tidak!"
"Lalu? Sangat langkah sekali kau datang awal seperti ini"
"Apa salahnya?" Tersenyum
"Baiklah ayo bekerja Hyun-jae" ajak Hana
"Aayuukkkk~"
Sibuk bekerja sampai-sampai dirinya lupa untuk sarapan, mana lagi ia tak membawa bekal
"Ayolah aku lapar" grutu Hyun-jae di ruangan pribadinya ia binggung harus bagaimana
Hpnya berdering ternyata sunghoon menelponnya
"Selamat pagi" sapa sunghoon
Hyun-jae tersenyum
"Pagi jugaa" balasnya
"Hyun-jae bagaimana kabarmu?" Tanya sunghoon yang sepertinya ia sudah mulai terbiasa membuka suara khusus untuk Hyun-jae
"Baik, ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, kau sedang bekerja?"
"Ehem.."
"Baiklah maaf jika mengganggumu Hyun-jae.."
"Ah tidak.. kau tidak menggangguku.. jangan berlebihan sunghoon" ujarnya tersenyum
"Haha baiklah semangat bekerjanya"
"Ehem" setelah Hyun-jae mengatakan itu, sunghoon mematikan telfonnya
"Mengapa dia sengat menggemaskan, aku berharap jika ia membalas perasaanku" Hyun-jae melamun memikirkan sunghoon ia sangat ingin menjadi milik sunghoon, tapi..
"Apa! Hei tidak mungkin... Jangan konyol Hyun-jae, sunghoon tidak mungkin menyukaiku.." ujar Hyun-jae yang ingin membuang jauh-jauh pikirannya tentang sunghoon
Hyun-jae berusaha menghilangkan sunghoon dari pikirannya tapi mengapa tidak bisa, mana lagi ia sangat lapar
"Yasudah lah, mungkin aku akan mencari makanan diluar saja" Hyun-jae keluar dari ruangannya, berniat ingin membeli makan tetapi ada situasi darurat. Ia cepat-cepat menangani korban kebakaran. 2 korban terluka parah seorang ibu dan anak kecil dan yang lainnya luka-luka ringan
"Suster! Bawa mereka kedalam untuk mendapatkan pertolongan segera!" Ucap Hyun-jae yang sedang membawa 2 korban cukup parah kedalam
Hyun-jae langsung saja mengambil tindakan, tapi sayangnya ibu dari anak itu pergi untuk selamanya
Hyun-jae sibuk mengobati anak laki-laki itu yang sedari tadi hanya berkata lirih kepada Hyun-jae
"Hei.. istirahatlah.. jangan berbicara dulu, tubuhmu masih lemah dan kakak harus mengobati lukamu.." jelas Hyun-jae lembut, hanya satu kata yang Hyun-jae terdengar oleh ucapan anak itu
"Aku benci dokter" Hyun-jae terkejut mendengar perkataan anak itu, tetapi ia memaksakan agar tak menggubris, wajar ia hanya anak kecil
Anak itu pun dibius agar tak merasakan sakit ketika di obati
Beberapa hari berlalu, Hyun-jae khawatir kepada anak yang ia tolong, karna belum siuman, ia takut jika anak itu kecewa lantaran ibunya sudah tidak ada
Sambil menunggu kabar anak itu siuman Hyun-jae memutuskan untuk memeriksa pasien yang lainnya
Hyun-jae selesai memeriksa semua pasien yang ada di jadwal hariannya tiba-tiba saja ia dihadang oleh Jake
"Hyun-jae.." panggilnya disaat Hyun-jae tidak sengaja menabrak Jake karna tak melihat jalan
"Minggir.." ucapnya tak mau melihat Jake
"Uhh.. kasar sekali"
"Jake.. jangan membuat onar untuk kau datang kemari.."
"Hyun-jae.. aku hanya mengunjungimu, aku hanya rindu padamu, dan apa kau tidak rindu denganku?" Tanyanya menggoda dan tangan telunjuknya menyentuh dagu Hyun-jae, Hyun-jaepun dengan reflek menepisnya
"Pertanyaan konyol!" Pergi dari sana, Jake hanya tersenyum smirk
"Dia selalu saja membuat hari-hariku selalu BURUK!" kesalnya pergi ke kantor sambil grutu
Sesampainya di kantornya
"Menyebalkan! Bisa-bisa dia menyentuh diriku! Apa apaan dia!" Grutunya lalu sorot matanya melihat ada tepak makan cantik di mejanya
"Apa?"
Kotak makan itu sangat lucu dan ada surat di atasnya, surat itu berisi . "aku tau kau belum makan, aku memang bukan seorang peramal handal, kau sibuk mengurus orang lain tetapi dirimu sendiri kau lupakan, jangan bersikap konyol seperti itu. Jangan melewatkan makan siangmu. Selamat makan dan selamat menikmati, semoga kau suka. From: -sunghoon-"
"Aishh mengapa sangat menggemaskan, seperhatian inikah kau sunghoon?"
"Aku tak percaya jika kau memiliki perhatian sebesar ini" ucap Hyun-jae memakan tepak makan dari sunghoon
"Sangat enak.. kau pandai dalam hal apapun sunghoon.." ujarnya bangga
"Aku harap aku bisa memilikimu seutuhnya" ujar Hyun-jae penuh harapan, disisi sebaliknya ada hal yang Hyun-jae tak setuju dengan perkataannya, sunghoon berhak memilih jalannya, ia tak mau sunghoon tertekan kembali
"Terimakasih sunghoon" ujar Hyun-jae dalam hatinya lalu tersenyum kecil
Ditengah ramainya pelanggan sunghoon akhirnya bisa istirahat. Ia melamun dan itu diketahui oleh heeseung
"Oy.. jangan melamun.. nanti-" ucapannya terpotong lantaran sunghoon menyela
"Tidak.. aku tidak melamun"
"Habis itu?"
"Hanya memikirkan sesuatu"
"Ekhem.. siapa tuh.. kau menyukai seseorang?" Goda heeseung menatap sunghoon
"Hmm.. menurutmu?" Ucapnya datar Menahan malunya
"Hmm.. aku hanya terkejut saja jika laki-laki sepertimu menyukai seseorang.."
"Aku juga manusia.." balas sunghoon
"Kau menyukai seseorang itu dari kapan?"
"Sejak dulu"
"Biar ku tebak"
"Tidak perlu" balas sunghoon yang malas menanggapi heeseung
"Ayolah sunghoon.."
"Diamlah aku ingin kembali bekerja" meninggalkan heeseung
"Hyun-jae.. aku harap kau menyukainya" ujarnya dalam hati lalu tersenyum manis
KAMU SEDANG MEMBACA
love exists (END)
Teen Fiction"aku tidak akan percaya akan adanya cinta didalam hidupku" ucap park sunghoon yang ia sudah buta akan adanya cinta, tapi bagaimana jika sumpah yang ia ucapkan tidak seperti yang ia inginkan??