Acara melepas rindu antara Sadewa dan Lea akhirnya usai. Mereka sudah puas salurkan rasa rindu lewat pelukan yang lumayan lama, serta kata-kata manis sebagai ungkapan rasa sayang. Mada yang mengintip dari celah pintu pun tersenyum. Tidak salah memang menghubungi Sadewa di saat seperti ini. Adiknya sudah lebih baik, jadi, ia biarkan mereka kembali saling mencintai seperti sebelumnya. Mada dengan segala tingkah ajaibnya memang patut diacungi jempol, ingatkan Lea untuk berterima kasih pada abangnya itu.
"Kamu langsung ke sini abis kerja yah?" selidik Lea, karena Dewa masih mengenakan pakaian yang biasa ia gunakan untuk ke kantor, bedanya penampilannya tidak serapih biasanya. Dasi yang ia kenakan pun sudah hilang entah kemana, sisakan kemeja dengan dua kancing terbuka.
"Hehe, ga bisa banget kalo aku bohong. Iya nih, tadi pas bang Mada nelpon, pas banget aku baru balik kantor. Yaudah, kebetulan dapet tiketnya penerbangan yang jam lima sore, jadinya aku gas aja," jelas Sadewa, dibalas anggukan Lea.
Sadewa masih setia memeluk Lea, meski wanita itu memintanya untuk ganti baju terlebih dahulu, tetap saja ia masih rindu pada wanita kesayangannya itu.
"Hows your day selama aku ga ada?"
Sadewa menerawang sebentar, sementara Lea sudah mencari posisi ternyaman untuk bersandar pada dada bidang Dewa. FYI, mereka sudah duduk di atas karpet bulu yang ada tepat di samping ranjang.
"Of course bad lah! Aku udah kayak duda yang ditinggal istri sama anak tau. Apart tuh sepi banget, aku apa-apa ingat kamu sama Gemi. Mau tidur, kamar ada wangi minyak telon Gemi. Mau mandi, body care kamu ada di toilet, buat aku kangen. Terus pas mau masak, malah keingat kalo kamu sering masakin aku. Paling parah semalam, aku dengerin playlist yang kamu kasih waktu itu, eh aku lupa kalau itu shuffle kan, malah ke play Yesterday auto ga mood masak akutuh,"
Lea terkekeh, usai dengarkan penjelasan Sadewa. Lelucon pria itu yang paling ia rindukan, selain aroma woody dan Citrus dari parfum Dewa.
"How about you?"
"Hmm aku ga ada yang spesial sih. Paling, tadi diajakin ke pantai sama Bang Jayden. Terus tiga bulan lalu, aku quality time sama Gemi dan papanya. All is well now. And yeah, I miss you everyday, De!"
Sadewa agak salting sebenarnya. Namun, ia tutupi dengan ekspresi sok cool khasnya yang justru buat Lea tertawa.
"Tau ga, aku abis ajuin surat pengunduran diri hehe," celetukan Sadewa, buat tawa Lea berhenti.
"Ga lucu yah, De bercandanya!"
"Serius sayang, aku sepuluh bulan lagi udah bisa berhenti kerja,"
"Bunda sama ayahmu pasti marah, apalagi kak Susan,"
"Aku ga mau peduli lagi. Aku sadar, kalau selama ini terlalu maksain diriku dengan ngelakuin yang mereka mau, bukan yang aku mau. Jadi, sekarang aku putusin buat ngikutin kemauanku sendiri. As long as kamu sama Gemi dukung aku, semuanya pasti bakal baik-baik aja!"
Lea menghela napas. Sadewa memang penuh kejutan. Ia harap, pria itu bahagia dengan keputusannya kali ini. Apapun itu, ia akan selalu mendukungnya, karena memang benar kalau Sadewa tidak pernah dibiarkan untuk mengikuti kata hatinya.
"Jadi, rencana kamu apa setelah resign?"
"Bikin bisnis otomotif mungkin,"
Lea sedikit kaget. Ia tahu, Dewa memang suka otomotif. Lebih tepatnya usai melihat abang dan ayah Lea mengelola bengkel mereka. Tapi, ini terlalu tiba-tiba, tidak terpikirkan sebelumnya.
"Role modelku emang Bapak. Ga salah kan mengidolakan calon mertua?"
"Kayak direstuin aja," balas Lea, dengan muka tengil khasnya.
"Jangan rese yah kamu!"
Huwaaa bubuu
"Kan, anaknya bangun! Sana tidurin lagi, aku mau tidur!"
"Sayangg..."
"Stop ngerengek Sadewa! Itu anakmu nangis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LA LA LOST YOU (END)
RomanceSeperti kata pepatah, akan selalu ada pelangi setelah hujan. Begitulah hidup Azalea Putri setelah kisah cintanya dihujani airmata sebelum hadirnya Gemilang. Banyak hal yang terjadi, buat Lea mati rasa. Tadinya ingin berontak, tapi salah jalan, alhas...