42. epilog

57 7 0
                                    

Hari hari berlalu dan keadaan sunghoon membaik, kini tanpa berlama-lama ia tidak membuang-buang waktu dan tidak mengingkari janjinya kepada Hyun-jae agar segera menikahinya

Sunghoon yang tidak bisa tidur karna tidak sabar acara pernikahannya datang ia pun berkali-kali menyengir

Kini heeseung dan sunghoon tengah jalan dan berniat ingin pulang bersamaan dan mereka tak membawa motor, ingin menaiki bis tetapi mereka tau jika ini sudah larut malam

"Ayolah.. aku muak melihatmu menyengir seperti itu.." ujar heeseung yang sudah muak dengan sunghoon karna tingkahnya

"Apa kau tidak ingin menikah sepertiku heeseung?" Goda sunghoon dan heeseung hanya miliriknya sinis

"Hana sudah merayuku berkali-kali untuk aku menikahinya tetapi.. ayolah.."

"Ada apa?"

"Aku belum siap jika orang tuanya menyeramkan seperti itu denganku.." grutunya

"Hahaha coba saja kau ambil hati keduanya mungkin itu akan membuatmu diterima" ujar sunghoon yang menahan tawanya

"Sunghoon.. apa lukamu masih sakit?" Tanya heeseung yang tiba-tiba khawatir kepadanya

"Hmm jika dibilang sakit, iya.. tetapi sudah lumayan, Hyun-jae selalu menekankan aku memakai perban.. padahal aku tidak mau bahkan perban ini membuatku gatal" keluh sunghoon

"Hahaha kau harus mendengarkan apa yang istrimu katakan sunghoon, ia jauh lebih mengerti tentang kesehatan"

"Kau benar"

"Ah ya sunghoon.. Jake memberikanku ini untukmu.." heeseung memberikan isi surat Jake kepada sunghoon dan sunghoon hanya diam menatap surat itu

"Jake?" Dan dibalas anggukan oleh heeseung






Sunghoon pun membuka surat itu yang berisikan tulisan Jake

"Sunghoon.. selamat atas pernikahanmu.. aku berharap kau akan menjadi suami yang terbaik nomer 1 untuk Hyun-jae.. maaf jika aku selalu mengganggumu dan bahkan membuatmu benci kepadaku.. haha, kau pikir hanya kau yang mencintai Hyun-jae? Hyun-jae sudah bersamaku sejak kecil dan sekarang kaulah yang pantas untuk bersamanya hingga tua.. aku tidak peduli jika kau membenciku atau tidak.. aku hanya ingin kau menjadi kepala keluarga yang bisa membahagiakan keluarga kecilmu.. Hyun-jae sangat mencintaimu bahkan ia ingin keturunannya adalah darah dagingmu sendiri.. ini adalah jalan tuhan untuk aku yang tidak bisa bersamanya.. jadi aku mohon kepadamu, jaga keluargamu dari segala apapun, berbahagialah.. aku juga bahagia melihat kalian bahagia disini dan ingat sunghoon! Jika kau melukai Hyun-jae.. aku akan menerormu selalu.. ingat itu.. walaupun aku dalam bentuk tak terlihat. Aku selalu menjaga Hyun-jae hahaha.. baiklah tugasku didunia sudah berakhir.. aku tidak ingin kau mengecewakanku.. salam damai -jake-" sunghoon menutup kertas itu dan mengepalkan tangannya kuat

"Jake.." lirihnya














"Jake sudah mengerti apa yang ada pada dirimu sunghoon.."

"Jika saja Soe sudah aku habisi dari awal.. mungkin Jake tidak akan tiada" ujar sunghoon yang menatap lurus kedepan, dan heeseung memukul pipinya sangat keras

"HEESEUNG?! APA YANG KAU LAKUKAN HAH!" marah sunghoon dan menarik kera heeseung

"Apa? Hm? Jake mengorbankan nyawanya hanya karnamu.. APA KAU LUPA DISAAT KAU TERTANCAP PISAU? JAKE BERLARI KEARAH SOE DAN MEMBAWA SOE BERSAMANYA UNTUK MATI! APA KAU AMNESIA?!" marah heeseung dan sunghoon hanya terdiam

"Jake ingin kau menjaga Hyun-jae agar tidak ada bahaya diantara kalian! Bukan Jake yang menyuruhmu untuk mengembalikan nyawanya kau mengerti!!" Geram heeseung dan sunghoon hanya diam karna apa yang dikatakan heeseung itu benar

"Pikirkanlah apa yang sudah terjadi.. ingatlah pesan jake.. ia tidak ingin Hyun-jae semakin sedih jika kau terus menerus memikirkannya
















































































love exists (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang