3. PILIHAN

442 22 0
                                    

Jatuh cinta memang begitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jatuh cinta memang begitu. Hanya ada dua pilihan akhir, menyambut kebahagiaan atau menerima luka.

FLASHBACK ON

Penerbangan sore adalah pilihan Lea dan Alden hari itu. Bukan karena tidak bisa berangkat pagi, tetapi karena ingin menghabiskan waktu satu jam untuk tertidur di dalam perjalanan nanti.

Penumpang mulai masuk ke dalam pesawat, sudah duduk rapih di tempat masing-masing. Meski beberapa orang masih sibuk dengan barang bawaan mereka.

Lea dan Alden sendiri sudah duduk tenang pada kursi mereka. Meski ada perasaan takut, setidaknya mereka hadapi bersama, begitulah yang ada di pikiran Alden.

"Aku ke toilet bentar yaa, kebelet," ucap Lea, undang tatapan Alden.

"Aku temenin yah?" tawar pria itu dengan ekspresi khawatir khasnya.

Lea terkekeh, sebelum mencubit pipi Alden gemas.

"Ada-ada aja! Sebentar kok. Aku balik setelah take off," ucap Lea, buat Alden mau tidak mau lepaskan genggaman erat mereka.

Lea pergi dengan menahan mati-matian kristal bening di matanya agar tidak meluap. Ia tidak punya pilihan selain melakukan hal tersebut.

Alden terus menengok ke belakang. Mencoba menemuka Lea di tengah ramainya penumpang yang baru masuk. Para pramugari nampak sibuk, abai dengan panggilan Alden yang hendak minta bantuan.

Alden hampir menangis, kalau saja salah satu pramugari tidak segera memintanya untuk duduk tenang dengan memakai sabuk pengaman.

Alden masih berpikir positif, berharap Lea nya dapat kembali dan duduk di sampingnya. Nyatanya Lea tidak kembali, bahkan saat pesawat akhirnya sudah berada di ketinggian sekian, bangku di sampingnya tidak terisi siapapun.

"Dengan bapak Alden?"

Alden menoleh, begitu dengar namanya dipanggil. Ia dapati seorang pramugari tengah menatapnya.

Alden mengangguk, tidak sanggup berkata-kata. Karena tubuhnya sudah lemah karena perginya Lea.

"Ini ada titipan dari Mbak Lea,"

Mendengar nama Lea, Alden langsung menyambar lipatan kertas yang diberikan oleh pramugari tersebut. Tanpa menunggu lama, ia buka lipatan berbentuk buah hati  yang ia yakini hasil karya Lea.

Dear Alden,

Maaf yah Al. Sejak kenal aku, kamu jadi banyak susahnya, banyak menderitanya. Dari yang tadinya aku ga nganggap kmu sebagai pacar aku, aku bikin kamu sakit hati, malu sampai mutusin aku. Eh tiba-tiba balik lagi ngejar-ngejar kamu.

Aldenku sayang yang paling ganteng (salting ga?), Aku minta maaf yaaa udah bikin kamu sama mama kamu ga enakan. Aku udh bikin kmu jadi pembangkang, bahkan ninggalin kehidupan kamu di jakarta demi aku yang jahat ini.

Alden, aku udah bahagia banget untuk waktu 4 tahun kita ini. Aku dapat banyak pelajaran dan cinta dari kamu, udah cukup ya? Kita berhenti aja yah? Karna aku selama ini cuma pura-pura optimis Al. Aku udh tau kalau pada akhirnya ga akan ada kita lagi untuk jenjang yg lebih serius. Adek aku yang jaga yah? Sayang banget soalnya sama dia. Kamu cukup tetap bahagia sama keluarga kamu, sama pilihan mama. Aku bakal selalu dukung kamu as a sister or bestie? Aku sayang kamu banget-banget deh! Love you so much Alden Adnanda Kartawijaya, See you on top!

Azalea Putri

FLASHBACK OFF

Lea menghela napas, beri elusan pada perutnya. Ia tersenyum iklas. Pergi dari Alden merupakan pilihannya sejak awal, maka, biarlah ini jadi tanggungannya. Sakit hati dan kerinduan ini, ia yakin akan segera berakhir. Semoga.

"Sekarang hanya ada kita berdua, dek. Bisa yah bareng-bareng terus! Bahagia berdua!" ucapnya, usai seka airmata yang entah sejak kapan sudah membasahi pipinya.

 Bisa yah bareng-bareng terus! Bahagia berdua!" ucapnya, usai seka airmata yang entah sejak kapan sudah membasahi pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA LA LOST YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang