10. KISAH YANG TELAH USAI

380 17 0
                                    

"Sama seperti waktu SMA, mama Alden ga suka kami pacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sama seperti waktu SMA, mama Alden ga suka kami pacaran. Lebih tepatnya ga suka Alden dekat sama aku. Bedanya, Alden tau itu dan mutusin buat ngelawan mamanya. Kamu tau Alden kan? Dia selalu nurut sama mamanya, tapi hari itu dia beneran membangkang cuma karna aku ga diterima"

Lea ambil napas sebentar, karena sesak kembali menyapa. Masih terlalu berat untuknya menceritakan kisah pahit antara dirinya dan ayah kandung Gemilang itu.

"Dengar aku dipandang buruk sama mamanya Alden, buat Papa sama Mama jadi ikutan marah. Aku dilarang ketemu Alden, begitu pun Alden yang dilarang untuk ke rumahku. Kami terpaksa kabur ke Jogja. Aku yang akhirnya dapat kerjaan disini, dan Alden yang berhasil pindah tugas kesini"

Sadewa beri elusan pada jemari Lea, ia balas genggaman wanita itu tidak kalah eratnya, sebagai bukti bahwa ia ada di sana dan mendukung Lea sepenuhnya.

"Ini mungkin keputusan yang salah, karna kami pilih jalan yang salah buat dapat restu. Kami kalut, dan mikir mungkin kalau dengan hadirnya anak, mereka bakal luluh. Tapi, semuanya sama aja. Aku yang tiap hari merasa bersalah, karna Alden selalu aja diminta buat balik sama adiknya. Hubunganku sama mama papa pun beneran terputus setelah aku ke Jogja hari itu..."

Dewa rubah posisinya jadi mendekap Lea. Ia tahu kalau wanita kesayangannya itu sudah akan menangis.

"It's okay Le, I'm here for you," ucap Dewa, beri tepukan pada punggung Lea yang bergetar.

"Aku akhirnya sadar De, kalau kami ga ada harapan lagi. Ada dan ga adanya Gemi pun ga jadi alasan restu dari orangtua kami bakal berubah. Semuanya tetap sama, akhirnya aku putuskan untuk lepas Alden. Aku putuskan untuk urus Gemilang sendiri dan bahagia sama dia," final Lea, sebelum jatuh dalam pelukan erat Sadewa, tumpahkan sesak di dadanya yang selama ini ia pendam sendiri. Dewa, terima kasih sudah melegakan hati Lea.

'Ceritain ini aja kamu masih nangis, Le. Gimana aku bilang tentang kabar Alden di Jakarta?' batin Sadewa masih setia memeluk Lea.

Lea masih terluka. Luka yang ia peluk rapat-rapat nyatanya belum sembuh. Masih basah dan sakit seperti saat pertama itu tercipta. Kadang, ia suka berandai, jika saja ia juga dari kaum atas yang sederajat dengan Alden, kisah mereka pasti akan jadi bahan iri orang-orang. Andai saja, khayalan itu berbayar, Lea pasti sudah habiskan banyak uang untuk berkhayal.

Lea sadar diri, tidak mungkin ada harapan untuknya dan Alden. Makanya, ia putuskan untuk rawat Gemilang dengan baik, kubur kisahnya dan Alden yang sudah lama usai.

Azalea, cinta memang tidak mudah. Meski jatuh cinta bisa semuda membalikkan telapak tangan, tetapi selalu ada perjuangan yang harus dibayar untuk sebuah kebahagiaan.

"Kita udah selesai, De. Aku putuskan untuk simpan Alden jadi pelajaran hidup. Gemilang aja udah cukup buat aku. Makanya, aku selalu mau ngasih semua yang Gemi minta. Gemi duniaku, Gemi alasanku masih ada di sini haha," Lea berucap, usai lepas pelukannya. Meski menangisi kisahnya yang menyakitkan, ia benar-benar serius untuk membahagiakan Gemilang.

Azalea, kamu hebat! Kamu berhak bahagia, tolong jangan korbankan bahagiamu lagi ya? Kali ini, peluk semua bahagia yang datang, karena kamu sudah cukup berjuang.

Azalea, kamu hebat! Kamu berhak bahagia, tolong jangan korbankan bahagiamu lagi ya? Kali ini, peluk semua bahagia yang datang, karena kamu sudah cukup berjuang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA LA LOST YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang