Heeseung dan Niki terus merenung diluar ruangan rumah sakit, Hyun-jae yang hari-harinya selalu menangis dan berbicara kepada kekasihnya, akan tetapi hasilnya tetap nihil, tidak ada jawaban apapun dari sang empu, hanya terdengar suara alat monitor pendeteksi jantung
"Apa kita terlambat?" Ujar ni-ki dikala malam itu yang bersender di dinding, begitupun heeseung
"Tidak.. kita tepat waktu.. hanya saja.."
"Andai saja jika aku sudah lama mengetahui Soe.. aku akan membantu sunghoon" ujar ni-ki kecewa dan ia berharap waktu bisa diputar kembali dan merubah takdir
"Aku.. ingin mencari angin, kau jaga Hyun-jae sunghoon dan Hana, aku mohon" mohon heeseung dan dibalas anggukan oleh niki, lalu ia pergi
Heeseung berniat ingin pergi kerumah Jake, ntah tiba-tiba pikiran itu terlintas kepadanya, sepertinya Jake sudah mempersiapkan ini semua
Dengan pintu tak dikunci, heeseung memasukinya rumah Jake yang gelap itu, lalu ia masuk ke kamarnya dan hanya lampu mejanya yang menyala
Dimeja itu ada petunjuk
"Buka loker bawah meja ini, dan ambil kamera video" heeseung melakukan petunjuk itu, ia membuka kamera video dan heeseung memutarkan video itu, dan ternyata Jake
"Siapapun yang melihat video ini.. aku harap kau mendengarkan apa yang aku katakan untuk terakhir kalinya, jika yang melihat video ini adalah heeseung aku sangat bersyukur.. langsung saja.. aku akan menghentikan Soe.. Soe hanya menginginkan Hyun-jae untuk membunuhnya dan memiliki sunghoon kembali.. ya seperti yang kau tau bukan.. tidak hanya sunghoon yang mencintai Hyun-jae, setelah berapa lama dan waktu aku mencintai Hyun-jae sebelum sunghoon.. jadi.. untuk hadiah permohonan maaf.. aku akan menghentikan Soe.. aku tidak ingin Hyun-jae mati di tangan seseorang yang konyol sepertinya.. aku akan melakukan apa yang ada di pikiranku.. dengan begini aku akan tenang dan tugasku sudah selesai, jika sunghoon akan menjaga Hyun-jae sampai tua, aku akan senantiasa menjaganya dari jauh.. terimakasih banyak untuk segalanya, ketika kau membuka loker ini di samping kamera ada surat, berikanlah surat ini kepada sunghoon.. aku mengandalkanmu.. selamat tinggal" video itu berakhir dan heeseung kembali merasa bersalah
"Jake.. sebenarnya apa yang kau pikirkan.. Hyun-jae pasti akan membencimu jika kau mengatakan hal ini dan melakukan itu.. maafkan aku Jake.." ujar heeseung dan kembali menatap surat itu
Heeseung berniat akan memberikannya kepada sunghoon ketika ia sudah siuman
Hampir 4 Minggu berlalu, pernikahan? Keluarga Park dan Kim setuju akan mengundurkan acaranya sampai sunghoon pulih kembali. Heeseung yang masih membawa surat itu tanpa sepengetahuan Hyun-jae kini menatap sunghoon sendu
"Hei.. apa kau akan terus berbaring seperti ini? Jika aku sepertimu mungkin tulangku sudah jadi bubur.. kau bilang jika akan berjuang bersama-sama bukan? Lalu bagaimana jika kau membuktikannya? Sampai kapan kau akan seperti ini?"
"Apa kau tidak ingin melihat curhatan seorang yang sangat penting bagimu? Jangan membuatnya kecewa, bahkan ia menyuruhmu untuk menjaga Hyun-jae, ia mengandalkanmu untuk menjaganya! Bukan kau yang terbaring lemah seperti ini!" Ujar heeseung yang masih menatap wajah sunghoon yang pucat
Heeseung meninggalkan ruangan tersebut, Hyun-jae keluar rumah sakit ingin membeli makanan dan kini Sunghoon sendirian di dalam ruangan dan ada Niki yang menjaganya dari luar
Sunghoon mendengarkan apa yang heeseung katakan, perlahan jari-jarinya bergerak dan ia berusaha memulihkan kondisi tubuhnya saat ini
Setelah Hyun-jae kembali ke ruangan sunghoon ia melihat tidak ada perubahan kepada sunghoon, iapun makan makanan yang ia beli diluar
"Sayang.. bukankah kau menyukainya pancake? Aku membuatnya untukmu.." Hyun-jae tersenyum
"Aku lapar hihi, maafkan aku jika aku meninggalkanmu.. ada Niki yang selalu menjagamu diluar ruangan.. aku makan dulu ya.." tersenyum lalu memakan takoyyaki yang ia beli dan pancake yang ia buat
"Apa kau mau? Jika kau mau.. bilang yaa nanti aku suapin.." ujar Hyun-jae yang masih fokus kepada makanannya hingga tidak mengerti bahwa sunghoon sedang menatapnya lekat
"Aku.. hanya menginginkanmu sayang" ujar sunghoon yang masih lemah dan Hyun-jae sangat terkejut
"A-apa!" Kaget Hyun-jae dan sunghoon dengan santainya hanya tersenyum
"Dasar konyol!!! Kau membuatku khawatir!!" Hyun-jae menangis dan memeluk Sunghoon erat, dan sunghoon terkekeh lalu memeluknya
"Sudah jangan menangis.. apa kau tidak lelah menangis terus? Lihat matamu itu sangat merah dan bengkak" ujarnya yang menoel hidung Hyun-jae
Niki yang khawatir dengan Hyun-jae ia menerobos masuk dan ia pun terkejut lantaran sunghoon sudah sadar
"S-sunghoon? Kau.." dan sunghoon mengangguk
"Ayolah katakan berapa lama aku tertidur, mengapa semua orang mengkhawatirkanku" ujarnya yang terkekeh
"SUDAH KUBILANG JANGAN KONYOL!" marah Hyun-jae
Niki menghubungi heeseung jika sunghoon sudah sadar, dan ia segera mungkin pergi ke ruangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
love exists (END)
Teen Fiction"aku tidak akan percaya akan adanya cinta didalam hidupku" ucap park sunghoon yang ia sudah buta akan adanya cinta, tapi bagaimana jika sumpah yang ia ucapkan tidak seperti yang ia inginkan??