16. THE FEELING

276 17 4
                                    

"Le, besok Gemi kita titip ke day care boleh ga? I really have something to tell you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Le, besok Gemi kita titip ke day care boleh ga? I really have something to tell you. Dan aku ga yakin kalau kamu bakal baik-baik aja setelah semuanya. Boleh ga?"

Perhatian Lea yang tadinya fokus pada Gemilang, kini beralih pada Sadewa. Pria berkemeja putih polos itu, kini duduk di sampingnya, sambil sesekali ikut mengawasi Gemilang yang asik dengan mainannya.

"Serius banget ya? Apa ga bisa malam ini aja? Aku masih ga bisa percayakan Gemi di day care. Apalagi dia jarang sama orang lain selain kita berdua," jawab Lea, lirik Gemilang dan Dewa bergantian.

Dewa hela napas pelan, sebelum beri anggukan. Ia tahu, Lea tidak akan mudah membiarkan putranya dengan orang baru.

"Yaudah. Tapi, tunggu Gemi sekalian tidur aja yah?"

Lea mengangguk setuju, sebelum kembali fokus dengan sang anak. Sementara Sadewa sibuk tatap pujaan hatinya dengan perasaan campur aduk. Bingung harus jelaskan bagaimana, meski ia tahu Lea akan tetap sakit hati pada akhirnya.

Tidak butuh waktu lama bagi Gemi untuk tertidur. Usai bermain bersama, sambil dinyanyikan oleh Sadewa, bayi gembul itu sudah jatuh tertidur di pangkuan sang ibu. Buat Lea tersenyum, sedangkan Dewa yang makin gugup dengan apa yang hendak ia obrolkan dengan Lea.

"Udah siap ngobrolnya De?"

Kedatangan Lea, lengkap dengan pertanyaan wanita itu, tarik Dewa dari lamunannya. Ia bahkan tidak menyadari kalau Lea sempat pamit untuk bawa Gemi ke kamar.

"Janji dulu, kamu harus dengar aku sampai selesai!"

Lea mengangguk saja, bingung dengan Dewa yang tiba-tiba mode serius begini. Padahal, sejak membahas Alden seminggu lalu, pria itu tampak lebih santai walau sesekali kedapatan sedang melamun di balkon.

"Aku agak bingung mau jelasin ke kamu dari mana. Seperti yang kamu tau, aku sebenci apa sama Alden, bahkan sejak tau kalian berdua dekat dan pernah mantanan dulu. Aku ga sepenuhnya benci Alden karna perlakuan dia ke kamu, aku udah benci dia dari lama. Alden itu sepupu jauhku Le. Aku ga sedekat itu sama dia, tapi aku tau dia seperti apa. Aku tau kamu sempat dimainin sama dia, ditarik ulur, sebelum akhirnya kalian beneran saling komitmen. Aku benci Alden yang bahkan dengan sikapnya yang nyakitin kamu, tetap jadi pemenang hati kamu. Sejak dulu, aku ga pernah bohong tiap kali bilang I love you ke kamu, karna emang I mean it! Aku sayang kamu lebih dari sahabat. Dan, aku temenan sama kamu karna memang dari awal sudah jatuh cinta sama kamu Le,"

Sadewa beri jeda sebentar. Harusnya ia menatap Lea dengan berani, tapi apa boleh buat, ia pun tidak sanggup. Jadilah, dirinya yang menunduk di hadapan Lea.

"Aku coba relakan kalian, karna kamu yang selalu excited tiap cerita, aku tutup semuanya dengan benci Alden supaya kamu ga lagi bahas dia, jadi hatiku ga begitu sakit tiap dengar cerita kamu yang dibahagiain sama dia. Aku ga tau harus apa Le, udah coba dekat sama beberapa cewek juga sejak kita pindah di kota yang beda buat kuliah, tapi, hatiku kayak cuma klop sama kamu. Didukung dengan bunda yang tiap liburan tanyain kabar kamu. Aku nekat, aku susul kamu ke jogja setelah ketemu bang Jay. Tapi, lagi-lagi aku harus liat kamu sama Alden bahagia berdua, ditambah aku tau kehamilan kamu. Disitu aku rasanya udah beneran pasrah sama semuanya. Pasrahin perasaanku, asal kamu bisa bahagia,"

 Pasrahin perasaanku, asal kamu bisa bahagia,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA LA LOST YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang