4. ILUSI RINDU

386 21 1
                                    

Diusia kandungan yang memasuki 7 bulan, pergerakan Lea semakin terbatas, makanya ia beranikan diri untuk menyewa suster dari rumah sakit, itu juga saran dokternya agar Lea tidak banyak lakukan hal berat serta ada yang memantau dirinya, mengingat s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Diusia kandungan yang memasuki 7 bulan, pergerakan Lea semakin terbatas, makanya ia beranikan diri untuk menyewa suster dari rumah sakit, itu juga saran dokternya agar Lea tidak banyak lakukan hal berat serta ada yang memantau dirinya, mengingat sudah tiga bulan tanpa Alden.

"Sus, udah sarapan?" Lea bertanya pada Sus Tiwi, suster yang diutus sang dokter untuknya. Suster Tiwi memang akan datang di pagi hari, sekitar pukul 7 pagi, dan pulang pukul 10 malam, usai memastikan Lea tidur dengan aman, selebihnya ia akan memantau Lea lewat telefon

Wanita yang disapa Sus itu mengangguk, Lea kembali melanjutkan suapan nasi gorengnya sebagai menu sarapan hari ini. Tangannya sibuk menggulir layar ponsel yang tampilkan beranda instagram.

Satu fakta tentang Lea, meskipun bersikeras untuk move on dari Alden, ia tetap memantau pria itu lewat instagram pribadi milik Andien, sang adik. Beberapa kali juga Andien mengirimkan DM untuk berterima kasih atau sekedar menceritakan tentang Alden tanpa ia minta.

"Mbak Lea, sus mau ke rumah sakit buat ngambil beberapa vitamin tambahan buat Mbak. Kalau lama telfon aja yah, ini juga jusnya jangan lupa diminum lho mbak," ucap Suster Tiwi, alihkan atensi Lea dari ponselnya.

Lea mengangguk patuh, sebelum keheningan kembali jadi temannya karena Sus Tiwi sudah menghilang di balik pintu.

Usai menghabiskan sepiring nasi goreng dan segelas susu hamil, Lea beranjak menuju ruang tengah, menyetel tontonan di TV dengan semangkuk buah segar sebagai snacknya.

Bel berbunyi, beberapa kali dengan suara yang lumayan menganggu.

"Siapa sih yang bertamu? Awas aja yah kalo orang ga jelas!" dumel wanita hamil itu, sebelum beranjak pelan menuju pintu utama.

Lea tidak lagi melihat monitor pintu, ia langsung membuka pintu apartemennya dengan perasaan dongkol. Hormon ibu hamil memang menguras semua kesabaran Lea, buat ia lebih sensitif dan mudah marah.

"Siap—Alden?!"

Lea mematung, ia terkejut bukan main. Alden yang berdiri di ambang pintu dengan wanita paruh baya di belakangnya sukses buat Lea lemas dan nyaris saja terjatuh. Untung, pria itu cukup peka untuk segera menopang tubuhnya.

"Ma, masuk aja! Aku bantu Lea sebentar," titah Alden, sebelum menuntun Lea untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Sayang, hey! Tenang oke?" pinta Alden, terus mengelus punggung Lea yang terlihat gemetar. Sementara sang mama buru-buru membuka botol air mineral untuk Lea.

"Kasih minum dulu Al!"

Alden menurut, pria itu beri sebotol air mineral untuk Lea.

Gelap. Hening.

Suara alat pendeteksi jantung kian jelas di pendengaran Lea. Penglihatannya mulai jelas usai ia paksa matanya untuk terbuka.

Rumah sakit? Infus?

Alden dimana? Lea bertanya dalam keheningan, coba putar kembali potongan kejadian sebelumnya yang jelas-jelas tampilkan sosok Alden di sana, hadir di apartemennya. Lantas, dimana pria itu sekarang?

Suara pintu terbuka, tampilkan sosok sus Tiwi, buat Lea menghela napas sebelum menangis dalam diam. Lagi-lagi, ia terbawa imajinasinya.

Dalam tangisnya, Lea merutuki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Alden bisa kembali padanya? Setelah ia putuskan untuk kembalikan pria itu ke tempat asalnya. Mama Alden pasti tidak akan buang kesempatan emas ini untuk tahan putranya di sana.

"Sus, saya mau sendiri dulu," ucap Lea, buat Sus Tiwi mengangguk patuh. Biarkan wanita muda itu selesaikan tangisnya dulu, karena setelah ini ada kejutan lain untuknya.

Lea, menangislah. Lepas sebentar topengmu, biar lebih lega dan kembali lapangkan hati untuk melepaskan.

 Lepas sebentar topengmu, biar lebih lega dan kembali lapangkan hati untuk melepaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA LA LOST YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang