Di ruang Tv,Aurora tengah memangku laptop di pahanyanya.Jika di katakan ia tengah serius mengerjakan skripsinya,tampaknya hal itu tidak sepenuhnya benar.Sebab,aurora hanya mencari alibi saja menghindari reval jika pria itu pulang.
Katakanlah aurora terlalu PD dengan hal ini,namun dirinya tetap harus mengantisipasi dengan cara ini,cara termudah menurut Aurora.
"Brummm.....
Terdengar suara mobil Reval masuk kedalam garasi.
Aurora mulai memasang tampang fokus ke layar laptop,seolah ia tak menyadari kepulangan reval.
Reval melangkahkan kaki masuk kedalam rumah.Dari pintu utama,bisa Reval lihat rora fokus dengan laptopnya hingga langkah kakinya pun tak Rora sadari.
"Ra...panggil reval.
"Hmmmm...sahut rora yang terus menatap layar laptop miliknya.
"Segitu seriusnya,sampai gue manggil cuma di jawab gitu doank.batin reval.
Reval langsung melangkahkan kakinya hendak ke lantai dua,namun langkahnya terhenti saat melihat sesuatu di meja makan.
Reval mematung saat melihat hiasan pada cake tersebut.Hati nya mencolos,saat baru saja ia tau bahwa perempuan yang berstatuskan sebagai istrinya,berulang tahun tepat dihari ini.
Ada perasaan tak enak bahkan perasaan campur aduk yang reval rasakan saat ini.Jujur,ia tak tau harus berkata apa.
Kakinya melangkah ke arah rora duduk saat ini.Dari belakang,Reval hanya mampu memeluk leher rora dan mengecup pipinya tanpa mampu mengucapkan "selamat ulang tahun"untuk rora.
"Val...gue gak bisa napas loh.Ucap rora.
"Tidur,jangan terlalu malam ngerjakan nya.Ucap reval.
"Dammmmm!!!
Hanya kalimat ini yang diucapkan reval.Sungguh,bukan ini yang rora tunggu.Tak bisakah pria ini mengucapkan happy birthday untuknya?
Rora tersenyum getir,mengusap lembut punggung tangan reval.
"Loe istirahat duluan.Entar kalau apa,gue susul.Ucap Rora dengan mata berkaca kaca yang tentu saja tidak diketahui oleh reval.
"Gue naik keatas duluan.Ucap reval sembari mengecup kepala rora.
Setelah reval naik kelantai atas,senyum itu pun tak tampak lagi dibibir mungil rora.Ia membekap mulutnya sendiri dengan tangannya agar tak mengeluarkan suara sesegukan kesedihannya......
****
Rora duduk dimeja makan menatap cake yang ia beli sendiri.Sekali lagi,rora mengucapkan kalimat itu untuk dirinya sendiri.
"Happy birthday to me,sehat selalu,amin.Ucapnya sembari memakan cake yang ia sendok.
Tatapan kosongnya serta air mata nya yang mengalir sudah cukup menjelaskan rasa sakit tepat dihari ulang tahunnya.
Andai ia bisa berkata jujur segampang itu pada ibu dan ayahnya,pastilah sudah Aurora lakukan sejak awal pernikahannya bersama Reval.
Namun nyatanya,Aurora memikirkan semuanya.Ia tak ingin menjadikan masalahnya sebagai beban untuk ibu dan ayahnya yang tinggal di kampung.
Sementara Reval tengah bingung didalam kamarnya.Ia terus berputar putar didalam kamarnya,berjalan mondar mandir sembari berkacak pinggang.
Semua kejadian hari ini benar benar diluar dugaannya.
"Arrrrrgggghhhtttt...teriak Reval dengan suara kecil sembari menjambak rambutmya frustasi.
▪☆☆☆☆▪
KAMU SEDANG MEMBACA
AROGANTSI REVAL 2
General Fiction"Lepasin tangan loe,niel.Ucap Reval saat melihat Daniel menarik tangan Aurora dengan lembut tepat dihadapan Reval. Daniel seolah menulikan telinganya dengan ucapan suami dari Aurora Ziffa Ananya yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Merasa ucapan...