15. RAHASIA

277 14 5
                                    

Sadewa menghela napas untuk kesekian kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sadewa menghela napas untuk kesekian kalinya. Tidur sambil memeluk Lea memang bukan hal baru baginya. Tapi, tidur dengan pikiran yang berkelana tentu saja jadi hal baru.

Sadewa tidak tahu, sejauh mana Lea disakiti oleh Alden dan keluarganya. Ia juga tidak pernah mendapatkan jawaban tersebut ketika mencoba menanyakan pada Lea. Tapi, itu sudah pasti berat untuk seorang Azalea yang sejak dulu selalu jadi alasan dirinya tersenyum itu.

Sejak memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta, Lea tidak lagi aktif berkabar dengannya. Dewa juga sibuk dengan pekerjaannya, sampai tidak begitu sadar akan perubahan Lea yang bahkan sampai sempat lost contact dengannya.

Pertemuan kembalinya dengan Lea pun menjadi luka untuk Sadewa. Melihat Lea dengan perut besar kala itu, berjalan berdua dengan Alden di taman sambil sesekali tertawa. Terlihat sangat bahagia untuk dipisahkan oleh perasaan sepihak yang ia miliki.

Ia kira, Lea akan bahagia bersama cowok yang tidak lain adalah sepupu jauh Sadewa itu. Ternyata, ia salah. Sejak dapat kabar kalau Alden pulang ke Jakarta untuk menikah dengan gadis pilihan mamanya, rasa benci kian menjadi. Apalagi percakapan singkatnya dengan Alden, semakin buat Dewa benci pria itu.

FLASHBACK ON

Sadewa tatap sosok berpakaian rapih di sudut balkon hotel. Tempat yang jadi smoking area itu terlihat sepi, hanya diisi oleh mempelai pria yang sibuk menyesap sebatang rokok sendirian.

"Acaranya udah kelar?"

Kalimat pertama yang diucapkan Sadewa, berhasil alihkan perhatian Alden yang terlihat melamun.

Alden mengangguk. Tidak begitu akrab dengan sepupu jauhnya yang berlabel sahabat dari sang kekasih, Azalea. Ah, apakah masih bisa ia sebut kekasih? Ketika dengan hebatnya ia meninggalkan Lea dan menikahi perempuan lain?

"Seneng tinggalin pacar sama calon anak?"

Alden kaget, reflek menatap Sadewa. Ia dan Lea sudah sepakat untuk sembunyikan kehamilan wanita itu dari siapapun, termasuk teman dan sahabatnya. Karena mereka tidak ingin membahayakan si kecil jika terjadi sesuatu yang buruk.

"Chill! Lea ga cerita. Gue yang lihat langsung pas kemarin ke Jogja," ucap Sadewa, yang kini mati-matian tahan diri untuk tidak tonjok wajah yang selalu dibanggakan oleh Lea itu.

"Don't tell anyone De! I beg you,"

"I will, but what will you do with Lea?"

Alden kembali diam, usai dapat pertanyaan dari Sadewa. Ia pun masih bingung dengan keputusan apa yang akan ia ambil. Kalau boleh jujur, ia sangat menyayangi Lea dan anak mereka. Tapi, di sisi lain, Alden tidak bisa bohong kalau enam bulan kembali dipertemukan dengan Sabrina, sang mantan kekasih. Perasaannya mulai tergoyahkan. Brengsek? Mungkin akan cocok untuk jadi nama tengahnya.

"Jangan egois Alden! Ada yang hidupnya udah lo bikin hancur," tegas Sadewa, mulai tidak sabar ingin memukul sepupu jauhnya itu.

Alden menghela napas. "Gue bisa apa De? Ini soal perasaan, it will sound like a shit. But, I love both of them. Lea as well as Sabrina. Gue ga bisa lepas salah satunya, ataupun miliki keduanya. Tapi gue ga akan lepas Lea gitu aja,"

Cukup sudah kesabaran Sadewa. Dengan segala kesal dan rasa bencinya, ia beri pukulan membabi buta pada Alden yang tidak melawan sama sekali. Biarkan cowok itu tergeletak di sana.

"Jangan coba-coba sakitin Lea atau jadiin dia yang kedua. Bajingan kayak lo emang dari awal harusnya ga pernah dipertahanin sama Lea. And I fucking regret for letting she love you this far! Fuck you and your mother Alden fucking Kartawijaya!" ucap Dewa, sebelum pergi dari sana.

FLASHBACK OFF

FLASHBACK OFF

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA LA LOST YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang