30. NIGHTMARE (2)

286 12 0
                                    

Sadewa terbangun dengan rasa pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sadewa terbangun dengan rasa pusing. Tubuhnya yang terasa lemas dan sedikit berat itu, ia paksa untuk duduk.

Beberapa saat menghabiskan waktu untuk hilangkan rasa pening, Sadewa akhirnya sadar kalau dirinya sedang berada di ruang rawat, dengan infus yang terpasang di tangan kirinya.

"Gimana keadaan kamu? Udah enakan?"

Perhatian Dewa teralihkan, berubah jadi tatap sang kakak yang kini menatapnya khawatir.

Dewa beri anggukan. Malas menjawab, sudah terlanjur kecewa. Karena, ia yakin kalau Susan lah yang menghasut kedua orangtuanya sehingga mereka tidak lagi menyukai Lea.

"Kamu kenapa sih, dek? Telat makan, banyak minum alkohol, ngerokok juga. Pasti ini karna Lea kan?"

Dewa tatap tajam kakaknya, tidak bisakah perempuan itu berhenti menjelek-jelekkan kekasihnya?

"Kakak yang kenapa. Seneng hancurin kebahagiaan Dewa? Seneng hasut ayah bunda buat benci pacar Dewa? Kakak lupa yah, kalau bukan karna Lea, kakak ga mungkin ada di hadapan aku dan masih bisa jadi dokter!" final Dewa, berhasil bungkam sang kakak.

Dengan kasar, Dewa cabut infus pada tangannya. Abaikan rasa sakit yang mulai terasa di sana. Ia tidak ingin buang-buang waktu, Lea lebih penting sekarang.

"Kemana kamu?" tanya Susan, begitu Dewa sudah sampai di ambang pintu. Wanita berjas dokter itu menahan lengan adik sematawayangnya.

"Lepas kak! Aku ga mau kasar sama kakak!" usai berkata demikian, Dewa kembali berjalan. Tangannya sibuk mendial nomor seseorang.

"Ada info?"

_"Ada De! Notif transaksi pembelian tiket pesawat. Ke bandara aja sekarang, harusnya mereka take off dua jam lagi,"'_

Tidak butuh waktu lama untuk Sadewa menemukan mobilnya. Usai menutup telfon dari temannya, Dewa bergegas ke parkiran rumah sakit. Persetan dengan keselamatan dirinya yang menyetir dalam keadaan lemas, bertemu Lea dan Gemilang yang selama ini ia tunggu lebih penting.

Seminggu lamanya, Sadewa meminta rekannya untuk melacak keberadaan Lea. Tidak peduli berapa banyak ia harus mengeluarkan uang, yang penting bisa bertemu dengan sang pujaan hati. Akhirnya, penantian Dewa berbuah manis, meski sempat dirawat karena keteledorannya, Dewa bisa dapatkan informasi dari temannya melalui riwayat transaksi rekening Lea.

"Lea, Gemi, tunggu yayah ya!" ucap Dewa, kini berhenti di lampu merah. Tatapannya kembali cerah, senyum mulai terlihat di wajah pucat itu. Membayangkan pertemuan dengan Lea dan Gemilang, berhasil membuat Sadewa kembali ceria. The power of orang-orang tersayang memang. Namun, bahagia Dewa harus kembali hancur, ketika pria itu tatap billboard yang tampilkan berita terkini itu.

"Breaking news, pesawat Nusantara Air dengan tujuan Denpasar Bali, jatuh di sekitar laut Bali ketika hendak mendarat di..."

Pikiran Sadewa semakin kalut, tangannya menekan klakson tidak sabar, ingin segera pastikan kalau berita tadi salah. Ingin pastikan kalau kesayangannya tidak naik pesawat tadi.

Tubuh lemas Sadewa, ia paksa untuk menyetir gila-gilaan menuju bandara. Begitu sampai di parkiran pun, keramaian tidak jadi penghalang pria dengan pakaian rumah sakit itu untuk berlari menerobos keramaian tadi.

"Permisi Mbak, tolong cek penumpang atas nama Azalea Putri dan Gemilang! Apa mereka naik Nusantara Air yang ke Denpasar Bali atau tidak?" ucap Dewa tanpa basa-basi, abaikan kerabat korban yang juga ingin bertanya pada petugas bandara.

Petugas tadi sibuk mengutak-atik  komputer di hadapannya, sebelum beranjak mengambil dua lembar kertas yang baru saja ia print.

"Daftar penumpang pesawat Nusantara Air"

Begitulah tulisan pada kertas yang baru saja tertempel pada papan pengumuman. Semua orang semakin berkerumun, Sadewa turut membaca dua kertas tadi. Berharap tidak ada nama Lea atau Gemilang di sana.

DEG

Dunia Dewa rasanya berhenti saat itu juga, begitu baca dua nama yang tidak asing baginya.

Azalea Putri
Gemilang Putra Abimanyu

Du nama yang buat hari-harinya indah sekaligus redup selama seminggu ini, terpampang jelas disana dengan keterangan hilang.

Sadewa menggeleng kuat, tubuhnya lemas ikut terdorong keluar dari kerumunan sampai limbung di sudut ruangan.

Sadewa menggeleng kuat, tubuhnya lemas ikut terdorong keluar dari kerumunan sampai limbung di sudut ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA LA LOST YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang