BAB 33

111 3 9
                                    

"Brummm...

"Brummm...

Motor Daniel masuk ke halaman Villa miliknya.

"Mas daniel.ucap sang bibi pengurus Villa saat Daniel sudah menghentikan motornya.

Rora turun dari atas motor,setelahnya Daniel membuka helmnya dan turun dari motor miliknya.

"Iya bi.Ucap Daniel.

"Loalah,ada cah ayu toh ucap si bibi.

Rora pun tersenyum ramah.

"Bi,Daniel titip adik Daniel ya untuk beberapa hari disini.ucap daniel.

"Kok cuma beberapa hari aja mas daniel?tanya si bibi.

"Rora masih ada pekerjaan bi.sahut rora.

"Sini cah ayu,bibi antar kekamar.ajak sang bibi.

"Iya bi,nanti rora manggil bibi ya.Mau bicara bentar sama kak daniel.ucap rora sopan.

"Yo wes,bibi ke dalam dulu ya cah ayu.pamit sang bibi sopan.

"Ra,kamu tenangi pikiran dan hati kamu dulu disini.Kamu tenang aja,ini villa pribadi kakak.Gak ada yang tau tampat ini.Kalau kamu merasa sudah baikan,kamu bisa nelpon kakak untuk kakak jemput.jelas daniel.

"Kakak harap,kamu tidak gegabah ngambil keputusan untuk rumah tangga kamu dan Reval.Lanjut daniel.

"Makasih ya kak.Udah mau rora repoti.ucap rora tak enak.

Daniel hanya tersenyum.

"Kamu langsung masuk kedalam.Kalau ada perlu apapun jangan sungkan minta bantuan bibi.Untuk pakaian,bibi telah meyiapkan semuanya.Kakak sudah minta tolong ke bibi untu menyiapkannya.

"Kakak langsung balik ngumpul bareng kak aska dan kak rio.
Lanjut daniel sembari menaiki kembali motor sportnya.

"Hati hati kak.ucap rora saat melihat daniel mulai melajukan motor sportnya.

***

Sejak tadi ponselnya terus saja berdering.Ya Amara lah sang penelpon.

"Ngapain sih jalang loe nelpon gue.Batin Reval sembari berjalan menuju mobilnya.

Tak ada niat dari Reval untuk menjawab panggilan dari Amara yang entah sudah keberapa kalinya.

Ia kembali menyetir mobilnya menuju kediamanannya bersama rora yang selama ini mereka tempati.Mungkin saja rora telah sampai di rumah,batin Reval.

"Angkat telpon gue Revallllll.Geram Amara didalam kamar Apartmennya.

"Bangsatttt! Maki Amara saat panggilannya tak juga dijawab oleh Reval

Kini motor sport Daniel memasuki parkiran salah satu swalayan di pinggir jalan.

Daniel memang sengaja masuk ke swalayan membeli beberapa cemilan agar Rio dan Aska tak banyak bertanya.Mungkin saja Reval bahkan sudah berada bersama mereka.

Cukup banyak cemilan dan beberapa jenis minuman kaleng yang dibeli Daniel dengan alasan agar lebih seru nonton pertandingan bola malam ini.Dirasa cukup,daniel segera ke kasir untuk membayar.

"Semuanya Rp 550.000 mas.Ucap petugas kasir.

"Daniel menyerahkan uang tunai,membayar cemilan dan minum kaleng yang baru saja ia ambil.

"Terimakasih mas.Ucap sang petugas kasir.

"Sama sama mbak.ucap daniel sembari bergegas keluar menuju parkiran dimana motor sportnya terparkir.

"Brummmmm....

Daniel kembali melajukan motornya menuju Apartmen Aska.Sudah jelas,akan ada segudang celoteh pertanyaan dari kedua sahabatnya itu.Namun,bukan Daniel namanya jika ia tak menyiapkan jawaban jitu untuk menghadapi Aska dan Rio .

"Tin...tin...

Klakson mobil Reval tepat didepan pagar rumahnya.

Bergegas sang satpam membukakan gerbang untuk Reval.

Reval langsung saja memarkirkan mobilnya dalam garasi.Kini,ia melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

Baru saja ia masuk kedalam ruang tamu,suara perempuan paruh baya telah menyambutnya.

"Mana menantu mama.Ucap Maria pada sang putra.

"Rora...masih dikampus ma.Bohong Reval.

"Berani kamu bohongi mama Reval?ucap Maria kembali.

"Mana rora menantu mama?tanya maria kembali pada sang putra.

"Rora...em_,ma....,em_

Reval bingung harus menjawab apa pada kedua orang tuanya.

Ya,Maria ngotot memaksa Valentino Ricardo untuk kerumah putranya,karna maria sendiri yang harus memberi pelajaran pada sang putra,setelah ia melihat hot news pagi ini.

"Mana menantu mama Reval?ulang maria.

"Rora...._

"Plak!!!

Ucapan Reval menggantung karna tamparan sang mama.

Begitu keras tamparan yang diberikan oleh Maria Arista hingga telapak tangannya memerah.

Valentino Ricardo bahkan harus mengelus pundak sang istri beberapa kali seolah menenangkan Maria yang tampak begitu emosi menghadapi putra semata wayang mereka.

"Ma...tegur ricardo pada sang istri.

Namun sepertinya Maria sengaja menulikan telinganya hingga ia mengabaikan teguran sang suami.

Terlihat jelas emosi yang masih meluap pada diri Maria,bahkan kini nafasnya pun tak beraturan,seolah ritme nya yang sejalan dengan emosinya yang belum bisa ia redahkan.

"Mama benar benar kecewa sama kamu,Val.Ucap Maria tepat diwajah sang putra.

"Apa kamu pernah melihat papa mu menyakiti mama seperti yang kamu lakukan pada Aurora?ha?teriak maria

"Apa pernah kami mendidik mu seperti ini?teriak maria kembali.

"Jawab mama reval...jawab.....!!! Teriak maria.

Maria menggelengkan kepalanya saat sang putra tak kunjung menjawab ucapannya.

"Pa,lebih baik aku kehilangan putra ku,dari pada aku melihat dia menyakiti Aurora.Ucap Maria pada suaminya yang tak lain adalah Ricardo Valentino dengan mata memerah menahan rasa kecewanya yang teramat terhadap sang putra.

"Ma...ucap Reval

Ya,hanya kata itu yang keluar dari mulut Reval.

Maria memalingkan wajahnya dari sang putra.

"Jika kau tak bisa membawa Aurora kembali sebagai menantu mama,jangan pernah kau menginjakkan kaki mu lagi di keluarga Ricardo valentino.ucap Maria.

"Kita pulang pa.Ucap maria melangkahkan kakinya meninggalkan kediaman reval.

Reval pun merosot lemas dilantai.Kakinya seakan tak mampu menopang tubuhnya.Bagaimana jika ia benar benar tak bisa membawa kembali aurora ke istana pernikahan mereka.Batin reval frustasi sembari menjambak rambutnya.

****






AROGANTSI REVAL 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang