Gemilang masih sesenggukan, sementara Lea masih saja shock dengan kejadian barusan.
Taman yang ada di kompleks perumahan Sadewa, jadi saksi bisu ibu dan anak itu yang bersaut-sautan sesenggukan. Gemilang yang masih kaget karena ketakutan dengan keributan tadi, sedangkan Lea yang menangisi alur hidupnya dan Gemilang.
Sejak kecil, Lea harus menghadapi banyak kata-kata yang menyakitinya. Merendahkan keluarganya yang memang bukan termasuk kalangan berada. Sejak kecil pula, Lea terbiasa menangis sendirian usai dilabrak teman sekelasnya di belakang sekolah, atau karena ia dituduh mencuri. Tidak ada yang tahu tentang hal itu, sekalipun kedua orangtua serta ketiga abangnya. Azalea Putri yang mereka kenal adalah sosok penurut yang tidak pernah mengeluh, sosok yang tidak banyak omong maupun protes pada mereka. Berbeda dengan anak bungsu yang biasanya selalu dimanjakan, Lea sudah mandiri sejak SMP, ia membantu mempromosikan sekaligus jadi pengantar kue, membantu bisnis kue custom milik tantenya. Dari sanalah, Lea mendapatkan uang untuk jajan atau kebutuhan sekolahnya, sesekali ia mentraktir Ayah dan Ibunya kalau mendapat uang lebih.
Lea ini anak yang tertutup. Teman saja bisa dihitung dari jari, puluhan pun tidak sampai. Ia lebih sering dimanfaatkan kemudian dibuang, dibanding dianggap menjadi teman karena memang pure ingin membangun relasi dengannya.
Lea sudah terbiasa dengan semua ini, sudah sangat familiar dengan rasa sakit itu. Namun, Gemilang tidak. Putranya memang hadir karena buah keputusan gegabah dirinya dan Alden, tetapi, meskipun begitu kehadiran Gemilang tetap menjadi kebahagiaan untuknya. Mendengar penghinaan dari dua orang yang dulunya ia anggap seperti keluarga sendiri itu, buat Lea jadi menimang-nimang niatnya untuk membuka diri. Gemilang dunianya, poros hidupnya yang tidak ingin ia hancurkan atau sakiti, oleh karena itu Lea akan melakukan apapun untuk menjaga putranya, sekalipun merelakan kebahagiaanya, ia akan rela. Karena begitulah yang seharusnya seorang ibu lakukan untuk anaknya.
"Gemi, kalau dunia jahat sama kamu, tolong ingat kalau ibu akan selalu ada si samping kamu yah! Ibu akan selalu bela kamu, jaga dan lindungi kamu sampai nanti sudah saatnya ibu pergi. Kita bahagia yah sayang," ucap Lea, hapus airmata putranya yang sudah mulai tenang. Gemilang masih fokus dengan minumannya. Beruntung, tas Lea tidak ia lepaskan tadi, sehingga masih ada kebutuhan Gemilang yang bisa ia pakai.
Gemilang sudah selesai minum. Tangisnya sudah hilang, tapi, anak itu tidak seceria biasanya. Entah mengerti atau tidak, sepertinya Gemi turut merasakan atmosfer sedih sejak kejadian tadi.
"Gemi mau mam?" Lea coba bujuk putranya, tidak ingin keceriaan Gemilang pergi.
Gemilang menggeleng, masih dengan wajahnya yang murung. Lea kebingungan, walau akhirnya kembali tawarkan susu untuk anaknya.
"Mau mimi susu?" ucap Lea, menyodorkan dot berisi asinya pada Gemilang. Kali ini, Gemi menolak, hingga dot tadi terjatuh di atas rerumputan yang tumbuh di taman.
"Yasudah kalau Gemi ga mau. Ibu simpan yah," kata Lea, hendak mengambil dot tadi. Namun, sudah didahului sebuah tangan besar.
Lea terdiam. Dari sekian banyak kejutan dalam hidupnya, pertemuan dengan pria di hadapannya merupakan hal yang paling ia hindari. Apalagi kini ia bersama Gemilang.
"Papa"
Suara Gemilang, memecahkan keheningan diantara Lea dan Alden yang sudah duduk bersebelahan. Suara bayi itu sukses buat keduanya kaget bukan main. Lea yang heran mengapa Gemilang bisa mengenal Alden, sedangkan Alden yang tidak menyangka kalau putranya bisa mengenali dirinya.
"Iya sayang, ini papa," jawab Alden, sudah mengambil alih Gemi dari gendongan ibunya. Abaikan Lea yang masih mematung kaget.
"Gemi, sama bubu aja yah. Kita pulang!" ucap Lea, mulai panik karena Gemilang sudah memeluk erat leher Alden.
Melihat itu, Alden tentu saja menghindar. Tidak ingin momen pertemuan dengan anaknya digagalkan oleh Lea.
"Al, please! Aku cuma punya dia, bisa kasih ke aku kah? Aku mau pulang!" Lea semakin frustasi, ada banyak hal yang terjadi hari ini dan semuanya membuat hati dan pikirannya lelah.
Alden menggeleng, buat Lea hanya bisa menunduk. Tahan airmatanya, ia tidak boleh egois karena Gemilang juga berhak untuk merasakan momen kebersamaan bersama ayah kandungnya, tapi, Lea hanya terlalu takut kalau Gemilang dipisahkan dengannya.
"Le, let me explain everything!"
Lea tidak menggubris ucapan Alden, pikirannya berkecamuk. Banyak hal yang jadi beban pikirannya. Masalah dengan orangtua Sadewa, hingga pesan dari Susan, yang meminta dirinya untuk menjauhi Sadewa.
Kak Susan
Le, kakak tau kmu ga bakal
buat hal buruk buat Dewa
Kmu org baik Le, kakak sdh
Kenal kmu dari jaman SMAKakak minta tlg yah
Dewa anak cwok satu"nya Le
Dia calon pewaris keluarga, kalo
Dia nikah sama kmu, apa kata
Org" Le?Biaya Gemilang dan kamu, kakak
bakal bantu, asal kamu putus
hubungan sama Dewa.Kakak harap, kmu mengerti, Azalea
Lea lelah dengan semua itu, apakah ia dan Gemilang tidak bisa diberi bahagia? Apa penderitaan mereka belum cukup?
"Aku ga pernah ngira kita akan jadi kayak gini, Le. Aku yang tadinya selalu janji bakal sama kamu, aku yang tadinya siap ngelawan semua orang biar bisa sama kamu, malah jadi orang yang ingkar semua janji itu. Aku ga tau, harus jelaskan semuanya darimana. Aku sayang kamu dan Gemilang. Sayang banget, sampai-sampai aku ga bisa tenang sebelum ketemu kalian. Tapi, aku juga ga bisa bohong, kalau hatiku sudah ga ke kamu lagi. Aku ga bisa bohong kalau rasa nyamanku ke Sabrina bakal buat aku melepaskan kamu yang tadinya jadi pemeran utama di hatiku. Aku minta maaf untuk semuanya. Maaf karna aku ga pegang janjiku, dan maaf untuk hidupmu yang aku hancurin. Sekarang, sebagai permintaan maaf, aku bakal rawat Gemilang. Biarin dia hidup sama aku dan Sabrina. Aku akan jaga dia, pastikan semuanya terpenuhi. Kamu bisa bebas lakuin apa yang kamu mau, sebagai hadiah dari aku. Aku mau kamu lakuin semua yang ga bisa kamu lakuin selama sama aku. Le, kamu bebas. Biar aku yang rawat Gemi," ucapan panjang Alden, berhasil usik kesabaran Lea.
Lea tidak masalah dengan fakta itu, karena memang ia tidak lagi menaruh hati pada sosok yang dulunya ia puja itu. Tapi, memisahkan dirinya dengan Gemilang, tentu saja itu mengusiknya. Siapa Alden? Ayah kandung Gemilang? Memang. Tapi, sekalipun ia ayah kandung putranya, hak asuh Gemilang tidak akan pernah berpindah tangan dari Lea.
"Cukup Al! Aku capek sama semuanya, please jangan bikin ini makin rumit. Aku menghargai kejujuran dan niat baikmu, tapi, maaf. Untuk hak asuh anakku ga bisa kulepas. Gemilang sepenuhnya anak aku, milik aku karna aku yang mengandung dan merawat dia sampai sekarang. If you are happy with your life, then good for you. But, don't ruin mine! Aku bisa lepas perasaanku, tapi untuk Gemilang, aku ga akan lepas!" balas Lea, ambil paksa Gemilang untuk ia bawa pergi dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LA LA LOST YOU (END)
RomanceSeperti kata pepatah, akan selalu ada pelangi setelah hujan. Begitulah hidup Azalea Putri setelah kisah cintanya dihujani airmata sebelum hadirnya Gemilang. Banyak hal yang terjadi, buat Lea mati rasa. Tadinya ingin berontak, tapi salah jalan, alhas...