17. YOU, HIM, & ME

284 14 2
                                    

Lea cukup terkejut dengan ucapan Sadewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea cukup terkejut dengan ucapan Sadewa. Ia tidak begitu peduli dengan ungkapan sayang cowok itu sejak jaman sekolah, karena ia kira itu hanya bentuk sayang sepasang sahabat saja.

"Aku udah berhenti harusnya Le. Aku ikhlasin kamu waktu itu. Tapi, aku ga bisa tahan lagi pas tau tentang pernikahan Alden sama Sabrina. Ia, Sabrina mantan terakhir Alden sebelum balik sama kamu lagi. Sabrina yang sempat geser posisi kamu waktu itu. Aku emosi, aku marah sama diriku yang biarin kamu jatuh ke Alden sampai sejauh ini. Kembali ke Jogja pun bukan semata-mata karna aku ditempatkan di sini, melainkan karna aku mutusin buat ga lagi mundur. Aku mau maju jadi orang terdepan yang jagain kamu,sayang kamu, cintai kamu dan selamanya sama kamu. Cringe? Iya ini cringe banget kedengarannya, tapi aku serius. Boleh ga aku minta kamu buat lupain Alden? Aku ga mau lihat kamu sakit hati lagi, Le. Aku beneran ga mau lihat ada airmata yang kamu keluarin untuk orang kayak dia,"

Sadewa tutup percakapan mereka dengan pelukan erat untuk Lea. Wanita itu membalasnya, meski menangis dalam diam di pundak Sadewa.

Lea ini terlalu baik. Terlalu mudah pula menaruh hati, ia tulus dan tidak akan pernah main-main soal perasaan. Jadi, mudah disakiti. Tapi, Sadewa sudah berjanji kalau ini adalah kali terakhirnya.

"De, aku tau Alden udah nikah sama Sabrina. Aku tau dia sudah bahagia di sana, berhenti dari kepolisian buat wariskan bisnis papanya. Aku tau De. Aku ikhlas kalau memang ini sudah takdirnya. Sejak punya Gemi, hidupku ga lagi tentang Alden. Memang aku sakit hati, sakit banget ga bohong. Tapi, aku ga mau lagi peduli. Toh kami juga sudah banyak menentang takdir, mungkin ini saatnya sadar. Sadewa, terima kasih. Aku ga tau harus bilang makasih kayak apa ke kamu. Terima kasih, buat semuanya De. Terima kasih karna udah bersedia temani aku di masa-masa sulit ini, terima kasih karna sudah bersedia jadi sosok ayah untuk Gemilang dan karna sudah sayangi kami. Kalau memang ini takdirnya, bantu aku yah De. Bantu aku untuk kasih hati aku sebagai hadiah untuk kamu. Bantu aku cinta sama kamu sebesar rasa kamu ke aku, Sadewa"

Sadewa menangis. Ia tidak pernah berniat untuk manfaatkan kondisi ini sebagai alasan agar Lea menerimanya. Tetapi, mendengar kalau Lea sudah lebih dulu tahu kebenarannya, buat Dewa tenang. Ingatkan pria itu untuk berdoa sambil bersujud nanti. Karena, Tuhan begitu baik padanya.

"Terima kasih juga, Le."

Senandung lagu Love of My Life milik Queens jadi pengisi sunyinya apartemen malam ini. Gemilang yang sudah tertidur buat yayah dan bubunya bebas habiskan waktu berdua di balkon kamar.

Lea dengan piyamanya, serta Dewa dengan gitar yang ia petik malam ini.

Beberapa saat lalu, percakapan serius mereka telah usai. Terganti dengan tawa keduanya karena mata yang sama-sama sembab sehabis menangis.

Sejak dulu, orang terdekat mereka selalu menentang status sahabat yang mereka klaim. Mencap mereka bohong karena tidak seperti sahabat pada umumnya. Mungkin, ini jawaban dari semuanya, mereka tidak ditakdirkan untuk menjadi sepasang sahabat, melainkan sepasang kekasih.

"Abis ngegombal kok mukanya gitu?" Dewa bertanya, usai nyanyiannya selesai. Sementara Lea, merubah wajah murungnya dengan senyuman kemudian menggeleng.

"Gapapa De, cuma kepikiran," balasnya.

Sadewa kembali menghela napas.

"Dari dulu yah, kebiasaan banget sembunyiin sedihnya sendiri. Aku ga bakal cepu atau judge kamu lho sayang. Biar lega, ga ada salahnya cerita,"

 Biar lega, ga ada salahnya cerita,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA LA LOST YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang