BAB 16

63 4 0
                                    

Rora masuk kedalam kamar tidurnya dan mengunci pintu kamar.Ia berjalan didepan cermin,air matanya lolos begitu saja.

"Kenapa loe tega val ke gue.gumam nya.

Setelah berdiam diri,Reval bergegas mengambil asal baju dan celana dilemarinya.Secepat kilat ia memakai pakaiannya.

"Tok..tok..tok...

"Ra...panggil reval.

Tak ada sahutan dari dalam kamar rora.

Dengan buru buru rora membasuh wajahnya.Ia tak ingin terlihat menyedihkan dihadapan Reval

"Ra....rora....panggil reval dengan ketukan pintu lebih keras.

"Klek.rora membuka pintunya.

"Kenapa Val?tanya rora seolah tak terjadi apa pun.

Reval melihat rora dari ujung kepala hingga kaki.

"Mau kemana?tanya reval.

"Gue baru inget harus cari referensi,val.Soalnya hari ini gue udah absen gak masuk kampus.Ucap rora yang tak menampakkan raut marah ataupun sedih.

"Gue antar.Selah reval.

"No...no...no...gue perginya naik motor.Lagian bukan di satu tempat aja val.Gue juga udah janjian sama kiki.Elak rora membuat alibi.

"Gue pergi dulu.Ucap rora pamit.

Entah mengapa rasanya saat mendengar rora mengucapkan kata pergi,seolah ia akan meninggalkan reval.

"Ra...panggil reval sembari mengejar rora hingga lantai bawah.

Rora berhenti.Ia menguatkan hatinya sebelum membalikkan badannya menghadap reval

"Val,sorry gue gak sempat nyiapin makanan buat loe,tapi nanti gue minta tolong ke minah.ucap rora mengalihkan pembicaraan yang entah apapun yang akan dibahas reval nantinya,sembari dibubuhi senyuman.

"Gue pergi dulu misua.....ucapnya kembali yang memang ingin menghidar dari Reval.

Reval tak mampu membalas ucapan rora.Entah mengapa,bibirnya terasa keluh.

Sementara rora,tampak mengusap matanya yang berair,saat ini rasanya ia ingin menangis sejadi jadinya tanpa harus terlihat menyedihkan dihadapan Reval.Pria yang mempersuntingnya setahun yang lalu.




****

Jika ditanya apa saat ini rora tengah mencari referensi untuk skripsinya,sudah pasti jawabannya tidak.Karna saat ini,rora tengah duduk dihamparan lapangan yang biasanya tempat dimana khalayak umum bermain layang layang.

Tatapannya kosong,dengan matanya yang berkaca kaca.Ia bahkan tak mampu mengutarakan bagaimana suasana hatinya saat ini.

"Mungkinkah ini jawaban dari perubahan sikap reval sebelumnya?batin Rora mulai bergejolak.

Ingin menyalahkan keadaan,namun tidak mampu rora lakukan.Karna,ia sendirilah yang memilih bertahan sejak awal.

Mau berkeluh kesah pada kiki sang sahabat,rasanya ia terlalu egois.Sebab kiki juga dipusingkan dengan kondisi sang ibu.

Terdengar helaan nafas yang begitu berat darinya.

"Kak daniel.Batin rora.

Pikirannya pun berputar,teringat dengan kejadian dimana Daniel dan Reval bertengkar.

"Apa mungkin kak daniel tau hal ini?

Pertanyaan inilah yang muncul di benaknya.Jika iya,maka ia pun tak bisa marah pada Daniel atau pun menyalahkan pria tersebut.Karna baginya,Daniel sosok yang baik meskipun sikapnya sama dinginnya dengan Reval.

Rora melihat ponselnya yang sengaja ia nonaktifkan sejak tadi.Tak ada niatan sedikitpun darinya untuk mengaktifkan ponselnya saat ini.Toh pastinya reval tengah bertemu dengan Amara.Sosok perempuan yang merengek manja di telpon hari ini.

Ukiran senyum terbingkai tipis dibibir mungilnya.

"Gue akan terima ini semua,jika ini memang jalannya.Gumam rora untuk dirinya sendiri.

"Hati,tolong kuat.lanjutnya bergumam.













••••••••

AROGANTSI REVAL 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang