"Deg! Batin reval.
"Apa rora dengar pembicaraan gue?batinnya sembari menelan saliva nya susah payah.
"Val,panggil rora yang kini berdiri tepat dihadapan reval.
"Kok bawel banget sih jam segini?tanya reval sembari mengalihkan topik dari aurora.
Reval berjalan ke arah balkon dan mendudukkan bokoknya tepat disalah satu sofa panjang yang ada di balkon kamarnya.
"Val....rengek rora sembari mengikuti reval.
"Kenapa ra?tanya reval lembut.
"Gue haus.Mau ambil minum,siniin kuncinya.ucap rora yang tampaknya sudah sadar akan pintu yang terkunci kembali.
Reval malah menarik tangan aurora lembut,membuat perempuan cantik ini menurut.
"Sini.ucap reval sembari menepuk pahanya.
"Ck.gue haus bukan mau duduk.Jawab rora.
"Makanya nurut kalau mau minum.loe haus kan?tanya reval sembari melirik botol air minum di meja samping sofanya.
Aurora pun mengangguk.
Mau tak mau,rora nurut dengan duduk dipaha reval.Membuat wajahnya penuh menatap pria dingin berstatuskan suaminya.
"Siniin minumnya.Ucap rora.
Reval mengambil botol air tersebut,lalu meneguknya hingga membuat rora menggerutu.
"Gue yang_...
ucapannya terputus saat reval menarik tengkuk rora dan memberikan air tersebut lewat mulutnya.
"Glek.Tampak rora menelan air tersebut.
Reval tersenyum manis sembari mengusap lembut bibir mungil aurora.
"Udah kan minumnya?tanya reval dengan kerlingan senyumnya.
Rora memukul pelan dada reval yang malah mendapat pelukan dari reval seolah reval memeluk boneka teddy bear.
"Masuk ke dalam ra,ini masih tengah malam.Di luar dingin.ucap reval sembari memeluk aurora.
Rora menggelengkan kepalanya.
"Gue mager mau jalan kedalam.Ucap rora pelan dengan mata yang tertutup.
Reval menunduk melihat kearah rora,lalu mengecup kepala Aurora.
"Ya udah tidur dipelukan gue biar hangat.Ucapnya.
Tak lama,terdengar nafas rora yang sudah teratur kembali menandakan bahwa rora telah tertidur.
"Gue cinta ke loe,tapi gue bingung dengan diri gue sendiri.Tapi gue akan pertahanin loe gimana pun cara gue ngelakuinnya.Gumam reval yang terus menerus mengecup kepala rora.
*****
Pagi pagi sekali Reval mengirimkan pesan pada kiara agar hari ini semua urusan kantor dia yang mengurus.
Dan untuk janji dengan klien sengaja Reval membatalkannya,karna hari ini ia hanya ingin menghabiskan waktu santai bersama Aurora.
Dari tadi reval terus memandangi wajah damai aurora yang masih tertidur pulas.
"Cantik.batin Reval.
Ia tak memungkiri jika perempuan yang saat ini masih betah ia pandangi memang benar benar cantik,bahkan wajah lembutnya mampu meluluhkan dinginnya sikap Reval.
Rora mengerjapkan matanya.Sosok yang pertama ia lihat adalah Reval yang setia memandanginya.
"Astaga...bukannya bangunin gue.omel rora.
"Lanjut gih tidurnya.Jawab reval sembari mengelus elus punggung rora.
"Gimana gue bisa tidur lagi,sementara gue belum buatin sarapan loe.Gerutu rora sembari bangkit dari sofa.
"Gue gak masuk kantor,ra.jawab reval.
"Loh kok??kenapa?tanya rora dengan hidung yang sudah memerah.Sepertinya...wanitanya ini terserang flu.
Reval menarik pelan hidung mancung rora.
"Karna loe mulai flu dan buat gue khawatir.elak reval.
"Oh.jawab rora sembari berjalan menuju kamar saat melihat kunci yang tercantol di sana.
"Cuma jawaban "oh" doank?aurora ziffa anaya???!ulang reval kesal sembari menatap aurora yang akan memutar kunci.
"Terus gue harus apa sih sayang?tanya aurora dengan menambahkam embel embel sayang dikalimat akhirnya.
Reval mengulum senyumnya.
"Dih,loe melting ya?tanya aurora sembari masuk ke kamar dan cepat cepat kabur ke kamar mandi,karna ia yakin reval pasti mengejarnya.
Dan benar saja,terdengar gedoran pintu kamar mandi dari luar.
"Brak...brak...brak...,gedor reval dari luar kamar mandi.
"Rora....jangan jadi istri laknut loe.ucap reval.
"Apa val....gak denger.teriak rora.
"Ck,bisa bisanya sih gue melting disituasi yang gak tepat.gumam reval sembari melangkah lagi ke balkon kamar
●●●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
AROGANTSI REVAL 2
General Fiction"Lepasin tangan loe,niel.Ucap Reval saat melihat Daniel menarik tangan Aurora dengan lembut tepat dihadapan Reval. Daniel seolah menulikan telinganya dengan ucapan suami dari Aurora Ziffa Ananya yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Merasa ucapan...