Seminggu lamanya setelah ketidakhadiran sus Tiwi, Lea benar-benar kerepotan dengan anaknya.Gemilang di usia 3 bulan benar-benar aktif. Anaknya juga beberapa kali rewel ketika Lea sedang mengurusi pesanan. Sepertinya ia butuh seseorang untuk membantunya, kalau saja Alden di sana, sudah pasti pria itu akan menghandle urusan menjaga Gemilang.
Lea menggelengkan kepalanya, fokus mendorong stroller Gemilang yang sore ini ia bawa untuk berjalan-jalan di taman.
"Gemi suntuk yah di apart terus?" ucap Lea, dibalas celoteh khas bayi oleh Gemilang.
Lea terkekeh, sebelum putuskan untuk duduk di bangku taman, biarkan Gemilang minum asi dari dotnya dengan tenang.
Tatapan Lea jatuh pada pemandangan sekitar, ada banyak sekali keluarga yang sedang menghabiskan waktu di taman, sepasang suami istri dengan anak mereka adalah yang paling mendominasi. Di sisi kanan taman, ada sepasang ayah dan anak yang sibuk bermain bersama. Buat hati Lea sedikit terenyuh. "Gemi nanti jangan iri yah sama teman-teman yang punya papa, Gemi juga punya, bedanya kita ga bisa seatap aja. Kalau sudah waktunya pasti ibu ceritakan tentang ayah kok," ucap Lea, beri usapan pada pipi gembul anaknya
Tanpa Lea sadari, seseorang sudah ada di sana, mendengar celotehannya barusan dengan hati yang sama hancurnya.
"Le, kamu sering kesini sama Gemi?"
Lea menoleh ke kiri, tempat Sadewa berdiri dengan senyum manis khasnya
"Apartku juga dekat sini. Sekarang lagi bawa Gemi jalan-japan, agak suntuk di apart terus dia"
Dewa mengangguk paham, sebelum ambil tempat di sisi kanan Lea yang masih kosong untuk ia duduki.
"Berat yah Le?"
Pertanyaan Dewa, buat Lea terdiam. Wanita dengan banyak beban di pundaknya itu mengangguk pelan. Iya, berat. Hidupnya kelewat berat untuk dihadapi sendirian. Untung ada Gemilang yang buat dirinya kuat.
Dewa bawa tubuh Lea dalam dekapan hangatnya. Sebagai sahabat dekat wanita itu, Dewa sudah hafal dengan gerak-gerik Lea. Azalea Putri yang ia kenal masih sama. Masih suka sembunyikan luka lewat senyumnya, dan masih suka korbankan bahagianya demi orang lain.
"It's okay Le, kamu boleh nangis buat lepas semuanya. Lepas semua sakitnya biar lega yah?" ucap Dewa, sambil usap lembut punggung Lea yang bergetar.
"Gemi harus sehat yah, biar bisa gantikan uncle buat peluk ibu kamu. Ga boleh sedih juga yah Gemi, om selalu siap jadi sosok ayah buat kamu kok," ucap Dewa, beri elusan lembut pada pipi Gemilang.
Sadewa tatap sosok Lea yang sibuk tenangkan Gemilang, sosok yang selalu jadi tempatnya bercerita sejak jaman SMA itu nampak sangat cocok dengan gelar barunya sebagai seorang ibu.
Gemilang yang terjaga, buat Lea mau tidak mau memutar otak untuk buat bayi lucu itu tertidur. Jam sudah tunjukkan pukul sembilan malam, tapi, bayi mungilnya itu masih saja segar padahal tadi diajak main bersama Dewa setelah sampai di apartemen mereka.
🎶Slipping through my fingers all the time
I try to capture every minute
The feeling in it
Slipping through my fingers all the time
Do I really see what's in her mind
Each time I think I'm close to knowing
She keeps on growing
Slipping through my fingers all the timeSometimes I wish that I could freeze the picture
And save it from the funny tricks of timeSlipping through my fingers...
Slipping through my fingers all the time
School Bag in hand, she leaves home in the early morning
Waving goodbye with an absent-minded smile... 🎶
KAMU SEDANG MEMBACA
LA LA LOST YOU (END)
RomanceSeperti kata pepatah, akan selalu ada pelangi setelah hujan. Begitulah hidup Azalea Putri setelah kisah cintanya dihujani airmata sebelum hadirnya Gemilang. Banyak hal yang terjadi, buat Lea mati rasa. Tadinya ingin berontak, tapi salah jalan, alhas...