37. ALL IS WELL

297 11 0
                                    

Teriknya Yogyakarta, kembali menemani hari-hari Lea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teriknya Yogyakarta, kembali menemani hari-hari Lea. Meski ia masih ingin menghabiskan waktu di Bali, pekerjaan Sadewa tidak bisa ditinggal lama-lama, apalagi pria itu keukeh ingin pulang bersama Lea dan Gemilang.

"Dewa, ini udah jam berapa? Kebo banget sih kamu, siap-siap ga?!" teriakan Lea, akhirnya kembali memenuhi apartemen sunyi itu. Buat Sadewa yang sedang merapihkan rambutnya terkekeh, sebelum beranjak keluar kamar.

"Ngapain peluk-peluk? Sana sarapan! Nanti telat Dewa, kamu disiplinnya udah ga ada lagi yah sekarang?" Lea kembali mengomel, ketika Dewa dengan santainya memeluk wanita yang sedang mencuci beberapa peralatan memasak di dapur.

Gemilang? Bayi itu sudah dibawa oleh Laksamana sejak pagi-pagi tadi, kangen katanya. Beruntung, Gemilang sedang tidak dalam mode bucin ke Sadewa. Jadi, Laksa bisa membawa bayi itu dengan leluasa. Walau masih harus mengabari Lea tiap lima menit.

Sadewa dan Lea makan dalam diam, sesekali Dewa mengeluarkan gombalan alay andalannya, buat Lea terkekeh sekaligus Geli karena sempat merindukan hal tersebut.

"Aku berangkat yah, nanti baliknya agak sore soalnya mau ketemu beberapa temenku buat bahas bisnis otomotif. Nanti aku kabarin, baik-baik yah di apart kal—"

"Kalo ada apa-apa kabarin. Iya Dewa, aku bakal kabarin kok. Sana ngantor, yang semangat yah sayang!" potong Lea, sebelum beri kecupan pada pipi Sadewa lalu berlari masuk ke dalam apartemen dengan pintu utama yang ia tutup secara tiba-tiba.

"Ada-ada aja," gumam Dewa, sebelum beranjak menuju lift.

Usai kepergian Sadewa, Lea kembali pada rutinitasnya. Lima bulan tinggalkan apartemen, buat wanita itu memutuskan untuk menata ulang beberapa dekorasi dengan yang baru. Tidak lupa menempelkan polaroid foto pertumbuhan Gemilang selama lima bulan terakhir ini, pada bingkai berukuran sedang yang memang sengaja ia siapkan khusus untuk menyimpan kenangan anaknya.

"Kamu udah gede yah Gem? Aduh ibu belum siap," ucapnya sedikit mellow, sambil melihat foto-foto yang tertempel di sana.

Ting...tong...

Bel apartemen yang berbunyi, buat Lea sudahi acara mellow nya. Wanita dengan pakaian khas rumahan itu, beranjak menuju pintu utama. Mungkin, Gemilang sudah pulang, pikirnya.

Ceklek

"Eh, kak Susan?"

Lea sedikit kaget, melihat keberadaan Susan di hadapannya. Entahlah, selain ketiga abangnya, tidak ada lagi orang lain yang tahu lokasi apartemen mereka. Lantas, mengapa Susan bisa sampai di sini? Kilasan memori tentang bagaimana sakitnya kata-kata Susan yang meminta dirinya untuk tinggalkan Dewa pun kembali singgah dalam pikirannya. Namun, Lea masih tetap sosok yang baik hati. Maka, ia persilahkan Susan untuk masuk ke dalam apartemen mereka.

"Dewa udah berangkat kerja dari tadi kak. Dia lagi ga di apart," ucap Lea, usai sajikan teh hangat untuk Susan.

Susan tersenyum tipis, sebelum menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Lea. Jemari lentik itu elus lembut tangan Lea.

"Le, kakak minta maaf ya," ucap Susan. Yang berhasil buat Lea terkejut  bukan main. Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba Susan meminta maaf padanya? Apa ini ada kaitannya dengan Sadewa yang tiba-tiba mengundurkan diri?

"Maafin kakak untuk semuanya Le. Kakak ga tau diri banget kan? Bisa-bisanya minta kamu menjauh dari Sadewa, bisa-bisanya kakak lukai harga diri kamu hanya karna hasutan tante Jessica. Kakak lupa kalau kamu orang yang berjasa atas kelangsungan hidup kakak," Susan kembali bersuara. Kalau boleh jujur, Lea sama sekali tidak marah. Sungguh.

"Kakak ga perlu minta maaf. Lea ngerti kalau kakak mau yang terbaik buat Dewa. Dewa anak cowok satu-satunya yang tentunya jadi kesayangan kalian semua. Kalau Lea jadi kakak pun, Lea bakal lindungi Dewa seperti yang kakak lakukan. Jadi, ga ada yang perlu disalahkan dan minta maaf di sini," balas Lea, buat Susan langsung memeluknya. Siapa sangka, sahabat adiknya yang sejak jaman sekolah dulu selalu memintanya untuk jadi kakak angkat Lea, sekarang sudah tumbuh dewasa dengan pemikiran yang luar biasa Dewasa juga.

"Kakak bangga sama kamu, Dek! Thanks for being my lil sister since now," final Susan, jadi penutup acara minta maaf mereka.

Seperti kata Lea, tidak ada yang perlu minta maaf dan disalahkan. Karena sejatinya, seseorang akan lakukan berbagai hal untuk lindungi orang tersayangnya. Entah itu menyakitkan atau tidak.

Azalea, hatimu selalu teduh dan memaafkan. Semoga, bahagiamu bertahan untuk waktu yang lama yah!

 Semoga, bahagiamu bertahan untuk waktu yang lama yah!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA LA LOST YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang