13. s-sunghoon

66 7 0
                                    

Sunghoon mengajak Hyun-jae di taman dekat sana, rasanya sangat sejuk dan nyaman untuk menenangkan pikirkan

"Ada apa?" Tanya Hyun-jae berada di sebelah sunghoon, dan sunghoon menatap wajah Hyun-jae yang lebih pendek darinya

"Hanya meninggalkan mereka saja.. apa kau tidak bosan melihatnya?" Tanya sunghoon yang berjalan ke jembatan yang ada di sana

"Emm kalo boleh jujur si.. memang bosen, sampai-sampai aku tersedak, terimakasih sudah memberiku minum"

"Lupakan itu.. aku hanya reflek tadi" jawab sunghoon ketus, tetapi Dimata Hyun-jae ia sangat menggemaskan

Beberapa menit kemudian ada keheningan diantara mereka, Hyun-jae tak membuka suara, justru ia menatap sunghoon karna sedari tadi ia melamun dan seperti ada yang ia pikirkan begitu berat

"Sunghoon?" Sapanya

"Ya?" Lamunannya buyar lalu menatap Hyun-jae

"Ada apa denganmu? Apa kau baik-baik saja?"

"Iya.."

"Jika kau ada masalah aku bisa menjadi tempat ceritamu.." ucap Hyun-jae dengan berani mengatakannya

"Haruskah aku menceritakannya?" Batin sunghoon binggung

"Aku percaya padamu Hyun-jae.." batinnya lagi dan mulai bercerita tentang masa lalunya

"Ternyata ini alasanmu menjadi seperti ini.." batin Hyun-jae yang tulus mendengarkan cerita

"Hmm.. bolehkah aku bertanya?" Tanya Hyun-jae ketika sunghoon telah menyelesaikan ceritanya

"Silahkan"

"Apa Soe akan kembali? Jika yang kau ceritakan ia meninggalkanmu pergi ke Eropa dan sampai sekarang tak kembali?"

"Ya.. tapi yang jelas, ia pasti kembali, aku tidak tau sampai kapan"

"Sunghoon.. lebih baik, ikuti kata hati dan pikiranmu.. kau tidak bisa memberatkan 1 orang yang terus menerus menghantuimu walaupun itu hanya sekedar mimpi, mimpi itu mengingatkanmu agar tak terulang kedua kalinya"

"Yang kau ucapkan itu memang benar Hyun-jae, terimakasih atas sarannya"

Hyun-jae mengangguk-angguk dan tersenyum

"Ada banyak alasan aku mencintaimu Hyun-jae, sampai-sampai tak tau harus mengatakan apa lagi" batin sunghoon menatap wajah Hyun-jae yang tersenyum manis

"Hyun-jae, kau pasti risih kan? Jika aku bercerita mengenai-" belum selesai melanjutkan Hyun-jae menyela

"Tidak.. justru aku senang, bisa mengenalmu lebih dekat" ucapnya tersenyum dan sunghoon mengangguk-anggukkan kepalanya

"Baiklah kita kembali?" Ajaknya

"Baiklah" susul Hyun-jae dari belakang















"Kau menikmati hidangannya?" Tanya sunghoon datar kepada heeseung

"Ya.. kenapa?"

"Yasudah aku mau pulang" ucap sunghoon berniat ingin meninggalkan tempat tetapi heeseung mencekam tangannya

Sunghoon melihat tangan heeseung memegang tangannya ia pun menoleh

"Mengapa kau-"

"Hei.. aku akan pulang bersama Hana.. jika kau pulang sendiri Hyun-jae bagaimana?" Ucap heeseung penuh tekanan agar Hyun-jae tidak mendengarnya
Hyun-jae malah asik berbicara dengan Hana

"Sengaja bukan?"

"Tidak, aku bersungguh sungguh.."

Sunghoon tak menjawab dan menunggu heeseung dan Hana pulang, Hyun-jae tidak masalah jika tidak ada yang bisa mengantarkannya pulang. Ia bisa naik bis walaupun tidak ada halte terdekat disana

Sunghoon memutuskan untuk menawarkan tumpangan pada Hyun-jae

"Untuk mengucapkan terima kasih aku akan memberikanmu tumpangan apa kau mau Hyun-jae?"

"Ayolah.. kau tidak perlu memberikan imbalan.." ucapnya tersenyum

"Cepat, pilih ya atau tidak"

"Apa tidak keberatan?"

"Tidak.."

"Baiklah aku mau, terimakasih sunghoon" ucapnya lalu pergi ke parkiran

"Kau membawa motor?" Tanya Hyun-jae

"Ya.."

Hyun-jae takjub melihat motor sunghoon yang hitam mengkilat, tadi ia sempat menceritakan jika ia akan menunjukkan jati dirinya kepada seseorang yang tepat, ia sama sekali tidak pernah menunjukkan apapun yang mewah kepada Soe karna ia sudah tau jika endingnya akan seperti ini



Hyun-jae takjub melihat motor sunghoon yang hitam mengkilat, tadi ia sempat menceritakan jika ia akan menunjukkan jati dirinya kepada seseorang yang tepat, ia sama sekali tidak pernah menunjukkan apapun yang mewah kepada Soe karna ia sudah tau jik...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Apa? Kau membawa 2 helm?" Tanya Hyun-jae

"Ku kira heeseung pulang bersamaku jadi aku membawakannya helm, eh ia malah pulang bersama kekasihnya" ucap sunghoon geleng-geleng kepala dan memakai helmnya

"Pakailah" memberikan 1 helm yang ia bawa dan menyodorkan ke Hyun-jae, ia sibuk memakai jaket dan sarung tangan hingga Hyun-jae kesusahan memakai helmnya

"Eee.. sunghoon.. bagaimana caranya memakai helm?" Tanya Hyun-jae yang berusaha memakainya lalu sunghoon memakaikan helm Hyun-jae

Setelah selesai semua Hyun-jae naik ke motor, ia sangat takut karna tak pernah menaiki motor setinggi ini

"Sunghoon aku takut"

"Kenapa?" Walaupun Hyun-jae berkata lirih tetapi tetap terdengar oleh sunghoon

"E.. a-t-tidak" ucap Hyun-jae terbata-bata

"Apa kau takut dengan apa yang kau tumpangi?"

"Jujur saja.. jujur tidak membuatmu rugi"

"I-iya hehehe"

Sunghoon hanya tertawa kecil mendengar perkataan Hyun-jae

"baiklah kita berhenti disini dulu" ucapnya yang menepi ke toko, ia merasa tak enak jika pergi kerumah Hyun-jae tanpa membawa buah tangan apapun

"Tunggu disini" ucapnya dan Hyun-jae menunggu sunghoon dimotor, ia turun perlahan untuk melampiaskan rasa takutnya, dan tak lama Sunghoon keluar

"Kau membeli apa?" Tanya Hyun-jae

"Kue untuk ibu jee"

"Apa?! Kau selalu saja seperti ini.. kau tak perlu setiap kerumah. Memberikan buah tangan" ucap Hyun-jae yang tak enak kepada sunghoon

"Tch, hei ini untuk ibu jee bukan untukmu.." ucap sunghoon memakai helm dan menaiki motornya

"Ya kan sama ajaa ibu jee adalah ibuku!" Ucapnya menaiki motor tanpa rasa takut seperti tadi

"Eehhh? Bukannya ibu jee adalah ibuku"

"Sunghoon!" Ucapnya mengerutkan keningnya dan melipat kedua tangannya di dada Hyun-jae berusaha mengontrol emosinya, sunghoon yang mengerti itu ia langsung mengegas motornya hingga Hyun-jae terjungkal kedepan dan memeluk Sunghoon tak sengaja

Pipi Hyun-jae memerah, sunghoon berhasil membuat Hyun-jae seperti kemarin

"M-maaf sunghoon" ucapnya ragu dan melepaskan pelukannya tetapi sunghoon menahan tangannya sehingga masih memeluknya































love exists (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang